Page 11: Bittersweet

1.2K 199 10
                                    

“please stop
I can’t hate you and
I can’t love you either
Please stop saying that you will run away”

“please stop I can’t hate you and I can’t love you either Please stop saying that you will run away”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minho tak pernah merasa sekeras kepala ini sebelumnya. Kemarin pagi ia akhirnya bertemu dengan keluarga Jisung. Hanya Ibu dan Ayahnya. Dan rasanya ia bisa mengerti ketakutan Jisung ketika melihat mereka dengan kedua matanya sendiri.

Mereka datang saat Jisung dan Minho baru selesai sarapan. Minho bersikeras menginap di rumah Seungmin dan pemuda manis itu tak bisa melakukan apapun selain mengizinkannya. Seungmin merasa seperti melihat dirinya dan Hyunjin ketika ia melihat Minho dan Jisung.

Empat hari setelah Jisung kembali ke rumahnya, pemuda itu tak kunjung pergi ke sekolah.

Ini hari kelima dan Minho bertekad untuk pergi ke rumah Jisung sendirian tanpa memberitahu Felix atau Changbin terlebih dahulu. Sepulang sekolah ia menyempatkan untuk pergi ke toko bunga dan memilih sebuket bunga terbaik untuk soulmatenya. Beberapa blok dari rumah Jisung terdapat sebuah toko bunga yang sederhana dan manis.

Sebuket bunga lili putih telah ia dapatkan. Dengan langkah lebar ia berjalan menuju kediaman Jisung. Jantungnya berdebar tak karuan sejak semalam. Ia berharap bahwa itu adalah pertanda baik dan ia bisa bertemu dengan soulmatenya.

Pemuda itu tiba dan mendapati rumah Jisung begitu sepi. Beberapa tetangga yang lewat terlihat berbisik-bisik. Minho sempat menangkap mereka mencibir orangtua Jisung sebagai orang yang begitu egois karena tega membuat kedua anak mereka menderita.

Ia meremas buket lili di genggamannya sedikit lebih kencang. Dengan rasa penasaran yang tinggi ia menghampiri seorang wanita tua yang tinggal tepat dihadapan rumah Jisung.

“Permisi, apa aku mengganggu nenek?”

Wanita itu terlihat sedikit kebingungan melihat buket bunga di tangan Minho. “Ya? Maaf, pendengaranku sedikit terganggu..”

Minho tersenyum manis dan mendekati pagar rumah sang wanita tua. “Apa nenek melihat keluarga Han selama beberapa hari terakhir? Lampu di teras mereka menyala, jadi kupikir mungkin mereka sedang pergi.” Jelasnya. “Aku ingin bertemu dengan temanku, tapi aku tidak bisa menghubunginya.”

“Oh,” wanita itu tampak terkejut. “Apa kau teman putra keluarga Han?”

“Iya.”

Tangan wanita tua itu bergerak gelisah. Alisnya turun dan ia tampak agak ragu untuk menyampaikan sesuatu.

“Apa seseorang di sekolah belum memberitahumu?”

Kening Minho berkerut samar. Ia menggeleng. “Tidak. Apakah terjadi sesuatu?”

Wanita tua itu menatap Minho penuh simpati. “Maaf untuk menyampaikannya padamu, tapi semalam putra mereka meninggal dunia. Keluarga Han sedikit tertutup, jika saja aku tidak mendengar suara putri mereka mungkin aku tidak akan tahu adiknya meninggal semalam.”

Genggaman Minho pada buket lili ditangannya kian melemah. Telinganya terasa berdengung.

Dan hal terakhir yang diingatnya adalah genggaman Jisung yang terasa dingin di permukaan kulitnya.

Sore itu.

Untuk yang terakhir kalinya.



TBC

sonder || minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang