23♥

13.7K 407 156
                                    

"Masalah bukan untuk dihadapi dengan kasar, tetapi disikapi dengan sabar."

-rhmdina

••••

Dipagi hari, Bella rasa tubuhnya lemas sekali, pusing, dan panas. Bahkan matanya sedikit sembab akibat nangis kemarin malam. Meskipun tubuhnya kurang sehat, ia tetap memaksakan diri untuk berangkat ke sekolah.

Bella sudah berseragam dengan rapih karena Alfi sudah menunggunya di ruang tamu sedari tadi. Ia pun segera keluar kamar untuk menghampiri Alfi agar tak lama menunggunya.

"Ayok berangkat." ajak Bella sambil menalikan sepatunya.

"Gak sarapan?" tanya Alfi.

"Enggak, takut sakit perut." jawabnya tanpa senyum sedikit pun.

Mereka pun berjalan menuju halaman rumah Bella dan masuk ke dalam mobil. Tak lupa, mereka berpamitan terlebih dahulu dengan Tia.

Di sepanjang perjalanan Bella hanya diam saja, tak mengeluarkan sepatah kata pun, karena tak ada topik yang harus dibicarakan. Bahkan, dirinya pun malas sekali jika berbicara dengan Alfi karena kejadian kemarin.

"Kamu kenapa? Kok mukanya pucet? sakit?" tanya Alfi.

"Gapapa." jawabnya singkat.

"Ohh,"

"Itu mata kenapa sembab? Habis nangis?" tanya Alfi sambil menatap tepat pada mata Bella. Bella pun terdiam sebentar untuk mencari alasan.

"Enggak, ini gara-gara nonton drakor yang sad ending." jawab Bella sambil mengalihkan pandangan. Alfi pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum menandakan bahwa ia percaya. Tetapi ia sedikit aneh dengan sikap Bella saat ini, yang selalu menjawab singkat, dan jarang tersenyum.

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di sekolah. Baru saja Alfi dan Bella keluar dari mobil, tiba-tiba saja Rina datang menghampiri Alfi. Lagi-lagi ia teringat kejadian itu.

'Pagi-pagi gini lo udah bikin badmood.' batin Bella.

"Kak Alfi, itu dipanggil Pak Herman di ruang guru." ucap Rina.

"Bel, aku ke ruang guru dulu ya bentar, kamu ke kelas aja duluan." ucap Alfi sambil mengacak-acak puncak rambut Bella. Bella pun mengangguk lesu sembari tersenyum tipis. Alfi langsung berjalan bersama Rina menuju ruang guru. Sedangkan Bella berjalan ke kelasnya sendirian sambil menunduk dan menghentakkan kakinya ke tanah karena kesal. Tak lama kemudian, tiba-tiba saja Rakha datang disampingnya sambil menepuk pundaknya.

"Heyy! Lo gapapa kan?" tanya Rakha dengan senyuman manisnya.

"Gapapa kok, cuman pusing dikit."

"Get well soon ya! Pokoknya lo harus sehat oke, strong!" ucap Rakha sambil mengangkat satu kepalan tangannya ke udara dan mencubit pipi Bella dengan gemas.

"Aduh Kha, lepasin! Sakit tau!" kata Bella sambil melepaskan tangan Rakha yang mencubit pipinya. Rakha pun melepaskan cubitannya.

"Nahh gini dong, jangan diem-diem bae, kayak lagi kecepirit aja lo." ucap Rakha. Bella pun tertawa ketika mendengar kata 'kecepirit' yang artinya 'pup di celana'.

"AHAHAHA, lo kali yang kecepirit," jawab Bella sambil tertawa. Rakha pun tersenyum, akhirnya usahanya berhasil membuat Bella tertawa.

'Gue rela ngelakuin apa aja biar lo bahagia, gue seneng liat lo ketawa kayak gini dibanding lo pendiem kayak tadi.' batin Rakha.

"Heyy! Jangan melamun." ucap Bella sambil menepuk pundak Rakha.

"Eh enggak kok."

"Yaudah gue masuk kelas dulu ya."

A Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang