|4|

2K 139 5
                                    

Pelajaran sedang berlangsung serius, tidak ada yang berbicara, semua menyimak dengan baik-baik apa yang sedang guru mata pelajaran kali ini jelaskan. Karena biasanya setiap pelajaran selesai, guru itu akan memberikan soal dan menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan soal yang ia berikan. Jika siswa yang ia tunjuk tidak bisa mengerjakan, maka siswa 'beruntung' itu akan mendapatkan minus di nilainya dan seluruh siswa tidak boleh keluar sebelum ada yang berhasil menjawabnya.

Dan kebetulan sekali, mata pelajaran yang dibawa guru ini adalah Kimia. Dia bernama, Orochimaru. Guru Kimia yang berhasil mendapat penghargaan tinggi dari pemerintah karena berhasil membantu membuat obat terhadap sebuah penyakit yang waktu itu belum ada obatnya, dan beberapa penghargaan lainnya. Terkenal killer kedua setelah Ibiki.

Tapi Sasuke tidak bisa fokus terhadap pelajaran. Matanya sesekali melirik seseorang yang berada di seberang bangkunya.

Si gadis culun yang dibicarakan orang-orang, Haruno Sakura.

Hari ini Sasuke telah pindah ke bangku baru, karena bangku sebelumnya adalah bangku milik Haruno Sakura yang ia tempati beberapa hari yang lalu ketika ia tidak masuk sekolah dan belum ada bangku baru untuk Sasuke.

Sasuke tak berhenti menilai Sakura dari atas ke bawah dari bangkunya. Ia tidak habis pikir, apa alasan Haruno Sakura itu berpenampilan culun dan betah di bully seperti yang di dengarnya di sepanjang koridor. Di saat seluruh gadis berusaha berpenampilan semenarik mungkin, memilih gaya yang mengikuti zaman agar tidak disebut kuno, gadis ini malah sebaliknya.

Merasa ada yang memperhatikan, Sakura menoleh kearah Sasuke. Ia mengangguk kaku sambil tersenyum kecil dengan cepat, lalu kembali memperhatikan pelajaran.

Sasuke menaikkan sebelah alisnya.

'Apa yang barusan gadis itu lakukan?' Batinnya.

"Baiklah, pelajaran sudah selesai dan saatnya aku mengetes pemahaman kalian. Siap tidak siap kalian harus siap." Kata Orochimaru yang menjadi kalimat horor bagi para siswa.

Sebagian siswa ada yang meneguk ludahnya, berkeringat dingin dan was-was jika seandainya mereka lah yang ditunjuk.

Orochimaru mulai menghapus papan dan para murid kembali membuka pelajaran barusan, berusaha kembali memahami pelajaran dengan wajah panik.

"Argh! Sial!! Aku tidak paham bagian ini!" Gumam Naruto panik. "Jangan sampai aku ditunjuk ttebayo."

Berbanding terbalik dengan Naruto, Sasuke bersikap lebih tenang. Ia hanya membaca sekilas catatannya. Tidak ada rasa khawatir yang berlebih jika seandainya Orochimaru menunjuk nya, ia sudah paham. Sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil untuk belajar pelajaran berikutnya saat malam hari.

Orochimaru sudah selesai menulis, ia berbalik dan menatap satu persatu siswa-siswi di kelas itu dengan tenang. Sedangkan siswa-siswi sekarang sedang berdoa supaya bukan dia yang ditunjuk.

"Kau, Haruno Sakura."

"E-eh?" Sakura tergagap ketika namanya dipanggil Orochimaru. Sedangkan siswa lain bisa bernapas lega.

"Maju dan kerjakan soal ini."

Sakura meneguk ludahnya menatap soal yang diberikan Orochimaru dari tempat duduknya, ia berdiri dan maju ke depan.

"Semangat Jidat." Bisik Yamanaka Ino ketika Sakura melewati bangkunya.

Sakura mengambil spidol dari tangan Orochimaru, menatap sekali lagi soal di papan, lalu ia mulai menulis jawabannya. Awalnya ia sedikit ragu, tapi perlahan ia bisa mengerjakan dengan lancar.

"Su-sudah, Sensei." Ucap Sakura sambil mengembalikan spidol ke tangan Orochimaru.

"Tetap berdiri di situ selagi aku memeriksa jawabanmu." Titah Orochimaru.

Her Name is SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang