Setiap kali mata Sakura bergerak menatap teman-teman kelasnya, kadang kala ia menemukan teman kelasnya juga sedang memperhatikannya. Begitu Sakura balik menatapnya, orang itu langsung berpaling.
Sebenarnya Sakura lebih nyaman tanpa kacamatanya. Toh matanya baik-baik saja. Tapi ia terlanjur terbiasa menggunakan kacamata saat sekolah, jadi ia merasa ada yang kurang. Sakura ingin membeli kacamata lagi, tapi Ino melarangnya. Katanya ia lebih baik tanpa menggunakan kacamata. Dan juga ia belum punya uang untuk membeli kacamata baru, lebih baik digunakan untuk keperluan yang lain.
Dan perubahan kecil dalam penampilannya itu membuat sedikit 'keributan' saat ia pergi kesekolah di hari pertama. Orang-orang mulai berkomentar lagi dengan penampilannya, terutama warna matanya. Tapi ia sudah tidak ambil pusing, sudah biasa.
"Apa Sakura-chan pakai softlens?"
Sakura tersenyum kecil mendengar pernyataan Naruto. Saat ini ia bersama Ino, Hinata, Sasuke, juga Kiba berada di kantin. Ino yang memaksanya ikut makan bersama di kantin. Sakura paham kenapa Naruto dan yang lainnya bisa berpikir seperti itu.
"Tidak, aku tidak pernah memakai softlens." Warna mata Sakura adalah hijau pucuk daun yang jernih membuat siapapun akan berpikir jika Sakura memakai softlens, mengingat ia selalu memakai kacamata tebal yang membuat warna matanya sedikit gelap.
"Aku hampir tidak percaya itu. Bagaimana bisa kau punya mata seindah itu tapi malah kau tutupi? Sayang sekali ...," ucap Kiba setelah menyeruput minumnya.
"Lagipula matamu itu normal. Memakai kacamata hanya menyusahkanmu saja," komentar Sasuke yang sejak tadi diam. Semua menoleh kearah Sasuke, membuat Sasuke mengangkat alisnya bingung. "Ada apa?"
Tiba-tiba Ino tersenyum jahil kearah Sasuke. "Diam-diam kau pasti memperhatikan Sakura, iya kan?"
Sakura melotot kearah Ino, memperingati agar gadis bersurai pirang itu tidak bicara sembarangan yang membuatnya malu.
Sasuke diam sebentar. "Tidak."
"Jadi?"
"Apa?"
"Kau tau mata Sakura normal darimana?"
"Ino." Sakura menyikut tangan Ino, menyuruhnya agar berhenti namun tidak diindahkan Ino. Ia beralih menatap Sasuke dengan canggung. Sasuke juga menatapnya sebentar, lalu kembali menatap Ino.
"Semua juga pasti mengira jika matanya normal karena tidak memakai softlens saat kacamatanya dilepas," jawab Sasuke.
Ino hanya ber'oh' ria disusul Hinata dan Kiba minus Naruto-karena ia memang sudah tau. Ino juga sudah tau, ia hanya mencoba menjahili Sasuke saja. Karena sikap Sasuke pada Sakura saat bermain bola tempo hari. Sedikit kecewa sebenarnya karena Sasuke menjawab dengan tenang dan masuk akal.
"Tapi Sakura-chan, jika boleh aku jujur, Sakura-chan lebih baik tanpa kacamata," ucap Hinata sambil tersenyum. "Terlihat lebih cantik dan cerah."
Semua langsung setuju mendengar ucapan Hinata-kecuali Sasuke. Ia hanya diam seolah tak peduli.
Pipi Sakura sedikit bersemu mendengar pujian Hinata dan yang lain. "Terimakasih." Ia melirik Sasuke, tapi pemuda itu masih diam dan lebih memilih menghabiskan onigirinya.
"Kalau begitu besok-besok jangan pakai kacamata lagi ya," kata Naruto sambil memberikan cengiran lebarnya.
Bel masuk terdengar, suara desahan tidak rela terdengar di seluruh kantin. Dengan berat hati mereka meninggalkan kantin dan kembali ke kelas masing-masing.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Name is Sakura
FanfictionSebelumnya Sasuke tidak pernah peduli soal perempuan. Tapi sejak kepindahannya ke Konoha Gakuen, siswi bernama Haruno Sakura menarik perhatiannya. Bukan karena kecantikan atau penampilan menarik gadis itu. Tapi karena penampilan culunnya. Gadis itu...