Terhitung satu minggu Sakura tidak memakai kacamatanya saat sekolah, ia belum bisa membeli kacamata baru. Hari pertama ia masuk sekolah banyak yang membicarakan penampilannya. Ada yang bilang ia lebih cocok tidak pakai kacamata, ada yang bilang ia sengaja mengubah penampilan karena tak tahan dibuli, ada juga yang menyuruhnya mengubah seluruh penampilannya.
Sakura sendiri heran. Sejak pertama kali ia masuk, selalu saja ada orang yang berkomentar tentang penampilannya. Memangnya kenapa dengan rambut kepang dan kacamata juga rok selutut? Selama itu tidak melanggar peraturan dan merugikan sekolah. Sakura juga sudah terbiasa dengan hal ini. Padahal niat Sakura berpenampilan seperti itu supaya seperti murid biasa.
"Ino," panggil Sakura saat mereka sedang sendirian di kelas ketika anak-anak lain pergi ke kantin.
"Hm?" respon Ino tanpa menoleh. Ia sibuk dengan catatannya.
"Apa aku salah berpenampilan seperti ini ke sekolah?" tanyanya.
"Kenapa bertanya seperti itu lagi? Dulu kau juga sempat bertanya hal yang sama, kan?"
"Iya. Aku hanya ingin bertanya lagi. Rasanya ... selalu saja salah," ucap Sakura lirih.
Ino menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Sakura yang melihat keluar jendela dengan sedikit sendu. Ino tau apa yang ada dalam benak Sakura sekarang.
"Tidak ada yang salah," kata Ino, membuat Sakura menoleh. "Orang-orang memang suka berkomentar. Apapun penampilanmu, orang-orang akan selalu berkomentar tanpa kita suruh. Huh! Mereka pikir kita hidup atas kemauan mereka apa?"
Sakura diam mendengarkan ucapan Ino. Apa yang dikatakan Ino benar. Hidup dengan mendengarkan orang lain hanya akan menyiksa diri sendiri. Sakura jadi teringat dirinya dulu, dan itu membuatnya tersenyum miris.
Melihat perubahan raut wajah Sakura membuat Ino segera mengalihkan pembicaraannya.
"Oh ya, hari ini kau akan bekerja di Yugao's Cake kan? Boleh aku ikut?"
"Tapi untuk apa?"
Ino menatap gemas Sakura. "Ya untuk membeli kue lah. Masa mau beli kosmetik?"
Sakura tertawa kecil. "Baiklah baiklah. Nanti kita bareng ke sana."
"Ok! Tapi tunggu aku ya. Hari ini aku piket."
"Siap."
Tak lama setelah itu bel masuk berbunyi. Anak-anak kembali masuk dan duduk di tempatnya masing-masing lalu guru Kakashi datang dan siap mengajar.
"Ne, Ino," panggil Sakura.
"Ada apa?"
Sakura tersenyum tulus. "Arigato."
Ino membalas senyuman Sakura dan mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.
*********
"Loh? Sakura-chan belum pulang?" tanya Naruto menghentikan sepedanya ketika melihat Sakura masih berdiri di pinggir gerbang dengan sepedanya. Di sampingnya ada Sasuke.
"Belum, aku menunggu Ino," jawabnya. "Apa dia masih lama?"
"Kurasa sebentar lagi juga selesai. Selesai piket dia pamit ke toilet sebentar." Hari ini Naruto juga piket, jadi ia tau dimana Ino.
Sakura mengangguk paham. Ditatapnya Sasuke-yang sejak tadi juga menatapnya-sambil tersenyum canggung. Buru-buru ia mengalihkan perhatiannya karena rasa malu dan canggung bertemu Sasuke.
"Ngomong-ngomong, tumben kalian pulang berdua. Pasti mau pergi belanja bersama ya?" tanya Naruto.
"Aku hanya mengantar Ino ke toko kue saja. Katanya dia mau beli kue di sana," jawab Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Name is Sakura
FanfictionSebelumnya Sasuke tidak pernah peduli soal perempuan. Tapi sejak kepindahannya ke Konoha Gakuen, siswi bernama Haruno Sakura menarik perhatiannya. Bukan karena kecantikan atau penampilan menarik gadis itu. Tapi karena penampilan culunnya. Gadis itu...