|5|

2K 121 0
                                    

Pelajaran terakhir sudah selesai, hampir di setiap koridor penuh dengan siswa-siswi yang berlalu-lalang yang hendak pulang atau menyelesaikan urusan mereka sebelum kembali ke rumah.

Sasuke berjalan sendirian menuju lapangan parkir sepeda siswa yang berada di samping gedung sekolah. Tadinya ia bersama Naruto, tapi Naruto baru ingat jika ia piket sekarang. Mau tidak mau, ia harus piket jika tidak ingin kena omel panjang lebar oleh Yamanaka Ino dan harus membayar uang denda.

Begitu menemukan sepedanya, Sasuke langsung pergi meninggalkan gedung sekolah. Ia ingin cepat-cepat mengistirahatkan tubuhnya karena pelajaran olahraga sebelum pelajaran terakhir tadi cukup menguras tenaganya. Bagaimana tidak? Setelah pemanasan awal, mereka harus push up sebanyak 50 kali untuk laki-laki, dan 25 kali untuk perempuan. Setelah itu mereka harus keliling lapangan 5 putaran. Istirahat 2 menit dan dilanjutkan dengan praktek bola baseball.

Luar biasa. Kalau boleh protes, entah kepada siapa iaharus protes. Yang membuat kurikulumnya, atau sang guru olahraga berambut aneh miri mangkok yang selalu mengucapkan 'semangat masa muda' itu.

Sekolah baru nya ini memang luar biasa.

Begitu sampai rumah, Sasuke langsung masuk ke kamarnya. Ia melemparkan tasnya ke kursi meja belajarnya, lalu merebahkan diri tanpa mengganti dulu seragamnya. Perlahan mata hitamnya menutup.

Begitu Sasuke sudah berada diambang kesadaran, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Otouto!"

Sasuke menggeram rendah tanpa membuka matanya. Tanpa membuka mata pun ia sudah tau siapa orangnya.

"Hei, bangun! Aku mau meminta bantuanmu sebentar."

"Bantuan apa? Kau tidak lihat aku mau tidur, huh?" Gumamnya setengah sadar.

"Tapi ini darurat! Ayo bangun cepat!" Itachi terus mengguncang tubuh Sasuke hingga membuat Sasuke kesal sendiri.

Sasuke bangun dan menatap jengkel kakaknya yang seenaknya masuk tanpa minta izin.

"Ada apa?" Tanya Sasuke.

"Kaa-san menyuruhku belanja buah-buahan ini ke toko buah di depan. Ibu akan menjenguk Rin-san yang baru melahirkan sore ini ke rumah sakit. Tapi Ibu tidak bisa membelinya sendiri, ia sedang ada keperluan lain," jawab Itachi.

Ini yang disebut penting?

"Yang disuruh kan kau, apa urusanku?"

"Masalahnya aku tidak bisa pergi saat ini. Aku harus menyelesaikan beberapa laporan dan lusa harus segera dikumpulkan. Jadi aku minta bantuanmu," jelas Itachi. Ia mengeluarkan selembar kertas dan uang dari sakunya dan memberikannya pada Sasuke. "Ini daftar buah-buahan yang harus kau beli. Di sana juga ada daftar belanja kebutuhan yang lain."

Sasuke berdecak. Sasuke kembali menyodorkan kertas itu pada Itachi. "Kakak saja sana yang pergi belanja. Aku tidak terbiasa belanja seperti itu."

"Ayolah Sasuke, tolong kakak tampan mu ini..."

Sasuke langsung menatap aneh Itachi. "Keriputan begitu tampan."

TAK

"Awh!" Sasuke mengusap kepalanya yang dijitak Itachi.

"Justru ini yang menambah daya tarik ku." Protes Itachi.

Sasuke tersenyum remeh. "Aku yakin, Izumi-nee salah memilihmu sebagai kekasih."

"Daripada gaya rambut anehmu! Gaya chickenbutt seperti itu membuatku jadi teringat bokong ayam kampung milik Kakek." Balas Itachi sambil menyeringai.

Her Name is SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang