"Kau yakin tidak mau pulang bersama kami?" Tanya Kiba.
"Hn. Aku masih ada urusan,"
"Ayolah Teme," Naruto merangkul pundak Sasuke. "Ikut saja bersama kami. Aku masih ingin melepas rindu denganmu-ttebayo."
"Aku masih ada urusan, Dobe. Lain kali saja." Sasuke melepaskan rangkulan Naruto.
Naruto berdecak. "Ya sudahlah. Lain kali, oke?"
"Hn."
"Kalau begitu, ayo Naruto. Kita main ke game center."
"Ya, ayo. Yo Teme! Aku duluan!" Naruto melambaikan tangannya sambil menyusul Kiba.
"Hn."
Sasuke menghela nafas lalu berbalik badan. Tujuannya setelah keluar dari gerbang Konoha Senior High School adalah pulang. Ia harus tiba di rumah tepat waktu karena ada yang ingin dibicarakan oleh ayahnya sebelum ia terbang ke Seoul.
Uchiha Fugaku memang tidak kenal lelah. Dua hari yang lalu ia baru saja pulang dari Brimingham, dan kini ia harus terbang ke Korea. Dia seorang workaholic.
Drrtt... Drrtt... Drrttt...
Sasuke mengambil ponselnya yang bergetar.
"Halo, Kaa-san?... Aa, baiklah. Tapi bagaimana dengan Tou-san? Katanya ada yang ingin dia bicarakan sebelum terbang ke Seoul... Baik, tapi dimana itu?... Baiklah."
Sasuke memasukkan kembali ponselnya. Ibunya menyuruhnya untuk pergi ke toko kue langganannya yang terletak di ujung jalan Hashirama nomor 13. Jalan itu berada satu arah dengan jalan belakang perumahan Uchiha, dan sedikit memutar dari rumah Sasuke yang berada di depan perumahan.
~*~*~*~*~
"Ini kuenya, silahkan. Terimakasih telah membeli kue di toko kami. Kembalilah lain kali."
Suara itu menyapa Sasuke begitu Sasuke masuk ke dalam toko. Aroma kue tercium jelas dan membuat Sasuke ingin mencicipinya. Tapi Sasuke sadar jika ia melakukannya, perutnya akan sakit karena gula yang ada di dalam kue. Sasuke memang tidak suka makanan manis.
"Selamat datang di Yugao's Cake Tuan! Ada yang bisa saya bantu?"
Seorang pelayan berambut merah muda menghampiri dirinya dengan senyuman.
"Aku ke sini untuk mengambil kue pesanan Uchiha Mikoto." Jawab Sasuke.
"Aa, pesanan Nyonya Mikoto? Baiklah, tunggu di sini Tuan." Pelayan berambut merah muda itu masuk ke dalam.
Sasuke kembali menghela nafas begitu melihat seorang pelayan berambut coklat panjang menatapnya dengan wajah yang memerah yang langsung memalingkan wajah ketika Sasuke menatapnya.
"Ini kuenya, Tuan."
Sasuke mengambil kresek putih dari tangan pelayan berambut merah muda tadi.
"Berapa?"
"Nyonya Mikoto sudah membayarnya, Tuan. Jadi Tuan tinggal ambil saja," jawab pelayan itu.
Sasuke mengangguk. "Hn, terimakasih." Sasuke langsung keluar dari toko. Samar-samar ia mendengar pelayan merah muda tadi menegur temannya.
"Ayame-senpai, jangan melamun begitu. Kita harus segera membuat adonan kue pesanan pelanggan."
"Aiisshh!! Baiklah Saku..."
*~*~*~*~*
Sasuke merasa sekolah di London dan sekolah di Konoha tidak ada bedanya. Hampir setiap saat selalu saja ada gadis-gadis yang berbisik-bisik sambil menunjuk kearahnya dengan wajah memerah, loker yang selalu ada surat dengan tulisan sangat rapi dan berwarna yang rata-rata memperkenalkan dirinya dan mengajaknya berkenalan.
Sasuke mendengus. Ia tidak habis pikir kenapa perempuan itu sama saja? Penampilan selalu menjadi poin pertama.
"Waaahhh.... Ternyata kebiasaan sejak SD tidak pernah berubah ya. Selalu saja ada surat di lokermu."
Tiba-tiba Naruto sudah berada di samping Sasuke.
"Boleh aku membacanya?"
"Hn. Ambil saja semuanya," jawab Sasuke acuh sambil mengambil buku paket.
Ketika hendak membuka buku paket, suara bisik-bisik dan cekikikan terdengar, bukan hanya dari perempuan, tapi juga dari laki-laki. Kali ini bukan ditunjukkan kepadanya, tapi kepada seorang siswi yang sedang berjalan dengan kepala ditundukkan dan langkah yang sedikit tergesa-gesa.
"Lihat. Si culun datang,"
"Hahahaha... Lihatlah dia! Dahinya lebar sekali, ya? Apa saat masih kecil dia terbentur lapangan? Hahahahaha..."
"Ppfffttt.... Kacamata culun, penampilannya juga sama."
"Dia itu betah sekali dibuli. Kalau aku jadi dia, aku pasti akan merubah penampilanku daripada harus kena buli setiap hari."
Bisik-bisik itu semakin terdengar. Entah kenapa telinga Sasuke jadi gatal mendengarnya.
"Itu Sakura-chan 'kan? Apa dia sudah sembuh?" Tanya Naruto.
Sasuke terus memperhatikan Haruno Sakura berjalan. Matanya menilai dari atas sampai bawah. Penampilan gadis itu benar-benar culun. Kacamata bulat, rambut merah muda yang aneh berkepang dua rendah, blazer kebesaran, rok di bawah lutut, kaos kaki hitam panjang, dan sepatu kets hitam. Tangannya membawa beberapa buku tebal.
Sasuke belum pernah melihat penampilan gadis seperti itu selama ini. Sasuke pikir sekolah Konoha Senior High School mempunyai siswi-siswi yang modis.
Bagai gerak slow motion, onyx Sasuke tak sengaja bertemu pandang dengan emerald gadis itu sebelum sang pemilik buru-buru mengalihkan pandangannya dan berjalan cepat lalu menghilang di belokan koridor.
Tunggu!
Emerald dan rambut merah muda?
Seperti nya Sasuke pernah melihatnya. Tapi dimana?
"Hoi!"
Lamunan Sasuke buyar ketika tepukan dari Naruto menyadarkannya.
"Apa?"
"Tatapanmu pada Sakura-chan terlalu serius tau. Kenapa? Cinta pada pandangan pertama?"
Bletak!
"ITTAII!! TEME!"
Naruto mengusap kepalanya yang terasa sakit akibat pukulan buku paket Sasuke yang terbilang lumayan keras dan tiba-tiba. Sekarang kepalanya terasa pusing.
"Kalau bicara jangan sembarangan." Desis Sasuke.
"Kau ini!! Dasar Teme!! Habisnya ekspresimu itu serius sekali! Aw... Kepalaku jadi terasa pusing." Keluh Naruto.
Sasuke mendengus lalu menutup lokernya dan berjalan meninggalkan Naruto yang masih menggerutu tak jelas sambil mengusap-usap kepalanya.
Merah muda dan emerald.
Sasuke berdecak kecil. Kenapa ia harus memikirkan hal yang tidak perlu?
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
Maafkan maafkan maafkan telat banget update T^T itu juga kalau ada yang nungguin. Hehehehehe....Yosh! Semoga suka.. Sekali lagi maaf untuk terlambat update nya dan maaf jika ceritanya membosankan. Semoga suka dengan imajinasi saya ini...
Last words, voment?😊
![](https://img.wattpad.com/cover/111149023-288-k498943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Name is Sakura
أدب الهواةSebelumnya Sasuke tidak pernah peduli soal perempuan. Tapi sejak kepindahannya ke Konoha Gakuen, siswi bernama Haruno Sakura menarik perhatiannya. Bukan karena kecantikan atau penampilan menarik gadis itu. Tapi karena penampilan culunnya. Gadis itu...