Daniel memijat pundak kirinya pelan. Setelah seharian diwawancarai dan melakukan tes kedokteran, akhirnya ia bisa pulang. Salahkanlah Hwang Minhyun, orang yang dikagumi para murid-murid yang berharap menjadi dokter. Dia adalah dokter yang paling terkenal di seluruh kerajaan. Sifatnya baik dan ramah, jangan lupa keahliannya akan bidang kesehatan. Dia menguasainya. Hanya saja terkadang ia ceroboh dan akhirnya datang terlambat.
"Ah!" seru Daniel tiba-tiba. Ia baru ingat kalau dia sudah membuat janji dengan Seongwu. Sahabatnya sejak kecil dan cinta pertamanya, bahkan hingga sekarang.
Astaga, sudah jam berapa ini. Mereka seharusnya bertemu jam 4 sore. Tetapi sekarang sudah jam 7 malam. Seongwu pasti akan membunuh Daniel karena membuatnya menunggu. Sekarang pasti Seongwu sudah pulang ke rumah.
Daniel cepat-cepat mengambil langkah seribu menuju rumah Seongwu. Masa bodoh dengan tubuhnya yang kelelahan, ia tidak ingin Seongwu marah padanya. Sambil berlari Daniel menyusun skenario di kepalanya. Ia harus meminta maaf dengan benar pada Seongwu atau sahabatnya ini tidak mau berbicara padanya paling tidak selama seminggu.
Tok tok tok
Daniel mengetuk pintu rumah Seongwu. Ia mengetukkan kakinya ke lantai beberapa kali karena gelisah. Pintu itu tak kunjung dibuka.
Apa Seongwu pergi?
Baru saja Daniel akan berbalik, suara pintu yang terbuka terdengar nyaring di belakangnya. Dari sana muncul seorang wanita tua dengan rambut putih dan kulit keriputnya.
"Daniel?"
"Ah nenek, sudah lama tidak berjumpa ya." Daniel membungkukan kepalanya memberi hormat.
"Hohoho, kau sudah besar ya. Kukira kau datang bersama Seongwu." ucap nenek Seongwu yang berhasil membuat Daniel mengernyitkan dahinya.
"Maksud nenek... Seongwu belum pulang?"
***
Daniel berlari kencang menuju pantai. Di sana mereka berjanji akan bertemu. Kata-kata nenek Seongwu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
"Seongwu bilang dia ingin bicara denganmu, anak itu bahkan tidak mau memberitahuku apa yang ingin ia bicarakan. Apa kau tahu sesuatu Daniel? Akhir-akhir ini wajahnya selalu sedih dan muram, cara pandangnya juga sekarang berubah, aku takut sesuatu terjadi."
Daniel tidak bisa menyangkalnya. Beberapa hari ini sikap Seongwu berubah. Tidak benar-benar berubah, hanya beberapa hal kecil yang cukup menonjol. Ia menjadi lebih rajin dan bijaksana, entah dari mana Seongwu yang kekanakan belajar hal itu. Seongwu juga sering melamun dan bergumam sendiri. Terkadang ia menghabiskan waktu hanya menatap langit dan tanah. Tidak seperti biasanya.
Berbagai kemungkinan mulai muncul di kepala Daniel. Apakah Seongwu mendapat masalah? Apakah Seongwu sedang sakit? Atau mungkin dia mendapat kabar buruk? Yang lebih penting, sebenarnya apa yang Seongwu ingin sampaikan pada Daniel?
Daniel mengatur nafasnya. Ia sudah sampai di pantai, tetapi tempat ini kosong. Tidak ada siapapun disini, hanya terdengar suara ombak yang membelah kesunyian. Daniel mulai meneriakkan nama Seongwu. Berharap semoga yang ia cari akan muncul ketika mendengarnya.
Daniel takut. Ia takut kehilangan Seongwu. Pikiran bahwa Seongwu diculik membuatnya mual atau sebenarnya ada yang lebih parah dari itu. Tapi itu tidak mungkin. Seongwu orang yang kuat ia yakin itu.
Dan Daniel menengok ke arah air. Detak jantungnya semakin tidak karuan ketika menyadari apa yang ada di sana.
Mayat manusia yang mengapung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden
Fanfiction[DISCONTINUE READ AT YOUR OWN RISK] Daniel sangat menyayangi Seongwu. Ia takut akan kehilangan cahaya matahari dalam hidupnya. Karena itu ketika cahaya itu mati, Daniel berusaha membangkitkannya agar hidup kembali. Daniel siap menerima resikonya d...