8

4K 255 9
                                    


Pagi ini Daniel terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Daniel terlihat bersiul siul sambil membetulkan dasinya. Sepertinya Daniel terlihat sedikit ceria hari ini.

Ana yang sedang memasuki kamarnya terlihat memperhatikan Daniel dengan menunjukkan wajah yang sedikit heran karena melihat tingkah Daniel yang tidak biasa itu.

"Ehm... kau terlihat berbeda pagi ini."

"O ya? aku merasa biasa saja."

"....."

"Ehm... semua sudah menunggumu di meja makan."

"Ya aku akan segera kesana."

Ana kemudian pergi meninggalkan kamar itu dan tetap dengan ekpresi keheranan. Tidak biasanya Daniel seceria itu. Apa yang membuat hatinya bahagia? Sebenarnya otak Ana tergerak untuk mengetahui apa yang menyebabkan Daniel tiba-tiba menjadi ceria pagi hari ini, tapi rasanya tidak mungkin jika harus bertanya langsung kepada Daniel. Akhirnya Ana pun segera berlalu dan berusaha tidak meperdulikan apa yang sedang ada di dalam pikirannya saat ini.

Semua sudah berada di meja makan terkecuali Oma Diana, yang sudah dari pagi-pagi sekali meninggalkan rumah bersama assisten pribadinya yang bernama Nadia.

"hmmm... ini makan pagi yang sangat enak sekali. Kau yang memasaknya sendiri?" tanya Tony kepada Ana.

"Ya."

"Aku juga suka sekali masakan Ana. Sungguh lezat," imbuh Kevin.

"Terimakasih. Kalian terlalu memuji."

"Tidak Ana. Aku berkata sesungguhnya," jawab Kevin.

Ana hanya tersipu malu sambil melanjutkan menyantap sarapannya.

"O ya, pudingmu sudah jadi. Aku akan mengambilnya. Sebentar!"

Ana pun segera berdiri dan menuju ke dapur mengambil puding buatannya dari dalam kulkas.

Beberapa saat kemudian Ana sudah kembali ke meja makan bersama dengan puding coklat lengkap dengan saus fla vanila yang dibuatnya dari kemarin malam.

"Wow.. keliatannya enak sekali," kata Tony dengan tatapan segera ingin menyantap punding tersebut.

Ana terlihat memotong puding tersebut dan menaruhnya di sebuah mangkuk kecil dan menyiramnya dengan saus fla vanila. Dan kemudian memberikannya kepada Tony.

"Ini untukmu! Semoga kau menyukainya."

Tony kemudian segera melahap potongan puding yang telah diterimanya dan tanpa henti memuji kelezatan puding coklat yang dibuat oleh Ana.

"Jadi puding itu hanya untuk Tony?" tanya Kevin dengan wajah sedikit memelas.

"Tentu saja untukmu juga," jawab Ana sambil menyerahkan potongan puding lengkap dengan flanya kepada Kevin.

"Ini sangat... sangat... lezat Ana. Aku rasa puding dan semua masakanmu semua perfect sekali. Andai saja aku mempunyai istri sepertimu. Aku sudah menciummu dengan sangat mesra saat ini..." kata Kevin dengan polos dan diukuti oleh tawanya.

Semua diruangan itu sontak terkejut mendengar kata-kata Kevin. Sepertinya waktu seakan tiba-tiba berhenti dan semua mata langsung tertuju kepada Kevin dengan muka yang tidak bisa di artikan. Bahkan mata Daniel terlihat melotot ke arah Kevin dengan raut muka tidak percaya dengan apa yang baru di dengarnya.

"What?? Itu hanya semacam perumpamaan, bukan arti yang sesungguhnya," jawab Kevin dengan muka polos tanpa merasa ada yang salah dengan kata-katanya.

"Kalian tidak berfikir aku.... ayolah itu hanya bercanda. Aku tidak bermaksud sungguh-sungguh."

"Aku sudah selesai," Daniel dengan wajah dinginnya kemudian beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi meninggalkan meja makan.

Anastasia Lee ( One Heart  One Love  One Destiny )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang