Halo!
Chapter kali ini akan sedikit berbeda, gua rasa ini cukup penting untuk diketahui (terutama bagi yang ingin mengikuti tes IELTS/TOEFL). Jadi, chapter ini khusus menceritakan pengalaman gua waktu ikut IELTS bulan November lalu. Please do keep it in mind that this is a storytime, so yes I'll also write down some of my personal things other than the test itself.
Let's get started!
Empat hari sebelum tesnya dimulai yaitu pas tanggal 25 November, I got an email from SUN Education Group (tempat gua melakukan tesnya) yang menginformasikan bahwa dalam waktu 4 hari tesnya akan dimulai. Pas H-4 itu, setelah ngeliat email, gua langsung sadar kalau gua ngga belajar sama sekali padahal udah daftar dari 2 minggu sebelumnya. Panik, stres, depresi, intinya gua cuma punya waktu 4 hari buat belajar tesnya jadi pas kan tuh listening, reading, writing, speaking haha. Karena gua orangnya males dan nunda-nunda, jadi gua selalu mikir "Ah, ntar aja lah belajarnya, masih lama gini." terus "Ngga susah-susah banget lah tesnya, nyantai aja." Please, jangan diikutin, ini ngga baik banget, sebisa mungkin harus belajar setelah mendaftar dan membayar tesnya agar kalian bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan agar kalian ngga perlu tes ulang. Buang-buang duit.
Lalu, tibalah hari tes. Gua ngga telat bangun, tapi gua kelamaan siap-siap, alhasil karena perjalanannya cukup jauh dari tempat gua tinggal, gua pun telat 10 menit. Padahal telat itu paling ngga dibolehin disini, dan memang udah diperingatin terus-terusan, cuma ya gua orangnya gitu gengs emang sehari-harinya juga telat. (Again, jangan diikutin). Pas nyampe, gua kira gua udah telat, tapi ternyata gua masih diijinin buat ikut dan langsung daftar lagi disana. Setelah daftar, gua dikasi starter kit yang isinya tas dan didalamnya bisa ditaroh passport/KTP (ini wajib untuk mengikuti IELTS) dan barang penting lainnya yang ingin kalian bawa kecuali handphone. Habis itu gua join sama anak-anak lain yang ikut IELTS juga, ngobrol-ngobrol sambil nunggu pengumuman untuk satu per satu diambil fotonya sama sidik jari sepuluh jari tangan (ini wajib untuk mengikuti tes IELTS).
Nah, yang fotoin dan ngambil sidik jari itu ternyata orangnya sama dengan yang ngawas di ruang gua setelahnya. Dia ini bapak-bapak dan Inggrisnya bagus juga. Jadi, kalau dihitung-hitung tes yang sebenarnya itu dimulai jam 9 pagi atau bahkan 9.30 (jadi ngga langsung dateng langsung dimulai) karena memang proses persiapannya lumayan lama.
Sebelum masuk ruang tes, kita disuruh antri di luar pintu dan nanti masuknya per orang, yang ngawas akan panggil kita satu per satu dan di dalam kelas kalian akan langsung disuruh tes sidik jari lagi baru setelah itu diberitahu akan duduk dimana. Karena gua urutan terakhir, gua pun mendapat barisan paling depan (intinya kalian udah ngga bisa mikir nyontek karena suasana udah tegang dan memang super quiet plus dingin). Tes pun dimulai, pokoknya nanti yang ngawas ini akan kasih tau kalian segala sesuatunya pake Inggris, dia ngga akan ngomong Indonesia sedikitpun bahkan dari yang ambil foto dan sidik jari meskipun dia bukan guru native, jadi kalian memang harus peka sendiri. Dia akan jelasin dimana harus tulis nama, nomor kandidat, dan lainnya. Sebenarnya strukturnya kayak UN sih, terlebih karena IELTS itu paper-based test. Sebelum tes dimulai, kalian akan diberitahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, kalian juga akan dikasihtau kalau mau ijin ke toilet kayak gimana, kalau mau nanya sesuatu bagaimana, dan nanti sebelum kalian boleh membuka kertas yang ditutup, timer akan dimulai dan diakur selama 30 menit plus 10 menit waktu lebih (listening) untuk memindahkan jawaban kalian ke answer sheet (jadi kalian akan menggunakan question sheet pas sesi listening nah setelah pertanyaan selesai kalian baru boleh memindahkan jawaban yang sudah pasti ke answer sheet), pastikan kalau kalian harus selesai sebelum waktu yang ditentukan karena ketika waktu habis mau kalian udah selesai atau belum akan langsung diambil. Nah, sebelumnya gurunya udah kasitau kalau mau tanya harus angkat tangan, jangan tanya temen lain, dan nggaboleh mengeluarkan suara, hanya angkat tangan nanti dia yang akan nyamperin kalian, kalian pun ngomongnya harus bisik-bisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belajar Bahasa Inggris Tanpa Basa-Basi
Non-FictionEverything that you need to know about English. Oh, except for grammar... Don't worry, you come to the right place #1 in English #7 in Non-Fiction © 2018 by hippiesta