Azka menghempaskan tubuhnya keranjang king zise yang berada ditengah ruangan yang besar ini, dan tentunya setelah membersihkan badan.
Hari ini Malam minggu, malam penuh kebahagian bagi pasangan pemuda pemudi, untuk melepas rindu sesaat. Tetapi tidak untuk para jomblo seperti Azka, ia tak merasa sedih maupun bahagia, tetapi ia merasa sepi. Karena malam malam biasa, ia selalu habiskan bersama teman temannya -Adit, dan Rio-
Tiba tiba, di pikirannya terlintas cafe Krong, -tempat cafe Kirana Adistia, bekerja-
Azka tersenyum dan langsung memakai baju thisrt hitam yang ia padukan dengan jaket jeans, tak lupa sepatu Adidas bewarna putih membalut sempurna kaki Azka malam ini.
Dengan segera ia mengambil kunci di meja garasi dan tak lupa berpamitan kepada bibi, karena ia telah menganggap bibi sebagai ibunya.
"Hati hati den..." pesan Bibi, sebelum Azka berbelok keluar dari rumah mewahnya menggunakan mobil sport nya.
Diperjalan pun ia sudah merencanakan apa saja yang akan ia lakukan nanti setelah sampai di cafe, untung untung menemani kejombloan nya.
" Lembar monokrom hitam putih...
Aku coba ingat warna demi warna dihidupku...
Tak akan ku mengenal Cinta...
Bila bukan karna hati baikmu.... " suara Kirana yang merdua dan disusul tepuk tangan meriah, menyambut Azka yang baru saja datang."Yaah, telat." gumam Azka sambil berjalan kearah Kirana.
Ia melihat Kirana sedang tersenyum kepada pengunjung yang lewat didekatnya. Dan senyuman itu pula yang selalu menarik sudut bibir Azka untuk ikut tersenyum.
"Haii..." sapa Azka, saat sudah didekat Kirana, otomatis Kirana juga menengok kearah suara yang dekat dengannya.
"Oh haii.. Azka." Sapa balik Kirana, "kenapa Azka?"
"Lo bisa gak pulang sekarang?" Kirana mengernyit kan dahi, dan membuka mulutnya untuk bicara tetapi "emm, temenin gua buat... Jalan." lanjut Azka.
Sebenarnya Kirana akan menolak, tetapi ia berfikir kembali bahwa Azka adalah teman barunya dan teman pertamanya yang juga telah menyetujui permintaan nya tadi sore sewaktu dikampus.
"Kirana sih okei okei aja... Tapi Kirana ijin bos besar dulu, Azka ndak papa nunggu Kirana kan? Sebentar?" tawar Kirana, dan masih memperlihatkan lengkungan bibi tipisnya.
"Gak papa, sante..." jawab Azka. Dan Kirana, ia menuju ruang pak bos berada, setelah mendapat izin. Mereka berdua menaiki mobil Azka, sama seperti tadi sore. Kirana masih bingung dengan cara membuka benda berbentuk kotak besar yang dapat menampung mereka berdua.
"Ya ampun lo beneran gak bisa buka tu pintu?" tanya Azka, frustasi. Bagaimana tidak? Banyak orang yang melihatnya, dan ada juga yang sudah tertawa dengan kata polos Kirana tadi.
"Maa.. Maaf Azka..." cicit Kirana, sambil menundukkan kepala, Azka yang melihatnya hanya menghela nafas dan membuangnya.
"Iya... Tapi, kenapa lo gak bisa? Sekarang kan udah modern Ki." Azka menyalakan mobil dan memutar untuk masuk kedalam ramainya kendaraan dijalan.
"Jujur Kirana tuh, ndak pernah buka pintu kayak gitu, dari kecil." Jujur Kirana. Dan menunjukan senyumanya kembali, setelah hilang beberapa detik sebelumnya. Karena masalah tidak bisa membuka pintu mobil.
Dan Azka tidak berkomentar apa apa tentang masa lalu gadis ini, walau ia terkejut karena Kirana tidak pernah menaiki mobil sejak kecil? Satu kalipun? Oowh dia lahir di jaman apa sih? Batin Azka.
"Hmm, lo mau kemana?" tanya Azka, menghilangkan suasana canggung, diantara mereka setelah kejujuran Kirana.
"Terserah Azka aja." Azka hanya tersenyum misterius yang tak bisa diartikan.
---
(21 Maret 2020)
Stay at home kawan!!!
Semangat semuanya
Bersama melawan virus COVID 19
:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Azki
Teen FictionKirana Adistia, siapa sih yang gak kenal sama dia se-antero kampus? Cewek cantik, pintar, ceria, namun banyak orang yang menjauhinya. Itupun karena hal sepele, yaitu kedua kakinya. Setiap doa, ia selalu meminta teman, untuk menemani kesepiannya. Da...