Kirana berjalan keluar dari cafe, ia berjalan mencari angkotan umum untuk mengantarnya pulang malam ini.
"kriuuk." suara perut Kirana berbunyi. Kirana tersenyum kecut, sambil mengusap perutnya. Seketika ia teringat ibunya, 'apa ibu udah makan? Malam ini Kirana beli nasi goreng aja ya?' batin Kirana, dan ia pun mencari uang didalam tas kecilnya.
Hanya ada 10.000 berarti hanya cukup untuk satu bungkus nasi goreng. Tanpa berfikir panjang, Kirana berjalan menuju penjual disebrang jalan. Dan membeli satu bungkus untuk Ibunya makan, walau perut Kirana meminta untuk diisi karena dari tadi pagi ia belum memakan apapun, ia tidak memperdulikan perutnya atau bunyi bunyi itu, dengan senyuman ia memesan makanan.
---
Azka berjalan menuju sepeda motor nya diparkiran. Sebelum itu ia melihat gadis penyanyi itu sedang menyebrang jalan, sambil tersenyum.
Entah ada angin apa, tiba tiba Azka memenggokkan montornya untuk bisa sampai dipenjual nasi goreng pinggir jalan itu.
Azka penasaran dengan gadis itu, sepertinya gadis itu memiliki magnet yang menarik perhatin Azka untuk mencari tahu banyak tentang Kirana.
"Haii." sapa Azka saat berada didekat Kirana. Kirana mendongak dan tersenyum sangat manis tanpa menjawab sapaan Azka
'Itu bibir gak capek apa senyum mulu.' batin Azka, sambil memesan nasi goreng dua porsi untuk nya makan disini.
Kirana mengernyitkan dahinya bingung, untuk apa Azka memesan makanan dua? Apa memang porsi makan Azka banyak? Pikir Kirana positif.
"Lo dibungkus apa makan sini?" tanya Azka, menghadap kearah Kirana, karen posisi mereka berdua sejajar.
"Kirana bungkus," jawab Kirana jujur. Dan masih menunjukan senyumnya.
"Berapa?" tidak tahu kenapa Azka menjadi sangat Kepo dengan seseorang.
"Satu, buat Ibu. Dan Kirana udah jawab pertanyaan Azka. Pasti Azka mau tanya buat siapa gitukan?" Azka tertawa mendengar jawaban Kirana, dan memang benar Azka ingin menanyakan hal itu.
"Lo cenayang ya?" canda Azka, dan berhasil membuat Kirana tertawa. Seketika Azka terpaku melihat tawa itu. 'Sungguh indah' batin Azka.
"Hahaa, iya emang kenapa?" jawab Kirana bercanda.
"Ini mba nasi gorengnya." mas penjual pun memberikan satu bungkus nasi goreng kepada Kirana. Dan Kirana menerimanya, sambil memberikan uang nya.
Saat Kirana ingin mengambil tongkatnya dan melangkah pergi, Azka menahannya.
"Kenapa Azka?" tanya Kirana. Dan duduk kembali.
"Gua gak habis makan dua porsi, mending lo bantuin ngabisin deh." tawar Azka. —sebenarnya Azka tahu jika perut gadis itu berbunyi, meminta diisi—
"Ya udah bungkus aja," jawab polos Kirana "Kirana Buru Buru nih."
"Gua anterin." kata Azka mutlak.
Kirana hanya mengangguk pasrah, karena kata ibunya 'tidak baik menolak rejeki' dan mereka bercanda ria lagi, sambil menunggu makanan mereka datang.
---
"Kirana ndak bisa naik motor Azka," ucap Kirana saat melihat kendaraan mereka. Memang bukan? kalau Kirana tidak bisa menaiki motor?
"Ya udah gua gendong aja gimana?" tawar Azka senang hati.
Dan Kirana? ia melotot, tanpa mendengar jawaban Kirana, tiba tiba Azka menggendong Kirana ala bridal style dan dengan jarak yang dekat, Kirana begitu jelas mencium aroma chocolate yang menenangkan dibadan Azka.
Azkapun begitu, ia mencium aroma bedak bayi, saat menggendong Kirana. Mereka berdua bertatap tatapan cukup lama, sebelum Kirana meminta diturunkan.
Sudah dibilang bukan? Kalau Kirana tidak pernah bersentuhan dengan cowok manapun selain ayahnya dulu?
Dan ini? Astagfirullah... Azka menurunkan Kirana dijok motor belakangnya, dan mengambil kedua tongkat Kirana. Setelah itu ia menaiki motor untuk menuju rumah Kirana.'Ya tuhan? Kenapa jantung Kirana? Jangan beri Kirana sakit jantung ya tuhan! Batin Kirana saat merasakan jantungnya berdetak cepat.
"Lewat mana Ki?" tanya Azka saat motor mereka berhenti dilampu merah.
"Nanti belok Kiri, terus ada gang kecil, belok sana aja." jelas Kirana.
Sesuai arahan, Azka menjalankan motornya dan sampailah mereka digang yang tidak terlalu sempit dan tidak terlalu besar.
"Ya udah Kirana turun dulu ya... Tapi..." Kirana ragu jika ingin mengatakannya.
"Tapi apa?" bodohnya, Azka bertanya seperti itu.
"Ekhm, itu... Turunin Kirana." Cicit Kirana. Setiap kata yang dikeluarkan Kirana selalu tersendat ataupun tergantung.
"Ooh, iya, iya... Ngomong dong lo." Azka terkekeh dan segera turun terlebih dahulu.
'Perasaan Kirana udah ngomong deh, tapi Azka nyuruh ngomong lagi.' batin Kirana, sembari turun dibantu Azka.
Azka tidak langsung menurunkan Kirana dari gendongannya, ia malah menatap Kirana dalam keadaan sedekat ini.
Jelas! Kirana bingung dan gugup setengah mati karena Azka menatapnya begitu intens.
Kirana semakin tidak bisa bernafas saat Kepala Azka menunduk, semakin mendekat kepadanya.
Bayangkan saja seseorang menggendong kalian ala bridal style, eh? Sekarang seseorang itu malah mendekatkan wajahnya padamu?
Sekarang perasaan Kirana campur aduk tidak karuan, saat wajah Azka sudah tepat dihadapannya, oh tidak! Jarak mereka sudah tidak dapat diukur! Jika bisa, berarti ukurannya sekarang 1cm.
Dengan sendirinya kedua kelopak Mata Indah Kirana tertutup perlahan, mengikuti gerak perlahan wajah Azka mendekat.
Dan
---
Daam 😪
Lanjut tidak? Wkwk :v
Comment Wajib! [Tinggalkan jejak]
Tekan Bintang pojok kiri!Salam ✨
Dari seseorang yang menunggu comment kalian❤Ps: maaf kalo ada Typo
( 23 Mei 2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azki
Подростковая литератураKirana Adistia, siapa sih yang gak kenal sama dia se-antero kampus? Cewek cantik, pintar, ceria, namun banyak orang yang menjauhinya. Itupun karena hal sepele, yaitu kedua kakinya. Setiap doa, ia selalu meminta teman, untuk menemani kesepiannya. Da...