AZKI |2

47 14 9
                                    

"Pagi... Semua," sapa Kirana kepada teman sekelasnya saat ia sudah sampai diambang pintu, dan tak lupa ia tersenyum sangat manis.

"..." tidak ada jawaban diantara sepuluh siswa siswi yang sudah datang.

Kesepuluh teman kelas Kirana tadi, mereka hanya mendengus dan melirik jijik kearah Kirana.

"Iuwh," ucap cewek berwajah sok, penuh dengan kebencian pada diri Kirana lewat tatapan mata.

Kirana hanya menanggapi dengan senyuman, hatinya sudah teguh dalam menghadapi cemooh orang orang yang memandangnya jijik maupun kasihan.

"Gimana kabar kamu Nia?" tanya Kirana saat sudah duduk dikursi kebanggaannya, -depan, bagian tengah- karena semua murid sangat malas jika duduk dibagian depan.

"Baik!" ketus Nia -teman sebangku Kirana- tanpa memandang yang bertanya.

Nia tiba tiba berdiri dan dengan cepat, ia meninggalkan Kirana sendiri di meja mereka. Kirana memandang Nia dengan senyuman yang masih saja bertengger pada bibir kecilnya.

Kirana melihat Nia sedang tertawa bersama teman temannya dibelakang, saat mata mereka bertemu, Nia langsung mendelik dan melengoskan wajahnya dari tatapan itu.

Dan Kirana? Ia masih saja memandangi teman sekelasnya yang sedang bercanda ria. Ya Tuhan senangnya bisa memiliki teman, dan bergurau bersama, Kirana menantikanmu teman...batin Kirana sambil tersenyum kearah teman temannya tadi.

"Guys, guys..." panggil Angga -cowok populer dikampus- di depan kelas.

Seketika suara bising tadi berubah menjadi kesunyian saat suara Angga terdengar diseluruh penjuru ruangan bercat putih ini.

Kirana langsung menghadap kedepan sama seperti siswa siswi yang lain. Karena cowok populer dikampus sedang meminta perhatian. Dengan senang hati semua yang berada di kelas langsung diam dan memfokuskan mereka kepada Angga. Terutama para kaum hawa.

"Jadi, gua mau kasih tau kalian tentang lomba Skateboard dikampus kita... " seketika Kelas yang awalnya sepi menjadi ramai dengan suara sorak sorakan siswa siswi. Karena mereka sangat antusias dalam lomba skateboard kali ini. Dan sedikit anak yang malas dengan olahraga bekeringat itu.

"Dan... Ada atlet Skatenya Anjir!." setelah mengumumkan itu, Angga langsung berbalik menuju tempatnya berada tadi.

"Yes.. Pasti ada cogannya kan?" celetuk teman Nia dibelakang, dengan bergoyang goyang ria ditempatnya.

"Pastilah." sahut teman yang satunya.
'Sebenernya Kirana suka, tapi kirana gak bisa ngelakuinnya, apa Kirana coba aja ya? Buat belajar?' batin Kirana berbicara, dan menyemangati kekurangannya.

---

Akhirnya, kelas kali ini selesai, Kirana langsung memasukan peralatan yang sudah dipakai, untuk belajarnya kali ini.

Setelah itu, Kirana langsung menuju taman Skate -dikampusnya- untuk melihat anak anak yang sedang berlatih, walau hanya bisa menonton saja, Kirana bisa begitu senang.

Setelah sampai, Kirana duduk dibagian pojok, seorang diri. Karena tidak ada yang mau menemaninya.

Dengan senyuman, ia memperhatikan anak anak cowok yang sedang berlatih, dan tak sedikit pula anak cewek juga ikut bermain, walau tidak sering.

Kali ini ia sudah faham betul dengan trik trik skateboard, yang ditampilkan anak skate berulang ulang. Alhamdulillah... Kirana mempunyai kempuan bisa langsung memahami apa yang dilihat padanya, karena dia punya keinginan. Jika tidak, bahkan ia berlatih susah payahpun ia tidak akan memahaminya.

Hari mulai menjelang sore, sebelum Matahari terbenam diufuk Barat, berganti dengan malam yang dingin.

Kirana langsung menuju keluar kampus, menuju rumahnya yang lumayan jauh dari kampus.

Dengan senyuman ia berjalan menggunakan tongkat yang dengan Setia menompang tubuh mungilnya.

"Woii awas dong..." teriak seseorang dari arah belakangnya.

Kirana sempat bingung, tetapi ia berusaha untuk minggir ketepi, walaupun dia sudah berada ditepi trotoar.

Kirana tidak bisa berpindah posisi dengan cepat, dan jadilah mereka -Kirana dan orang yang menabraknya- jatuh ditepi jalan.

"Eh? Sori ya, gua gak sengaja, lo sih lama banget." ternyata seseorang yang telah menabrak Kirana adalah seorang cowok. Karena suara basnya itu.

Kirana mendongak untuk melihat siapa yang telah menabraknya,dan suara itu, Kirana seperti pernah mendengarnya.

Ki.. Kamu harus berfikiran positif deh batin Kirana, yang masih duduk di aspal yang cukup panas.

Dengan senyuman yang masih bertengger dibibir kecilnya, ia terpaku, tak bisa berkata apa apa. Karena seseorang didepannya.

"Ni tongkat lo."

---

Lanjut tidak?

Comment boleh? [Tinggalkan jejak]
Tekan Bintang pojok kiri okai!

Salam
Dari gadis yang menunggu Bintang dan comment dari kalian?

Ps: maap kalo ada typo

(15 juli 2018)

AzkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang