Hoseok dan Jungkook masih setia menunggu Jimin untuk tersadar. Hoseok yang terus mengoceh kepada Jimin yang belum tersadar. Dan Jungkook yang terus menatap Hoseok juga Jimin bergantian.
"Aish Hyung... Jangan banyak bicara kau ini.. cepat minum obatmu dulu Hyung, setelah itu kau mandi, sudah itu makan, lalu tidur."
"Ya.. ya.. ya---" gantung Hoseok, seraya bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari Jungkook menuju kamarnya.
"---dasar kakek tua!" Sambung Hoseok, setelah itu langsung menutup pintu kamarnya dan terkekeh pelan.
Jungkook menggeleng geleng. Lalu menarik napasnya dalam untuk kembali menatap Jimin.
"Bangunlah bodoh! Jangan buat Hoseok Hyung menderita lagi."
Beberapa menit kemudian, Jimin mulai mengerjapkan matanya.
"Hoseok Hyung!" Pekik Jimin saat sudah benar benar membuka matanya.
"Berisik" balas Jungkook dingin.
Jimin menoleh, ia tertegun dengan apa yang ia lihat.
"K-kau?" Ucap Jimin. Jungkook menatap Jimin datar.
"Hm. Ada apa kau kesini lagi? Setelah menyakiti Hoseok Hyung begitu dalam, huh?"
"Kau tak melupakanku?" Tanya Jimin.
"Untuk apa aku melupakan orang yang telah membuat Hoseok Hyung ku sakit?!" Sentak Jungkook, membuat Jimin menunduk dalam.
"M-maaf.. a-aku.. tak berma---" ucapan Jimin terpotong oleh,
"Oh? Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu?" Hoseok mendekati Jimin dan Jungkook yang sama sama menatapnya kaget.
"U-ugh.. ya.. aku baik baik saja" ujar Jimin.
"Cih." Jungkook berdecih sedikit keras, membuat Hoseok mengernyitkan dahinya bingung.
"Kau kenapa Kook?" Tanya Hoseok. Jungkook hanya tersenyum lalu menggeleng pelan. Hoseok mengedikkan bahunya. Lalu memegang dahi Jimin.
"Bagus. Sudah tak panas" gumam Hoseok.
"Ya sudah. Kalau begitu, ayo kita makan. Aku akan memasak" ujar Hoseok dengan senyuman terbaiknya. Yang tanpa disadarinya, senyuman itu membuat kedua orang dihadapannya, berdenyut sakit didada mereka.
"Kajja!!" Seru Hoseok dan langsung menuju dapur.
Jungkook berjalan mengikuti Hoseok lalu diikuti Jimin dengan tertunduk. Hoseok mulai mengambil beberapa bahan untuk dimasaknya dari dalam kulkas.
"Kook.. tolong bantu aku.." Jungkook mengangguk lalu mulai membantu Hoseok. Ia mencuci sayur sayuran dan buah.
"Aku apa Hyung?" Cicit Jimin pelan.
Hoseok menoleh, "Eoh? Chim.. ugh, maksudku Jim.. um, kamu cukup duduk saja ok? Kau masih lemaskan?"
Jimin tersenyum kecil, mendengar seluruh kata kata Hoseok yang terdengar baru untuknya.
"Aish Hyung! Kau tak adilll!" Rengek Jungkook.
"Tak adil bagaimana?" Heran Hoseok.
"Kau tak adil... Masa, Jimin kau suruh diam. Dan aku membantumu.."
"Ooohhh... Jadi kau tak ikhlas membantuku, hm?"
"E-eh.. t-tidak Hyung.. hehehe.. ya sudahlah" kalah Jungkook.
Jimin terkekeh mendengar perdebatan keduanya.
"Tak pernah, ada yang berubah" ucap Jimin sendiri. Sambil tersenyum menatap keduanya.
"Apanya yang tak pernah berubah?" Tanya Jungkook dan Hoseok serempak. Hoseok dan Jungkook saling menoleh dan tertawa pelan.
"T-tidak.." balas Jimin.
"Hah.. sudahlah, jika terus mengobrol. Kapan masakkanku akan selesai? Hah.. kalian ini suka sekali mengulur waktu." Ucap Hoseok. Jungkook dan Jimin hanya tersenyum simpul.
Jungkook mulai melakukan-kegiatan membantu Hoseok-yang sempat tertunda tadi. Sedangkan Jimin yang hanya memperhatikan, dan Hoseok yang mulai memasak.
15 menit kemudian, Hoseok telah menyelesaikan memasaknya. Dibantu Jungkook yang menaruh semua makanan, diatas meja makan. Dan Hoseok yang membersihkan dapur.
"Ayo makanlah.. semoga kau suka Jim" ujar Hoseok, yang hendak duduk dikursi meja makan.
Jimin mengangguk, lalu mulai memakan masakan Hoseok. "Uwah... Hyung! Ini sangat enak!!" Pekik Jimin. Hoseok tersenyum.
"Kook, kau juga makanlah.." titah Hoseok. Jungkook mengangguk.
'Benar Hyung, tak ada yang berubah. Hanya... Tinggal kau, yang masih mengingatku, atau tidak.' lirih Jimin dalam hati. Saat melihat Hoseok yang tersenyum cerah.
*
*
*
*
*
*
"Kisah klasik, yang penuh dengan kesalahan. Kekesalan. Kesakitan. Penderitaan. Apakah, ada dendam? Yang membuat luka hati yang mendalam?"
*****
TBC~~
Hai gaes... Sekarang kan, udah mulai masuk sekolah yak.. jadi.. ya gitulah... Updatenya.. hari sabtu atau minggu ya.. hehe. Tunggu ok!
KAMU SEDANG MEMBACA
How about me? -Jihope-
Fanfiction"Bagaimana denganku Hyung?" "Maafkan aku Jimin-ah.." "Kenapa kau pergi begitu cepat? Hyung.. Aku menyayangimu" "Nado Jimin-ah.. Selamat tinggal" Hari yang cerah, mendadak menghilang. Ketika, sang matahari ikut pergi. Meninggalkan rasa sakit dan p...