Terlalu manis

381 57 1
                                    

Tak butuh waktu lama, untuk melihat bagaimana takdir bertindak. Disaat kita terjatuh, lihatlah takdir. Apakah ia mendatangkan seseorang yang mengulurkan tangannya untuk kita? Atau...tidak?

Takdir terlalu manis untuk ditebak. Saking manisnya, akan membuat kita bahagia, dan setelah itu terhempas jatuh kedasar. Sakit? Memang, tapi kita mendapatkan pelajaran dari itu.

Tuhan tak akan menguji seseorang, jika seseorang itu terlalu lemah. Tuhan menguji seseorang, jika seseorang itu terlalu kuat.

Dunia itu kejam. Jangan mudah percaya pada dunia. Jika dunia baik kepada kita, jangan terbuai! Dunia memiliki sebuah siasat yang akan mencoba untuk menghancurkan kita.

Disaat semuanya bersatu. Jangan katakan tidak. Hadapi itu semua dengan doa. Kuatkan diri, jangan mundur. Tetap berdiri tegak, pejamkan mata dan tersenyum lepas.

*****

Hoseok masih berdiri didekat jendela. Senja itu sudah benar benar pergi, digantikan dengan langit kelam. Ia termenung, melihat bagaimana cerahnya langit hitam itu. Ditambah bintang dan juga bulan yang menghiasi.

Kapan hidupku secerah langit kelam itu?

Kalimat itu terus terulang dipikirannya. Kapan? Ia tak tau.

*Tok tok tok*

Pintu kamar Hoseok terbuka begitu saja, saat sudah terdengar beberapa ketukan. Jimin. Ya, itu Jimin yang sedih sedikit tersenyum.

"Jim? Ada apa?" Hoseok berjalan mendekat.

"Aku pulang ya, Hyung.."

"Pulang? Oh.. dimana rumahmu? Aku akan meminta Jungkook mengantarmu.."

"T-tidak usah Hyung. A-aku naik taksi saja.."

"Jangan, biarkan Jungkook mengantarmu." Hoseok tersenyum tipis, sangat tipis.

Jimin mengangguk perlahan, tenggorokannya sekarang terasa kering. Hoseok segera memanggil Jungkook.

"Kook, antar Jimin pulang ya. Setelah itu, kau juga pulanglah.." Ucap Hoseok.

Jungkook cemberut, "Kau mengusirku Hyung?"

"Ish! Tidak bodoh!"

"Hah.. ya sudah, besok aku kerumahmu lagi ya" Jungkook tersenyum lebar. Hoseok mengangguk.

"Ya sudah, sana. Nanti terlalu malam.."

"Oke.. dahh" Jimin dan Jungkook segera melesat keluar dari dalam rumah Hoseok.

Hoseok tersenyum sendu melihat rumahnya kembali sepi. "Semoga baik baik saja.."

*****

"Dimana rumahmu?" Jungkook bertanya pada Jimin yang sedang menatap jalanan.

"Di Seoul" ujar Jimin, yang membuat Jungkook mendengus.

"Diman--"

Ucapan Jungkook terpotong oleh kata kata Jimin yang membuatnya terdiam. 

"Masih sama, seperti dulu." Jungkook hanya diam, dan melajukan mobilnya kerumah Jimin.

*****

Sesak. Sangat sesak.

"Hoseok Hyung!! Awas!!" Teriakan seorang bocah menggelegar dijalanan yang hampir sepi itu.

Ia segera mendekap tubuh sang Hyung yang terbaring ditengah jalan. Jungkook. Ya, Jungkook terisak keras.

"Hiks.. hiks.. Hoseok Hyung!! Kenapa tak ada yang membantu?!! Tuhan!!! Hiks.. hiks.. Hoseok Hyung, aku akan menyelamatkanmu!!"

How about me? -Jihope-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang