Untukmu

427 61 8
                                    

Matahari sudah benar benar terbenam. Langit sudah benar benar menggelap. Suara ombak masih terdengar jelas. Keheningan menyapa. Senyum yang tak luntur. Rangkulan yang masih bertengger manis. Air mata yang mengering. Angin yang berhembus. Dan, sebuah hal yang akan lagi lagi menjadi sebuah kenangan indah.

"Hah... Sudah malam, ayo pulang" ujar Jungkook.

"Ya... Ayo" balas Hoseok.

Mereka berjalan menuju mobil, lalu menaikinya. Dengan Jungkook yang mengemudi, Jimin dibelakang, dan Hoseok disamping Jungkook.

"Huaaahhh.. aku mengantuk" Hoseok mengerjap ngerjapkan matanya.

"Tidur saja Hyung, nanti aku bangunkan" balas Jungkook. Hoseok mengangguk, dan mulai menyamankan posisinya.

Jungkook mulai melajukan mobilnya kerumah Hoseok.

"Dimana rumahmu?" Tanya Jungkook pada Jimin.

"Oh? A-aku.. aku.. ekhem, aku d-di.. a-ah aku. Akan menginap saja.. y-ya menginap.. d-di rumah temanku.. y-ya.." jawab Jimin terbata bata.

"Perlu ku an--"

"Jimin-ah, menginap dirumah ku saja" sambar Hoseok tiba tiba, dengan mata yang masih terpejam. Jimin tersenyum canggung lalu mengangguk.

"Oh? Kerumah Hoseok?" Tanya Jungkook.

"Hyung. Kook...." Sambar Hoseok lagi.

"Hehe.. maaf.." Hoseok membuka matanya, tiba tiba saja kantuknya hilang.

Malam yang sepi, ditambah alunan musik yang menyejukkan hati. Langit penuh bintang, bulan bersinar terang. Semuanya terasa lengkap. Tak terkecuali, tiga pemuda yang terdiam. Dengan pikirannya masing masing.

"Ekhem"- Hoseok.

Keduanya menoleh, pada sang Hyung. Tersenyum kecil, lalu kembali mengalihkan pandangannya. Canggung.

Diam, sepertinya adalah pilihan yang tepat untuk mereka saat ini. Merenung, memikirkan apapun. Asal jangan masa lalu itu.

'Ugh, sialan. Canggung sekali' umpatan dalam hati Jungkook, membuat dadanya berdegup kencang.

*****

"H-hyung, aku juga akan menginap ya" Ujar Jungkook memecah keheningan.

Hoseok menoleh, membuat Jungkook yang menatapnya lewat kaca tertegun. Hoseok menangis?

"H-hyung?"

"Iya Kook. Menginaplah" Senyum Hoseok terpatri dengan eloknya.

Jimin ikut tertegun melihat Hoseok, ada apa? Pikirnya.

Hoseok kembali mengalihkan pandangan kearah kanannya, menatap jalanan yang saat ini lebih menarik dari apapun.

"O-oke, sebentar lagi kita sampai" ucap Jungkook. Ia menghela napas, saat mendapatkan senyuman tipis dari keduanya.

Disaat lama tak jumpa, beginilah hasilnya. Disaat sudah ada yang melupakan, maka akan sulit untuk kembali seperti semula lagi. Disaat seseorang pergi dan meminggalkan luka, inilah yang harus diterima.

"Sudah sampai Hyung-deul."

Hoseok menoleh dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia tersenyum, lalu turun terlebih dahulu. Jungkook terdiam. Jimin menepuk bahu Jungkook.

"Kau melakukan yang terbaik"

Jungkook mengerjap, mendengar suara pintu mobil yang ditutup.

"Yeah! Jeon Jungkook!" Ia segera turun, dan tak lupa mengunci mobilnya. Lalu masuk kedalam rumah Hoseok.

*****

Mereka bertiga siap siap untuk tidur, dikamar Hoseok. Alasannya, karena Jungkook tak mau tidur bersama Jimin. Dan begitupun sebaliknya, lalu berakhir berdesakan diatas ranjang Hoseok yang tak terlalu besar ini.

"Aish! Geser!"-Jungkook pada Jimin.

"Kau dikamar sebelah saja!"-Jimin pada Jungkook.

"Kau saja!"-Jungkook

"Kau!"-Jimin

"Ish! Kau saja!"-Jungkook

"Kau!!"

"Kau!!!!"

"Kauuu!!!"

"Kau!!!!!!!"

"Ka--"

"DIAAAMMM!!!"-Hoseok.

Hoseok itu ditengah tengah, terbayangkan? Bagaimana ia diteriaki oleh kedua namja yang tak tau waktu ini.

"Kalian! Berisik sekali!! Sudah malam! Lihat! Sudah jam 11! Sialan! Aku jadi tak bisa tidur!"

Hoseok bangun, lalu mengambil bantal guling bergambar Mickey Mouse itu. Dan memukulkannya pada kedua namja yang sedang terduduk dan menunduk saat ini.

"Kalau kalian tak mau pindah! Aku saja yang pindah!!" Hoseok membuka pintu kamarnya, lalu membantingnya cukup keras. Membuat Jungkook dan Jimin berjengit kaget.

"Kau sih.."-Jungkook

"Kau yang salah.."-Jimin

"Kau.."

"Kau...."

"Kau!"

"Kau!!!"

"Kau!!!!!!"

"Ka--"

"DIAM! ATAU AKU AKAN CEKIK KALIAN SATU PERSATU!!"

Keduanya terdiam, saat Hoseok berteriak.

"Gila" Ucap Hoseok, saat membaringkan tubuhnya diatas kasur.

Hoseok menatap langit langit kamar, sambil bergumam menyanyikan sebuah lagu.

"You know it all. You're my best friend.. hmm hmm.. nanana.. hmm...."

Belum saatnya, untuk sesuatu yang mungkin akan terjadi, tak ada seorangpun yang tau. Tak ada. Sebuah bisikan halus, memekakan telinga. Sebuah belaian lembut, membuat mata itu tertutup.

Rasa rasanya, baru saja sebuah kisah dimulai. Rasa rasanya, baru saja sebuah senyuman terukir. Baru saja sebuah tangis yang entah untuk apa mengalir begitu saja. Baru saja sebuah rangkulan bertengger diantara bahu satu sama lain. Kini, hanya ada sebuah akhir yang menunggu. Hanya ada sebuah bekas senyuman dalam benak. Hanya ada bekas air mata yang tersisa. Hanya ada angin tipis yang menerpa bahu mereka. Semuanya hanya kekosongan yang hampa.

"Kau pasti bisa melakukannya. Kau pasti bisa memgingatnya. Hoseok-ah.." lirih, sangat lirih. Entah apa itu, pikirankah? Atau sosok itu kembali hadir? Dia tak tau.

*

*

*

*

*

*

*

"Hati yang sedikit terluka. Telah sembuh. Dan kembali hadir, luka yang baru."

*****

TBC~~

How about me? -Jihope-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang