Harapan 🎊

97 8 3
                                    

Beberapa Hari ini, aku menjauh dari Ghea. Entah dia peduli atau tidak. Aku hanya takut, kalau aku mengganggu hubungannya dengan pria yang bernama Royko itu.

"Angkasa!"
Panggil Ghea

Aku hanya menoleh ke belakang, lalu melanjutkan langkahku.

Tapi dia memanggilku lagi
"Angkasa! tunggu!"

Aku menghentikan langkahku, lalu aku bertanya pada Ghea

"Kenapa?"
Sambil berusaha untuk tidak melihat matanya

"Kamu yang kenapa! kamu jauhin aku?"
Tanya Ghea

"Ups! sorry, aku ada panggilan nih, Goodluck kawan-kawan"
Sela Dino sambil menepuk tangannya ke bahuku, setelah itu dia meninggalkan kami berdua

"Kemaren aku ke rumahmu, tapi katanya kamu lagi sama royko"

"Hah? Riko maksud kamu? Hahahaha"

"Iya siapalah itu"

"Kenapa? kamu cemburu?"

"Sangat... tapi aku bukan siapa-siapa kamu Ghe.."

"Enggak tuh, aku cuman gamau ganggu kamu sama P A C A R mu aja"

"Dia bukan pacarku tuh, dia cuman temen masa kecilku aja, tapi makasih lo kamu udah kasi aku buah banyak banget hahaha"

"Oooh, Kamu suka sama yang aku kasih?"

"Iya, kamu lucu! masa iya ngasi orang sakit sebanyak itu"

"Suka sama akunya kapan?"
Ayolahhh, aku ingin mendengar jawabanmu

"......"
Dia terdiam agak lama

"Udah ah! aku mau ke kelas dulu!"
Balasnya

"Jawab dulu"

"Gamau!"

"Tunggu dulu! Kaki kamu luka ya?"

"Enggak kok"

"Kayaknya susah banget jalannya"

"Hah? aku bisa jalan kok"

"Oke, nanti malam aku jemput jam 7 yang cantik ya, dadahhhh"

"Eh? Angkasa!"

"See youuuu"

"Angkasaaaa!"

"Yes.... akhirnya Ghea mau aku ajak pergi"
(Batinku)

Tunggu, sepertinya aku melupakan sesuatu. Oh iya, aku kan tidak tau rumah Ghea, dasar bodoh.

***

Akhirnya aku menceritakan kejadian itu pada Dino, tanpa pikir panjang dia langsung mencari Ghea untuk menanyakan alamat rumahnya.

"Nih"
Ucap Dino sambil memberikan alamat rumah Ghea

"Gile, kok bisa dapet?"

"Dino gitu loh"

"Kamu bilang apa Din?"

"Ghe, rumahku ternyata deket rumah kamu, bisa minta alamatnya? aku lupa"

"Alasan apaan kayak gitu"

"Udahlah, yang penting dapet kan"

"Yaudahlah, Makasih ya"

"Hmm"

Tidak aku sangka ternyata Ghea lebih bodoh dariku. Dasar Dino, mentang-mentang dia pintar semua orang dianggap bodoh.

***

Aku sudah siap untuk menjemput Ghea di rumahnya. Yang aku belum siap adalah bertemu orang tua Ghea. Apa yang harus aku bilang nantinya.

Apakah "Tante, saya mau pinjem anaknya bentar nanti dikembaliin" tapi tidak mungkin rasanya kalau seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang