"Aku bisa makan sendiri tau!"
"Kamu lagi sakit, tanganmu pasti masih lemah, jangan banyak protes!"
"Ck! tapi Angk-"
"Kereta api masuk terowongan Aaaaaa.....Emmmm, anak pinterrr"
"kebwanawkwan twawu" (Kebanyakan tau)
"Habisin dulu nasinya baru ngomong"
"Ternyata bisa baik juga ya"
"Apa? gakedengeran"
"Bukan! Bukan apa-apa kok!"
Wajah Ghea memerah, lucunya"Aduh!"
Teriakku"Eh? kamu kenapa Ang?"
Tanya ghea"Tanganku sakit!"
"Sakit kenapa?"
"Digigit lalat"
"Kamu bercanda terus! bikin orang panik aja"
"Kamu panik gara-gara aku?"
"......"
Ghea terdiam, wajahnya memerah untuk yang kedua kalinya"Sa! balik yuk!"
Rimba datang tiba-tiba saja membuatku terkejut"Ngagetin aja! yaudah yuk, udah sore juga"
"Kalian mau balik?"
Tanya Ghea"Maaf ya tuan putri, tapi pangeran udah waktunya pulang, dicariin sama mamah belum makan"
"Hah? hahahaha Angkasa kalo makan masih disuruh?"
"Iyalah! kadang-kadang malah disuapin"
"Jangan percaya Ghe! dia tukang bohong, Ibu kantin aja sering dibohongin sama dia"
"Bohong apaan? emang gitu kok"
"Hahaha, kalian temenan udah lama?"
"Lumayan sih, dari sd"
Sahut Rimba"Kalo Dino?"
"Mereka mah, dari kandungan udah bareng"
"Udah yuk balik, keburu malem nanti aku dikunciin"
"Kita pamit ya ghe"
"Tunggu Angkasa"
Aku menghentikan langkahku dan menatap Ghea dalam waktu yang cukup lama. Akhirnya Ghea mengatakan sebuah kata yang membuatku semakin deg-degan
"Makasih"
Bukan kalimatnya yang membuatku deg-degan, tapi senyumnyaTak lama kemudian aku pamit dengan Ibu Ghea, yang lainpun memutuskan untuk segera pulang.
***
Dasar curang, dia selalu saja bisa membuatku jatuh cinta. Entahlah, hari ini aku terus memikirkan Ghea, terserah dengannya mau memikirkanku atau tidak. Aku hanya perlu 1% darinya untuk memikirkanku. Sudah lebih dari cukup bagiku.
Ke-esokan harinya aku mencari Ghea di kelasnya. Tapi aku malah bertemu Dian dan Sisi.
"Yan, kamu liat Ghea gak ya? aku tadi udah nyari ke kantin, kamar mandi, Uks sama perpus tapi aku gak liat dia"
"Yaiyalah, dia kan masih sakit, lagian kamu ngapain sampe nyari ke toilet?"
"Pasti mau ngintip yaaa"
Sambar Sisi"Enggaklah gila, aku masih waras tau, lagian aku ke kamar mandi malah ketemu Pak Agung"
"Hah? Pak Agung nyari Ghea juga?"
Tanya Sisi"Ya enggaklah Si, dia paling lagi bersihin toilet"
"Oooohhh"
"Jadi Ghea gak sekolah? yaudah makasih ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Novela JuvenilKalau saja saat itu aku boleh memilih namaku, akan kuubah menjadi semesta. Agar aku bisa menjadi hal yang kau favoritkan nantinya. Tapi tak apalah ya? Suatu hari kau juga akan menyukai angkasa.