Nakal, sembrono, tidak bisa di atur, dan bar bar adalah kata yang tepat untuk keponakan keci berjenis kelamin perempuan dari fir'aun. Para tentara hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap gadis kecil itu. Namun dibalik dari kenakalanya ia memiliki sesuatu.
Di usia yang masih 13 tahun sudah memiliki kemampuan fisik, beladiri, stamina, kepintaran. Seluruh istana mengakui kehabatan dari gadis itu. Namun satu hal yang mematahkan seluruh kelebihan yanh ia miliki
一 Karena ia seorang perempuan.
Jika dimasa sekarang kita bisa berbangga karena menjadi seorang wanita karena emansipasinya serta di lindungi mati matian kehormatannya namun tidak di masa lalu tepatnya di mesir.
Wanita hanya budak bagi pria, keberadaan wanita hanya untuk memenuhi hasrat pria.
Gadis itu akan langsung menendang telak tubuh prajuritnya jika mereka berani mengatakan hal itu didepannya.
Siang yang cukup terik. Mengigat mereka tinggal di gurun tentu saja sekitarnya begitu panas. Terbiasa adalah kata yang tepat untuk mereka yang tinggal di sana.
Ekosistem yang ekstrim namun mereka memiliki sumber daya yang cukup kaya hingga membuat mereka hidup sejahtera.
Dua sosok yang berbeda gender tengah beradu pedang di atas arena. Pertarungan keduanya cukup sengit di antara keduanya. Sudah sangat lelah dan terhengah hengah namun sama sekali tidak ada yang mau mengalah, hingga salah satu dari mereka terjatuh.
"P-PANGERAN? ANDA TIDAK APA APA??" Raung prajurit yang langsung menghambur mendekati bocah kecil yang terjatuh. "APA YANG KAU LAKUKAN HAH?" Rajurit itu menatap marah kearah gadis kecil yang memandangnya dengan tatapan aneh.
"Kenapa bertanya? Bukankah kami sedang latihan? Dia terjatuh karena dia hilang keseimbangan dan memberiku celah." Gadis kecil itu memikul pedang kayunya.
"Bisakah kalian tidak berlebihan dan mengganggu latihanku?" Desis bocah kecil yang terjatuh tadi yang sekarang sudah kembali berdiri karena bantuan dari prajurit. "Lagi pula ini hanya latihan. Pedang kayu itu tidak akan membunuhku. Kenapa kalian terlalu berlebihan jika Naruto membuatku terpental?" Sasuke menatap tajam kearah prajurit yang sekarang hanya bungkam tak berani menjawab.
"Tch." Bocah kecil itu melempar asal pedang kayunya dan pedang kayu milik gadis kecil bernama Naruto, kemudian menarik gadis kecil itu pergi dari tempat latihan.
.
.
.
"Mereka menyebalkan." Desisnya.
Angin panas itu menyapu kulit tan Naruto. Ia tersenyum sembari menatap birunya langit yang berselimut awan tipis.
"Itu karena aku wanita." Jawabnya enteng. Bisa dibilang ia terbiasa diperlakukan berbeda karena ia wanita.
"Kau bahkan bisa melakukan hal yang seharusnya pria lakukan dengan lebih baik ketimbang pria itu sendiri."
"Karena aku berbeda, Sasuke." Naruto sama sekali tidak menatap bocah itu ketika berbicara. Langit tampak lebih menarik ketimbang lawan bicaranya. Ya walau lawan bicaranya itu sama sekalo tidak keberatan. "Aku benar benar senang karena kau tidak memperlakukan ku dengan berbeda." Kali ini Naruto menatap mata kelam itu dengan tatapan lembut. Al hasil membuat empunya tertegun.
"Itu karena aku merasa kau tidak berbeda."
"Maksudmu kau menganggap aku laki laki Uchiha Sasuke?" Naruto menyipitkan mata.
"Tch bukan begitu dobe."
"Kau beru menghinaku, Uchiha Sasuke?" Naruto menatapnya nyalang.
"Oh ayolah kau ingin ribut lagi denganku? Kau tidak lelah Uzumaki Naruto?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pharaoh
FanfictionSasuFemNaru Penindasan terhadap wanita sudah biasa terjadi di negara Mesir. Kelahiran para wanita bukannya tidak diinginkan namun fungsinya begitu rendahnya dimata para pria. Di ramalkan oleh peramal ulung jika kelak akan terlahir bayi perempuan yan...