9

2.3K 322 26
                                    

Tidak hanya negara bagian belahan bumi yang lain yang mempercayai prihal sihir. Mesir pun mempercayai adanya hal itu. Terbukti dari bertebarannya penyihir serta book of Thoth. Buku ini merupakan buku mantra yang awalnya dimiliki oleh dewa mesir.

Penggunaan sihir pula tidak luput dari tak - tik perang yang disusun oleh Itachi dan juga Naruto.

"Yakin ingin menggunakan dia dalam pertempuran nanti puteri, Naruto? Dia bukanlah tipe penyihir yang bisa di ajak bekerja sama." Kata Itachi di seperjalanan mereka menempuh gurun pasir untuk menemukan salah satu penyihir terkenal yang ada di Mesir.

"Demi mesir. Dia akan melakukan negosiasi pangeran Itachi." Jawab Naruto.

Naruto begitu yakin dengan feelingnya saat ini. Tidan ada cara lain, Itachi hanya bisa mengikuti dan mempercayai Naruto.

Setibanya mereka di sebuah bangunan kecil tak terurus yang di yakini adalah tempat dari penyihir yang katanya sangat kuat. Tampak seperti bangunan kosong dan tidak meyakinkan jika itu merupakan kediaman seorang penyihir.

"Ini tempatnya?" Itachi melirik Naruto. Gurat tidak yakin sangat ketara di wajahnya.

"Sepertinya begitu. Aura di sini terasa tidak nyaman."

Itachi juga merasakan hal yang sama sebenarnya. Hanya saja Itachi mengabaikan perasaan itu.

"Ayo masuk."

Itachi mengangguk dan mengikuti langkah Naruto. Hendak Naruto menyentuh pintu, pintu itu tiba - tiba saja terbuka dan menampilkan sosok pria berambut panjang. Dengan seringian pria itu menyambut kedatangan bangsawan Mesir itu. "Aku tahu maksud kedatangan kalian kemari." Katanya.



Naruto terkagum. Pantas saja jika beliau di katakan sakti. Maksud kedatangan mereka di jabarkan secara rinci oleh pria itu.

Kini Naruto dan Itachi sudah berada di dalam duduk di sebuah sofa usang di dalam sebuah ruangan yang tidak terlalu besar serta agak gelap. Naruto dapat melihat pernak - pernik serta perabotan khas penyihir hingga matanya terpaku pada satu buku di atas sebuah meja berdekatan dengan bola kristal.

"Kau pemilik Book of Thoth."

"Oh.. anda juga mengetahui buku itu tuan puteri?" Katanya yang tengah duduk di hadapan Itachi dan Naruto.

"Tentu saja aku tahu."

Pria itu hanya tersenyum. "Jadi mari kita merencanakan kerja samanya."

Itachi terbelalak mendengar perkataan pria itu. Jika rumor yang beredar bahwa penyihir yang bernama Orochimaru itu merupakan penyihir yang sangat sulit diajak bekerja sama.

Dan lagi Orochimaru hanya tersenyum melihat raut terkejut Itachi. "Pemikiran mu memang benar. Aku tidak mudah menerima kerja sama. Tapi puteri Naruto, auranya begitu ketara. Aku merasakan sesuatu tentangnya sampai aku sendiri pun tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana."

Mungkin Itachi harus merasa beruntung karena memiliki Naruto dan ikut serta bersama dirinya.

"Baiklah. Tanpa berpanjang lebar. Aku ingin kau menyihir musuh kami dan membantu kami membebaskan para rakyat yang di sekap." Naruto to the poin.

Ini salah satu hal yang Orochimaru sukai. Naruto yang begitu frontal dan to the poin. Hal itu menjadi nilai plus untuk Naruto di matanya.

"Baiklah. Sesuai keinginan anda yang mulia. Saya berada di belakang anda."

Naruto tersenyum puas mendengarnya. Bersyukur lah ia karena jalannya begitu di permudah.



Kedatangan Naruto dan Itachi begitu di nanti para dewan dan juga rakyat. Menanti kabar yang akan mereka bawa pastinya.

"Jadi?" Tanya Mikoto pada dua orang yang tengah membungkuk penuh hormat padanya itu.

"Boleh aku katakan jika Ratu masa depan kita itu benar - benar luar biasa?" Kata Itachi yang membuat setiap orang yang ada di sana mengerutkan dahi. "Kami berhasil berkerja sama dengan Orochimaru. Orang yang pernah menolak kerja sama dengan fir'aun terdahulu kita."

Para dewan terbelalak sedangkan Mikoto menarik senyuman memandang keponakannya. "Sosok yang benar - benar di harapkan untuk menjadi fir'aun." Tukasnya sambil melirik para dewan hanya berdehem. "Dengan ini kita akan memenangkan perperangan dan membawa kembali rakyat kita."

Sorak - sorakan terdengar setelahnya. Dengan ini perang yang harus mereka hadapi sudah berada di depan mata. Kali ini tanpa memandang gender dan hal lainnya ; para wanita di bebaskan untuk turun ke medan  perang atas keinginan Naruto serta persetujuan paroh.

Awal mula menghilangnya deskriminasi di Mesir. Awal cahaya yang akan menerangi kaum hawa. Berharap Hinata adalah gadis terakhir yang menjadi korban ketidak adilan di tanah air. Wanita pantas mendapatkan perlindungan, siapa pun dia.

♪───O(LYC)O────♪

Di hamparan gurun luas. Ribuan barisan pasukan sudah berbaris menanti kedatangan musuh yang sudah di pancing menuju medan. Sekitar 5 penyihir sudah bersiap di lokasi masing - masing membantu dalam kelancaran perang mereka.

Lalu Naruto ; gadis itu berdiri dengan anggun serta gagahnya di depan para ribuan pasukan. Di kanannya Sasuke, Itachi dan Shion kemudian di Kirinya Kiba dan juga Karin. Dan jauh di belakang sana pasukan yang di pimpin paroh dan juga Fugaku mendukung kepastian kemenangan yang akan mereka raih.

"Puteri Naruto. Pasukan musuh sudah mulai terlihat." Pekik salah satu prajurit yang bertugas memantau.

"Bersiaplah kalian. Yang kita nanti sudah di depan mata. ATAS NAMA DEWA AMUN."

"ATAS NAMA DEWA AMUN." Jawab pasukan serentak.

Bersambung...

Dah update 😋👉👉
Btw dah mau klimaks nih cerita..

Votementnya jangan lupaaaa~ 💜

PharaohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang