3. Deal

2.9K 390 21
                                    

Beberapa tahun telah berlalu. Naruto sudah berusia genab 18 tahun. Jika dimasa kecilnya ia dianggap remeh maka ketika ia dewasa ia begitu di puja. Kecantikannyalah yang menjadi alasan. Keturunan dari Kushina memang tidak bisa di anggap remeh.

"Yang mulia." Para pelayan yang melayani Naruto meneteskan airmata setiap kali menghiasi tiap jengkal tubuh Naruto. Perlakuan Naruto yang lembutlah yang menjadi alasan mereka. 

"Sebentar lagi yang mulia." Gadis itu - Hinata menyisiri rambut panjang Naruto. "Tahun ini kau akan melaksanakan pernikahan yang sudah direncanakan Fir'aun." Naruto sama sekali tidak bergeming. Mata langit milik Naruto menyendu seketika.

➳✩⡱➳✩⡱

Semua mata memadang ke arah langkah elok Naruto. Setiap orang yang ia lintasi tak habisnya memuji dirinya. Berjalan menuju singgasana fir'aun adalah tujuannya.

"Paman." Panggilanya ketia ia tiba di singgasana milik Pharaoh itu.

Disana sudah terdapat beberapa orang, para petinggi kerajaan, putera puteranya termasuk Sasuke, Itachi dan Kabuto.

"Oh anakku yang cantik. Ada apa?" Fir'aun memandangnya lembut. Berbeda sekali dengan ia yang dulu ; begitu ketus dan nyalang. "Perhiasanmu kurang? Ingin baju yang cantik?" Bisa di lihat jika Naruto kini begitu dimanja.

"Tidak. Aku ingin membuat kesepakatan." Ujarnya.

Fir'aun menaikan sebelah alisnnya dan sisanya memandang bingung puteri mereka.

"Aku akan meikahi Kabuto jika paman menerima kesepakatan dari ku."

"Apa itu anakku."

"Jika pria itu ; Uchiha Kabuto tidak becus dalam menjalankan pemerintahan. Maka aku akan menggantiakan posisinya-

-sebagai Pharaoh."

➳✩⡱➳✩⡱

Sang ayah murka tentu saja. Dengan lancang puterinya mengatakan hal yang tidak seharusnya pada Fir'aun mereka. Alih - alih memukul puterinya Minato hanya sanggup memaki. Ia tidak mungkin membuat calon istri fir'aunnya lecet.

"Ayahanda. Ananda tidak akan merebut tahta orang itu." Naruto mempertegas. "Ananda hanya akan mengambilnya jika pria itu gagal atas tanggung jawabnya."

"Kau gila. Kau itu perempuan." Raung Minato menggema di pavilion miliknya.

"Ayahanda tidak mengingat fir'aun terdahulu? Cleopatra, Nefertiti, Hatshepsut, Sobekneferu? Mereka adalah fir'aun kita terdahulu. Seorang perempuan hebat yang sudah membangun mesir." Minato hanya bisa bungkam, kalah telak dari sang puteri. "Ayahanda terlalu meremehkan ananda karena ananda seorang peremupuan. Ananda akan menjadi fir'aun hebat. Melebihi yang mulia Sobekneferu nantinya. Ananda bersumpah atas nama Dewa Amun, ayahanda." Sumpahnya.

Minato hanya menghela nafas memilih melenggang pergi dari pavilion milik puterinya.

Naruto hanya menatap diam kepergian sang ayah. Masih dalam posisi nyaman di singgasana kamarnya. Sebelum akhirnya kediamannya terganggu oleh kedatangan pelayan yang akan melayaninya.

➳✩⡱➳✩⡱

Memanjakan diri dengan secangkir teh serta pijatan - pijatan dari pelayan adalah keseharian dari Naruto. Sambil di temani oleh sahabat yang merangkap menjadi pelayan pribadinya ; Hinata.

"Naruto. Kenapa kau melakukan itu?" Hinata menatap bingung sahabatnya.

"Maksudmu tentang kesepakatan itu?" Hinata mengangguk. "Aku sudah memutuskan Hinata."

PharaohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang