Rencana paroh mulai Naruto laksanakan. Menjadi tangan kanan paroh Naruto di turunkan ke masyarakat mesir sebagai bantuan secara langsung.
Mesir masih terpuruk akibat ulah Kabuto yang kini sudah di kurung oleh Anko ibunya. Cukup ekstra usaha paroh yang sekarang untuk membangun mesir kembali. Bukan paroh yang akan turun secara langsung melainkan Naruto.
Di masa terpuruknya mesir Naruto akan datang menolong bak dewi. Tidakkah itu terdengar menyenangkan?
Kedatangan puteri Naruto di sambut meriah warga mesir. Begitu di puja karena kecantikannya yang memang bukanlah sebuah rahasia lagi. Di tambah kedatangannya yang bak pahlawan. Memberikan bantuan pangan yang Sasuke dapat dengan impor. Serta air yang benar - benar di manfaatkan dari sungai nil.
"Puja yang mulia." Mereka rakyat mesir bersujud di hadapan Naruto.
Tentunya Naruto tidak akan melakukan penolongan sekali saja. Ia tahu jika apa yang ia lakukan sekarang masih belum cukup.
"Jangan terlalu memaksakan diri." Sasuke meletakan selimut di bahu Naruto. Membuat gadis itu sedikit terlonjak kaget karenanya.
"Sasuke?"
"Belakangan kau terlalu memforsir tenagamu. Beristirahatlah."
Naruto tersenyum manis. "Aku harus mengembalikan mesir seperti dulu." Jawabnya.
Sasuke mendengus. Ia menduduki dirinya tepat di samping Naruto.
Malam ini bintang di langit tampak lebih terang dari biasanya. berhamburan dan berkelip cantik. Hal yang sering mereka lakukan dari dulu saat masih kecil. Memandang indahnya bintang bersama.
"Aku tidak tahu kau masih sering melakukannya."
"Hm?"
"Menatap bintang."
"Sasuke. Bukankah kau melihatku di luar saat pertama kali kau kembali?"
Hening...
"Kebiasaan adalah sesuatu yang sangat sulit untuk di hilangkan." Jawab Naruto. "Menatap bintang membuatku merasa tenang. Bagaimana denganmu?"
Sasuke terdiam sejenak. Mata legamnya tertuju pada indahnya langit malam. "Seperti katamu. Kebiasaan sangat sulit untuk di hilangkan."
Naruto membentuk senyuman di bibirnya. "Kau hanya mengikutiku Uchiha." Naruto menyikut Sasuke.
"Tidak mantan Uchiha." Sasuke membalas sikutan Naruto.
Malam yang indah di negara mesir. Di penuhi oleh tawa bahagia dua insan.
Tidak sadar dengan sosok yang sedari tadi memperhatikan. Menatap mereka dengan senyuman lembut.
"Aku tidak pernah melihat adikmu tertawa seperti itu."
"Sama halnya dengan aku ibunda."
"Naruto. Memang gadis yang special. Ayahmu begitu tega memisahkan mereka berdua hanya karena ia begitu mencintai putera keduanya itu."
Semilir angin menerpa lembut wajah cantik yang sudah mulai menampakan keriput itu. Tertanam di hatinya untuk mempertahankan senyum dan tawa yang ada pafa puteranya. Mengenyampingkan segalanya untuk sementara, dan mulai menyusun rencana untuk menyatukan Sasuke dan Naruto.
"Aku akan mengembalikan Naruto pada Sasuke."
"Tapi ibunda. Sada satu hal yang perlu ibunda pastikan terlebih dahulu."
➳✩⡱➳✩⡱
Rakya begitu bekerja keras siang ini. Sudah seminggu mereka membangun sebua bumbungan untuk mebampung makanan dan air atas perintah Naruto. Bertujuan untuk menyimpan persediaan makanan bagi rakyat mesir nantinya bila terjadi krisis seperti ini lagi. Hal yang begitu cerdas hasil pemikiran Naruto. Para petinggi kerajaan salut karenanya. Namun mereka masih terlalu keras kepala dan masih belum menerima jika perempuan yang harus menjadi paroh mereka. Hingga sekarang kedudukan Mikoto masih begitu di tentang dan menuai pro dan kontra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pharaoh
FanfictionSasuFemNaru Penindasan terhadap wanita sudah biasa terjadi di negara Mesir. Kelahiran para wanita bukannya tidak diinginkan namun fungsinya begitu rendahnya dimata para pria. Di ramalkan oleh peramal ulung jika kelak akan terlahir bayi perempuan yan...