Terik. Panas yang sangat terik siang ini. Namun sudah sangat biasa bagi para penduduk mesir yang menempati gurun.
Untuk beberapa minggu ini Naruto selalu menghindari dan menolak ajakan berlatih dari sang pangeran kecil. Heran? Tentu saja. Naruto biasanya tidak pernah menolak untuk latihan bertarung. Atau telah terjadi sesuatu padanya?
Di halaman belakang istana. Biasanya Naruto akan duduk duduk di sana jika ia lelah berlatih tarung. Memandangi indahnya air mancur dengan pahatan indah wajah fir'aun terdahulu.
"Lihat wanita wanita bar bar ini."
Naruto tahu sekali siapa pemilik suara menyebalkan ini. Yang katanya adalah petarung terkuat istana di usia belia. Kemampuannya melebihi putera putera fir'aun lainnya
- namun kalah ketika melawan Naruto?
"Ah.. Selamat siang pangeran Kabuto." Gadis kecil itu membungkuk hormat.
Heran. Biasanya Naruto akan menyambar dan memukul dirinya. Kabuto dan kawan kawan berlatihnya menatap heran kearah Naruto.
"Kenapa? Ada yang salah?" Naruto memiringkan kepala menatapnya.
Merasa tidak mendapatkan respon yang di harapkan mereka meninggalkan Naruto berdecih.
Gadis kecil itu mengerutkan dahinya heran.
**
Biasanya istana akan riuh sekali akibat ulah nakal dari keponakan perempuan fir'aun yang satu ini. Namun istana jauh lebih tenang bahkan terlewat tenang. Beberapa orang di istana sedikit merindukan kehebohan akibat gadis kecil yang bernama Uzumaki Naruro.
Sedangkan yang dimaksud sekarang tengah sibuk berbincang sambil menikmati pesta minum teh bersama gadis kecil yang katanya adalah pelayan pribadi Naruto.
Kabuto. Bocah kecil itu semakin heran melihat perubahan drastis karakter Naruto. Entah kenapa ia merasa sebal.
**
"Kerja bagus Naruto. Aku yakin jika tujuanmu akan tercapai." Hinata menggenggam erat tangan Naruto.
Naruto hanya diam memandangi langit yang mulai menggelap. Ia bersumpah atas nama ibunya akan menjadi wanita sesungguhnya. Memperlihatkan pada semua orang jika wanita bukanlah budak pria.
Naruto bahkan rela bersandiwara seumur hidup demi sumpahnya.
Seperti yang sang ibu katakan. Berjuang sekarang demi takdirmu kedepannya. Kau akan mengemban takdir yang besar jadi kau harus mempersiapkannya dari sekarang.
Naruto masih tidak mengerti apa maksud dari ibundanya itu tapi hanya satu yang ia tahu. Jika ibunya ingin Naruto berubah. Jika itu yang ibunya inginkan maka akan Naruto lakukan.
**
Mesir pada jaman dahulu. Wanita selalu di anggap sebagai budak.
Entah itu budak nafsu atau budak fisik. Mereka yang selalu terlihat lemah membuat lelaki semena mena terhadap mereka. Namun itu tidak berlaku bagi Naruto. Contohnya seperti sekarang.
Bocah kecil bernama Kabuto ini selalu mencari gara gara. Jika saja Naruto sedang dalam tahap berubah, mugkin Kabuto sudah tergeletak di tanah.
"Kau, jangan bersandiwara." Kabuto mendorong bangku yang Naruto duduki membuatnya terjungkal dan terjatuh kelantai.
"Naru-chan." Pekik Hinata yang melihat sahabatnya itu terjatuh. "Apa yang anda lakukan pangeran? Aku dan Naruto sedang melakukan pesta teh. Kenapa anda berbuat seperti ini? "
Ucapan Hinata membuat para pelayan dan prajurit melihat kearah mereka. Menatap Kabuto tidak percaya. Bagaimana pun juga Naruto adalah seorang puteri. Keponakan dari fir'aun Mesir, Uchiha Fugaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pharaoh
FanfictionSasuFemNaru Penindasan terhadap wanita sudah biasa terjadi di negara Mesir. Kelahiran para wanita bukannya tidak diinginkan namun fungsinya begitu rendahnya dimata para pria. Di ramalkan oleh peramal ulung jika kelak akan terlahir bayi perempuan yan...