17. Sweet Seventeen

1.7K 141 14
                                    

"lo udah sadar (nam)?" tanya Dianty ketika melihat sahabatnya mulai mengerjapkan matanya.

"gue dimana Dan?" lirih (namakamu)

"dirumah sakit, keadaan lo drop banget. Ini udah malem lo baru sadar, mana pingsan dari tadi pagi" jelas Dianty

"keluarga gue?"

"emm.. itu.. Zidny ngajak mereka kerumah Iqbaal buat ngomongin perjodohan mereka" Jujur Dianty.

(namakamu) tersenyum manis kepada Dianty, pikirnya memang ini jalan yang terbaik untuk mereka.

"lo tidur aja, gue jagain kok. Anak anak habis ini nyusul kesini kok, lo tenang aja" perintah Dianty

(namakamu) hanya menganggukan kepala mengerti.

"Makasih ya Dan, maaf ngerepotin" pelan (namakamu) .

"sans kalo sama gue, udah tidur gih" jawab Dianty. (namakamu) memejamkan matanya.

'lo baik (nam), sabar, kuat lagi.. lo terbaik lah intinya. Sayangnya mereka bodoh! membuang berlian demi seonggok tai' batin Dianty

.......

Rumah yang besar ini dipenuhi raut wajah yang datar, seharusnya mereka senang dengan perjodohan ini. Iqbaal menatap datar gadis disampingnya sekarang.

"Pertunangannya akan dilakukan waktu mereka liburan naik kelas tiga , bagaimana?" Tanya Papa Zidny.

"saya terserah sama mereka saja" jawab Ayah Herry

"baal" tegur Bunda Rike.

"Iqbaal masih kecil, belum ngerti arti tanggung jawab yang sebenarnya. Jika memang Zidny mau bertunangan dengan saya, lewati fase yang seharusnya. Berkenalan, berteman, bersahabat untuk mengenal lebih jauh. Bahkan yang saya tahu tentang Zidny hanya dia saudara tiri (namakamu), anak baru dalam kelas saya. Sudah itu saja, jika memang perjodohan ini harus terjadi silahkan tunggu saya sukses" putus Iqbaal akhirnya bersuara setelah lama terdiam.

"Benar apa kata Iqbaal, Iqbaal terlalu kecil untuk mengetahui perjodohan ini" Timpal Teh Ody yang sedari tadi menatap sinis Zidny.

"kalau begitu, kalian berkenalanlah. Baal, ajak Zidny pergi yaa" perintah Papa Zidny.

Iqbaal mengangguk patuh dan langsung berdiri diikuti oleh Zidny.

"pergi dulu ya om, tante, ayah ,bunda teh" pamit Iqbaal dan dibalas senyuman serta anggukan kepala oleh orang orang yang disebutnya tadi.

Iqbaal dan Zidny memasuki mobil Iqbaal.

"lohh baal, kamu gak bisa nyetir sendiri?" tanya Zidny.

"belum kenapa?" tanya Iqbaal dingin

"kamu udah mau tujuh belas tahun baal, masa iya kamu gak bisa bawa mobil sendiri" protes Zidny

'bahkan (namakamu) dulu sangat khawatir saat aku coba buat bawa mobil sendiri, dia tidak memaksaku bisa bawa mobil sendiri. Dia lebih sayang aku dari pada gengsi. (namakamu) aku rindu' batin Iqbaal

"ya terus kenapa kalo udah tujuh belas tahun, harus gitu diumur segitu bisa semuanya. Lo bukan siapa siapa gue, jadi jangan sok ngatur"

setelah ucapan pedas yang keluar dari mulut Iqbaal tadi, Zidny hanya terdiam menatap jalan.

.......

Still💞 ( IDR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang