19. Sayang Kak Puca

1.6K 130 0
                                    

(namakamu) duduk disofa kesayangannya, sebelahnya Bisma menatapnya dengan senyum. Senyum (namakamu) luntur ketika melihat dua orang berharga duduk didepannya dengan muka datarnya.

"Hai Bis, gimana kabar?" tanya Kak Aan

"Baik kok" Jawab Bisma singkat.

"Kamu kenapa (nam) kok pakek kursi roda ?" tanya Kak Puca.

(namakamu) tersenyum, rasanya sudah lama tidak mendengar suara orang ini.

"Sakit kak, masih lemes gitu" Jawab (namakamu).

"Udah langsung aja, mau ngapain?" tanya Kak Aan dingin.

"(namakamu) mau minta maaf ke semua, (namakamu) banyak salah, susah diatur juga. (namakamu) mau pamit, (namakamu) bakal ikut sama Bang Bi. (namakamu) sayang kalian, Maafin (namakamu) ya" Ucap (namakamu).

"kamu bakal ikut Bisma ke Bogor atau?" tanyaKak Puca

"gak tahu, aku ngikut bang Bi aja" jawab (namakamu) cepat.

"trus ayah lo?" tanya Kak Aan

"Hm.. dulu emang dia ayahku, sekarang pun sama. Tapi sekarang statusnya beda, dia Papanya Zidny" ucap (namakamu).

"oh lo udah ngakuin kalo itu emang papa nya Zidny, bagus deh" acuh Kak Aan.

(namakamu) hanya mampu tersenyum pahit, mendengar ucapan Kak Aan. Kak Aan yang dulu sudah hilang.

"Yaudah gue sama (namakamu) pamit. Sekali lagi atas nama (namakamu) gue minta maaf, toh udah ada Zidny yang lebih lebih baik dari (namakamu). Duluan Bang!" Pamit Bisma dan langsung membawa (namakamu) keluar dari kantor Kak Aan.

"(NAMAKAMU)!! " teriak Kak Puca.

Bisma memberhentikan gerakan mendorong kursi roda (namakamu).

"(nam)" Panggil Kak Puca di depan pintu utama, dari sini sangat terlihat posisi Kak Aan.

"Happy sweet seventeen yaa" ucap Kak Puca dan memberikan kotak berwarna coklat yang entah dari mana.

(namakamu) tersenyum, merentangkan kedua tangannya dan langsung dibalas pelukan oleh Kak Puca.

"Makasih. Aku kira kak puca gak inget" ucap (namakamu).

"kakak inget kok, maaf cuma bisa ngasih itu" ucap Kak Puca.

(namakamu) mengangkat jempolnya sebagai jawaban.

"Kak Puca nanti jam 3 dateng ke taman sari ya" pinta (namakamu)

"oke lah siap" Kak Puca hormat didepan (namakamu).

"Duluan ya" Pamit Bisma.

'bahagia selalu (nam)' batin Kak Puca.

.......

Sore ini, taman terlihat begitu sepi. Hanya ada beberapa keluarga kecil yang nampak bahagia. (namakamu) tersenyum miris melihat semua itu.

"Sorry (nam), telat" ucap Kak Puca yang baru datang.

"gak papa kak, aku juga baru nyampe" jawab (namakamu) entah kenapa senyumnya terlihat berbeda.

"Gue cuma punya waktu sejam (nam), gue gak bilang kalo mau ketemu lo, pasti gak dibolehin sama Aan" jelas Kak Puca.

Senyuman miris itu kembali terlihat diwajah (namakamu).

"Santai, kita gak lama" ucap Bisma yang sedari tadi diam.

"Kak, jadi sebenarnya.." (namakamu) menceritakan semua keadaan di rumahsakit kemarin sampai hari ini. Puca memasang wajah kaget.

"(nam), tapi Zidny cerita beda"

"Maksud kak puca apa?" bingung (namakamu).

"Dia cerita ke Aan, katanya lo itu yang tiba-tiba dateng ngambil ayah dia, semua kasih sayang ayahnha ke Zidny gak ada. Katanya, padahal lo cuma anak haram" ucap Kak Puca yang lirih diakhir kata.

"Bang, lo tanya kedia , siapa yang anak haram disini?!" Bisma mencoba menahan emosinya.

"Gakpapa, kak puca terserah mau percaya kesiapa, yang penting aku udah lega seenggaknya ada yang tahu kebenarannya" lagi-lagi hanya senyuman miris yang tercetak di bibir (namakamu).

"Bang, Gue tahu. (namakamu) sama gue, emang anak yang dateng karena buah cinta yang sebenarnya. Buah cinta ayah yang baru dateng sedangkan Bunda yang emang udah mencoba sayang sama ayah dari awal. Apa harus yang kayak gitu disebut anak haram?" Bisma mulai merasakan sesak didadanya.

"Udah ya.. pulang yuk bang. Kasian Kak Puca nanti macet juga" inilah (namakamu), tidak mau memperpanjang masalah.

"Duluan yaa" pamit Bisma yang langsung mendorong kursi roda (namakamu) dan meninggalkan Puca di taman.

Selama perjalanan, mereka saling diam. Hari ini (namakamu) akan ikut Bisma, menetap dirumah bisma sendiri.

"Semua udah siap kan?" tanya Bisma memecah keheningan.

"Udah kok, aku udah bilang mbok biar bersihin kamar aku" Ucap (namakamu)

Gerbang putih yang menjulang tinggi terbuka dengan sendirinya, seiring mobil Bisma masuk kedalam.

Bisma mendorong kursi roda (namakamu) menuju kedalam rumah, sampai didepan pintu terlihat sang ayah yang sedang melamun.

Tanpa apapun Bisma naik ketangga menuju lantai dua. (namakamu) menjalankan kursinya menuju dapur. Ayah yang melihat itu lantas menyusul (namakamu).

"Bi maafin Cya yaa.. Cya gak bisa jaga bi sum lagi. Atau bi sum mau ikut cya ?" tanya (namakamu)

"Kalau bi sum ikut, apa enggak ngerepotin?" tanya Mbok dengan tangisannya

"aku seneng kalo bi sum ikut" ucap (namakamu)

"ikut aja bi, saya bantuin kemasin bajunya yaa.. sekalian nanti temenin (namakamu) dirumah selagi saya jaga cafe" Bisma datang tanpa memperdulikan ayahnya.

"Baik den" Bisma dan Bi sum melangkah menuju kamar dan mengemasi barang barangnya.

Entah kenapa ,ayah (namakamu) diam melihat semua ini.

"(nam), " lirih Ayah.

(namakamu) diam tak menjawab. Yang dia rasakan selanjutnya pelukan erat dan isakan hebat yang terdengar. (namakamu) tak mampu menahan air matanya, tangannya hanya mengambang diudara membalas pelukan ayahnya.

"Lepas tangan anda secara terhormat, atau harus menyeret paksa anda " ucap Bisma dingin.

Dengan terpaksa ayahnya melepas pelukan nya. Melihat (namakamu) yang tersenyum padanya.

"baik-baik disini (namakamu) pamit" ucap (namakamu) sopan.

Bisma mendorong kursi roda (namakamu) dengan bi sum dibelakangnya. Barang barang semua sudah dimasukan kedalam mobil oleh supir ayahnya.

Ditangga terlihat Mama dan saudara tirinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Bisma tiba tiba berhenti mendorong kursi roda (namakamu) berjalan berbalik arah.

"Tanya sama anak anda! Siapa yang anak haram disini? Adik saya atau dirinya!" Bisma menekan setiap kata yang dia ucapkan.

"Dan untuk anda, silahkan nikmati kebahagian yang anda mau!" Bisma menunjuk wajah Zidny dengan ucapan yang terdengar pelan tapi penuh tekanan.

"Buat anda, jaga orang yang anda cintai dan juga mencintai anda. Cukup bunda saya yang merasakan sakitnya dikhianati!!"

Bisma berjalan menuju (namakamu) dan keluar dari rumah penuh kenangan ini.

'terimakasih luka, berkatmu aku hancur' batin (namakamu).

.......

Still💞 ( IDR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang