30. Jangan Pergi

1.9K 166 12
                                    

Kursi roda milik (namakamu) terus melaju kencang dari pekarang rumah Iqbaal.

Terlihat (namakamu) memejamkan mata dan mencengkeram peganggannya di kursi roda.

Iqbaal berlari berusaha mengambil alih kursi roda (namakamu).

"(Nam)!! Arahin belok (nam) kursi roda kamu!!" Teriak Iqbaal

"Gak bisa hiks .. baal" ucap (namakamu) tak kalah histeris.

Bisma mencoba menghadang dari arah yang berlawanan tetap saja kecepatan kursi roda (namakamu) sangat cepat, ditambah pekarang rumah Iqbaal yang jalannya sedikit menurun.

BRAKKK !!

"(NAMAKAMU)!!!"

"Iq- baal" lirih (namakamu).

Badannya terpental hampir 2 meter dari depan rumah Iqbaal. Mobil pick up yang tidak sengaja menabraknya, karena kecepatan mobil yang lumayan cepat.

Iqbaal berlari disusul Bisma dengan langkah tak tentu tetapi cepat.

"Cya ini Ale, bertahan sayang" Air mata Iqbaal sudah tidak dapat ditahan lagi.

Bisma dengan cepat menuju mobil dan menjajarkan dengan tubuh (namakmau) yang berada didalam gendongan Iqbaal.

"Masuk baal, cepet" perintah Bisma

"Bang gue yang bawa lo kebelakang sama Iqbaal, Sal ayoo" Aldi tidak mau jika Bisma membawa mobil dengan keadaan seperti ini.

Setelah mobil Bisma melesat pergi, terdengar suara mobil polisi datang.

Zidny yang mengetahui hal tersebut ingin berlari tapi dengan secepat kilat Teh Ody memukul kaki Zidny menggunakan sapu halaman rumahnya.

"Bawa dia pak" ucap Ayah

"Om tolong om aku gak salah" lirih Zidny.

"Jika bapak ingin bukti lebih lagi, bisa melihat cctv rumah kami" ucap Ayah lagi.

Zidny diseret paksa oleh petugas kepolisian, Bunda, ayah bahkan teh ody menghiraukan teriakan Zidny.

Mereka hanya ingin menyusul Bisma dan yang lain menuju rumah sakit.

.....

Bisma menjambak rambutnya frustasi, sesekali mengerang bahkan meninju tembok tak bersalah tersebut.

Aldi mencoba menenangkan Salsha yang sudah beberapa kali pingsan karena terus menangis.

Iqbaal hanya menempelkan badannya pada pintu kaca ruang UGD rumah sakit tersebut. Pandangannya hanya pada gadis didalam sana dengan alat alat yang terpasang pada tubuhnya.

"Cyaa, bertahan sayang" lirih Iqbaal hanya kata kata maaf, bertahan dan kuat yang terus Iqbaal lontarkan.

Wajah mereka sudah tidak dapat dikatakan baik baik saja.

"Ale" panggil Bunda.

"Bunnn" ucap Iqbaal pelan .

Bunda membawa tubuh Iqbaal pada pelukannya, " yang tabah, ikhlas sayang. (Namakamu) pasti gak suka lihat keadaan kamu kayak gini"

"Tapii bun , semua salah Ale"

"Enggak ada yang salah baal" ucap Bisma tiba tiba.

"Bego yaa gue" tambah Bisma

"Maksudnya bang?" Tanya Aldi.

FLASHBACK

"Bang, kalo nanti (namakamu) ketemu bunda. (Namakamu) bakal bilang kalau bang Bisma sayang banget sama (namakamu)" ucap (namakamu) tiba- tiba.

Entah ada angin apa tiba tiba (namakamu) meminta tidur bersama Bisma.

" Besok ke makam bunda yaa" ucap Bisma dengan mengecup kening (namakamu)

"Gak mau bang, aku bakal ketemu bunda dalam waktu deket ini. Aku pengen cerita semuannya sama bunda bang" senyum (namakamu) tak pernah luntur setelah mengucap kalimat tersebut.

Bisma mencoba berfikir positif dengan apa yang di ucapkan (namakamu).

"Bang, kalau suatu hari ada apa apa sama (namakamu) jangan nyalahin siapa siapa ya bang, abang juga gak boleh sedih. Abang harus bisa bahagia dengan cara abang sendiri"

"Kamu ngomong apa sih (nam), gak bakal ada apa apa sama kamu" bisma berbicara sedikit keras agar adiknya tidak melanjutkan perkatannya yang tidak tidak.

"Kan umur gak ada yang tahu bang" ucap (nmakamu) disusul tawanya.

Bisma hanya tersenyum dan membawa (namkaamu) kedalam pelukannya.

....

Pertahan tubuh Bisma runtuh, tubuhnya merosot kebawah setelah menceritakan kejadian 3 hari yang lalu.

"Bang, maaf" ucap Iqbaal .

"Udah yaa jangan sedih, Cya nya bunda pasti kuat" Bunda berusaha meyakinkan mereka, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa didalam lubuk hati bunda mustahik jika (namakamu) selamat. Melihat darah yang banyak keluar dari bagian kepala.

"Bisma, Ale ayoo sholat dulu. biar bunda, teteh sama Salsha yang jaga disini" perintah Ayah

Mereka menganggukan kepala, Aldi sedang kembali kerumah untuk mengambil beberapa perlengkapan yang dibutuhkan.

Salsha masih setia dipelukan Ody, bunda diam menatap nanar pintu ruang UGD.

"Bunda, aku udah lama pengen banget peluk bunda"

"Sini"

"Aku nangis gakpapa ya bun?"

"Kenapa nangis?"

Bukan menjawab (namakamu) sudah terisak dipelukan Bunda Iqbaal dan mengeratkan pelukannya

"Jangan nangis nanti bunda dimarahin Ale" ucap Bunda

"Hikss.. kangen bunda" lirih (namakamu)

Bunda menahan sesak didadanya pertama kali melihat (namakamu) seperti ini.

"Kan ini bunda" ucap Bunda

"Boleh tidur bareng bunda?" Tanya (namakamu) suara tangisnya masih terdengar jelas.

"Ayoo sini" , (namakamu) tidur disebelah bunda dengan pelukan erat .

Bunda ingat dimana pertama kali (namakamu) meminta peluk padanya. Airmatanya sudah menetes setelah mengingat kejadian kejadian dimana (namakamu) merindukan bunda kandungnya.

.....

Still💞 ( IDR )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang