25. Teman Kampret

718 59 0
                                    

Terkadang mempunyai teman yang kocak dan rada-rada aneh itu menyenangkan dari pada punya teman yang gengsian

"Dan, awas lo teriak ke Angel kalau gue cemburu atau sejenisnya, disebelah Angel tuh ada Daffa, lo jangan rusak image gue dong,"
Ucap Dimas berbisik pada Dana, dan masih membekap mulut Dana.

Dana menganggukan kepalanya pertanda bahawa ia mengerti.

Melihat Dana yang sepertinya sudah mengerti dan paham, Dimas membuka bekapnya dari mulut Dana.

Tapi bukan Dana namanya, kalau dia langsung menurut begitu saja apa yang dikatakan oleh orang, begitu Dimas sudah tidak membekap mulutnya lagi ia segera berlari menjauhi Dimas dan kembali berteriak kepada Angel dan bilang kalau Dimas cemburu.

Angel dibuat blushing dengan apa yang dikatakan Dana. Daffa yang melihat Angel blushing tak kuasa menahan tawanya dan terus menggoda Angel.

Masa iya sih Dimas cemburu, liat gue sama Daffa. Aa mungkin Dana cuman main-main saja mana mungkin Dimas cemburu.
Batin Angel.

Angel memang tak pernah percaya kalau Dimas benar-benar menyukainya. Karena Dimas tak pernah mengatakan itu dengan serius. Bahkan waktu Dimas menembak Angel saat main truth or dare waktu kemping dia sama sekali tak mengangapnya serius dan berpikir Dimas hanya mencari sensasi.

Dimas tak henti-hentinya mengumpati Dana dengan sumpah serapahnya.

"Dasar teman nggak tau diuntung, teman kampret lo, hobby banget liat teman lo kesusahan, emang dasar lo Dan titisan jin kiprit lo,"

"Dah Ngel gue ke kelas dulu," pamit Daffa sambil tersenyum yang memang mereka sudah sampai depan tangga.

Saat Daffa sudah menaiki tangga dan agak jauh dari Angel senyum yang tadi ia perlihat pada Angel seketika hilang berganti dengan wajah kesal, cemburu, kecewa, sakit hati semua menajdi satu.

Kayanya lo beneran suka deh sama Dimas Ngel, sampe-sampe lo blushing denger Dimas cemburu sama lo. Batin Daffa.

Daffa ternyum miris

kalau emang kita ditakdirin cuman buat jadi sahabat dan selamanya begitu, nggak papa Ngel asal gue bisa selalu bareng sama lo. Biar gue nyimpen perasaan gue buat lo tanpa harus lo ketahui. Karena memang terkadang untuk tetap dekat dengan orang yang kita sayang, ya dengam tetap menjadi teman.

Begitu Daffa menaiki tangga, Dimas segera berlari kesebelah Angel yang masih bingung dengan pikirannya temtang Dimas yang benar-benar cemburu atau tidak.

Saking Angel tenggelam dalam pikirannya, ia tak menyadari Dimas yang sudah berada disampingnya.

Dimas melihat kekiri dan kekanan memastikan bahwa sekarang koridor kelas mereka sepi, karena siswa siswi sudah masuk semua kekelas yang memang sekarang sudah jam masuk.

Setelah Dimas sudah memastikan koridor sepi, Dimas merangkul bahu Angel, dan berbisik pada Angel.

"Gue beneran cemburu liat lo deket sama Daffa, apa lagi sambil ketawa-ketawa bareng, sementara lo nggak pernah kaya gitu ke gue, sekalipun Daffa itu sahabat lo dari kecil tetep aja gue cemburu liat lo sama dia, dia kan cowok juga,"

Angel yang mendengar ucapan Dimas diam bagaikan patung manekin ditambah lagi Dimas sangat dekat sehingga dia dapat merasakan nafas Dimas.

Refleks Angel langsung berbalik dan membuat ia hampir saja mencium Dimas.

Angel yang tiba-tiba saja berbalik dan hampir mencium Dimas, membuat Dimas jadi salting.

Dan tiba-tiba saja suasana disekitar mereka menjadi canggung dan udara yang mereka hirup seakan berkurang.

Setelah lama saling diam-diaman sekaligus menenagkan detak jantung masing-masing akhirnya mereka membuka suara.

"Gue..."

"Gue..."

Ucap Dimas dan Angel bersamaan.

"Gue deluan ya, kekelasnya," ucap Angel cepat dan langsung lari masuk kedalam kelas meninggalkan Dimas sendirian.

Melihat sikap Angel yang agak gugup membuat Dimas tersenyum. Dan segera mengikuti Angel masuk kedalam kelas.

💞💞💞

Seisi kelas IPA4 masih saja heboh membicarakan pertandingan basket yang belum selesai tadi, padahal mereka sangat penasaran siapa yang akan menjadi pemenangnya.

"Woy, woy, diam itu ibu Isna udah mau masuk,"ucap Dian menyuruh mereka diam karena ibu Isna guru Matematika kelas 11 akan segera masuk kekelas mereka.

Mereka semua menuruti apa yang dikatakan oleh Dian, dan kembali ketempat duduk masing-masing.

Ibu Isna masuk kedalam kelas, dan siswa IPA4 segera berdiri seraya memberikan salam kepada Ibu Isna.

"Assalamualaikum buu...," ucap IPA4 berjamaah.

"Wa'alailumsalam," jawab bu Isna.

Setelah bu Isna menjawab salam mereka, mereka kembali duduk.

"Hari ini petugas kebersihan kelas siapa saja, itu sampah didepan kelas sudah menumpuk," ucap Bu Isna marah.

Tak ada yang mau mengaku kalau hari itu adalah tugasnya.

"Kalian buang sampah itu, kalau tidak saya akan hambur sampah itu didalam kelas, dan saya tidak akan mengajar kelas kalian hari ini" titah bu Isna sekaligus ancaman. Bu Isna keluar kembali dari dalam kelas.

Mereka sama sekali tidak takut dengan ancaman bu Isna, mereka berpikir kalau itu hanya main-mainnya bu Isna saja, karena selama ini bu Isna dikenal bukanlah guru yang killer.

Tak ada yang mau berdiri pergi membuang sampah, karena memang itu sampah yang sudah 2 hari tak dibuang, jadi petugas hari ini merasa itu bukan hanya tugas mereka melainkan tugas petugas dari 2 hari sebelumnya dan tugas petugas kemarin juga.

Makanya mereka tak mau membuangnya. IPA4 juga tak ambil pusing akan hal itu dan ancaman bu Isnah mereka hanya asik bergosip ria.

👇TBC👇

Jangan lupa vote dan komennya ya guys  😉
Hargai karya Author karena 1 vote dan komen dari kalian itu sangat berharga bagi Author.

Yang udah ngasih votenya makasih banyak 😗😊

Yang masih jadi sider ayo sekarang tinggalkan jejak kalian dengan cara vote.

Baca juga yaa cerita aku yang judulnya TRUE LOVE jangan lupa vote dan komennya juga 😂😂

Story Of School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang