Happy Reading
Gadis itu memandang kosong ke arah gelas kopi yang sudah dingin di hadapannya.
Pikirannya berkecamuk, jiwanya seakan jauh dari tubuhnya.Murahan, jalang, tidak tau diri, kata kata itu selalu menari-nari dalam otaknya. Untuk apa lagi dia hidup di dunia ini semangat hidup nya sudah hancur, penyemangatnya juga sudah meninggalkannya .
Laki-laki yang selama ini selalu berada di sisinya, laki-laki yang selalu menjaganya sepenuh hati, laki-laki yang selalu memperlakukannya dengan lembut dan penuh kasih sayang, laki-laki yang tidak pernah menyakitinya seujung kuku pun, laki-laki yang selalu membelanya ketika orang-orang merendahkannya, laki-laki yang ia cintai sejak 6 tahun yang lalu hingga sekarang. Kenapa hari ini laki-laki itu begitu gampangnya melayangkan tamparan untuknya serta kata-kata kasar yang ia ucapkan menusuk hingga relung hatinya.
Kenapa laki-laki itu tidak mau mendengar penjelasannya, kenapa laki-laki itu tidak mempercayainya, kenapa laki-laki itu dengan gampangnya memutuskan hubungan mereka? Kenapa? Kenapa?
Laura membenamkan kepalanya di atas meja, berbagai pertanyaan berkecamuk di otaknya. Ingin rasanya ia menikam dadanya dengan pisau saat ini. Tapi tidak, ia tidak akan melakukan hal bodoh itu.
"Laura ya ampun lo nggak apa-apa?" tanya Flora sahabat laura yang datang menghampirinya di kantin kampus tempat saat ini ia berada.
Laura menengadahkan kembali kepalanya sehingga Flora bisa melihat betapa kacaunya sahabatnya saat ini.
"Flo Galih... hiks,” isak Laura dan langsung memeluk erat sahabatnya dari SMP itu. Air matanya kembali mengalir membasahi kedua pipinya.
"Maafin gue Ra, andaikan tadi gue nggak ninggalin lo sendirian ini nggak akan terjadi Ra," ucapnya penuh sesal, sebulir air mata juga ikut turun dari matanya. Ia sungguh tidak tega melihat sahabat nya hancur seperti ini.
Laura menggeleng dalam pelukan Flora. "Nggak Flo, ini bukan salah lo, ini semua salah Cassanova brengsek itu, iya ini semua salah dia flo, dia tiba-tiba datang dan---"
"Ssst... udah Ra udah, lo jangan ingat kejadian itu lagi ya, " potong Flora mengelus lembut rambut Laura.
"Semua nya hancur dalam sekejap Flo. Hancur! Galih benci sama gue, bahkan dia jijik liat gue Flo, gue di bilang murahan gue---" Laura tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ini semua sangat berat baginya.
Flora pun seakan ikut merasakan kehancuran sahabatnya, ia tidak habis pikir kenapa Galih begitu mudahnya memutuskan hubunganngnya dengan Laura tanpa mendengar penjelasan gadis ini terlebih dahulu .
Mengingat betapa mereka saling mencintai, betapa sulitnya perjuangan Galih dulu waktu mendapatkan hati Laura, sekarang dengan gampangnya laki-laki itu menghancurkannya.
Ya, Flora adalah saksi atas cinta antara Laura dengan Galih bahkan Flora juga ikut andil dalam perjuangan Galih mendapatkan Laura.♥♥♥
"PUAS LO HA?" bentak seorang laki-laki kepada wanita yang tersenyum penuh kemenangan di hadapannya saat ini."Gue nggak nyangka Al lo seberani itu, gue puas, puas banget Al! Gue puas liat hubungan mereka sekarang hancur, gue puas liat tu jalang menderita, sekarang gue akan mudah mendapatkan Galih!" ucap wanita berambut coklat sebahu itu.
"Lo yang jalang Clarissa bukan Laura! Dia gadis baik nggak kayak lo. LICIK!" ucap laki-laki itu menunjuk wajah perempuan yang bernama Clarissa itu.
"Alfan... Alfan, sejak kapan lo peduli sama gadis beasiswa itu? Apa lo tertarik sama cewek kampungan itu? Oh astaga apa nanti kata orang-orang jika Cassanova dari Universitas Atma Jaya jatuh cinta pada cewek biasa?" Alfan mendengus kesal mendengar ocehan wanita gila di depannya ini. Wanita itu terlihat seperti psycopath.
"Ayolah Alfan, lo nggak usah sok peduli pada wanita rendahan itu, di kampus ini banyak perempuan yang lebih segalanya dari dia. Bahkan semua koleksi wanita lo juga bukan wanita biasa semua. Hei ada apa dengan lo Alfan, apa lo lo udah tobat karna hati lo terpaku pada Laura, cinta bikin lo bodoh!” ucapnya sambil memainkan jari telunjuknya di dada bidang Alfan .
Alfan langsung menepis kasar tangan Clarissa yang membuat nya risih. "Hentikan omong kosong ini dan lo nggak tau apa-apa tentang gue, hapus foto-foto gue sekarang juga!” ucapnya sambil mencengkram erat lengan Clarissa hingga wanita itu meringis kesakitan .
"Lepas dulu ini sakit Al.... " pintanya berusaha melepas cengkraman lenganya.
Alfan langsung melepas cengkramannya dan menunggu Clarissa hingga selesai melakukan perintahnya.
"Puas! Foto lo udah gue hapus!" ucapnya sembari menunjukkan layar ponselnya nya ke wajah Alfan .
Alfan langsung merampas ponsel Clarissa dan mengecek isi nya, apakah masih ada tertinggal foto aibnya di dalam ponsel wanita licik ini. Setelah memastikan tidak ada lagi fotonya Alfan menyodorkan benda pipih itu kepada pemiliknya, tapi belum sempat Clarissa mengambilnya Alfan menjatuhkan benda tersebut hingga berserakan di lantai membuat si empunya ponsel tersebut membelalakkan matanya.
"Alfan handphone gue," erang nya menatap nanar ke lantai.
"Ups! Gue sengaja!" Alfan menyeringai serta menginjak benda pipih yang telah hancur itu menjadi tambah hancur. "Suatu hari nanti lo bakalan hancur seperti handpone lo ini , bahkan lebih hancur dari ini ingat itu!" Alfan berbalik meninggalkan apartemen gadis itu.
"Kita lihat aja nanti," ucapnya tersenyum sinis.
♥♥♥

KAMU SEDANG MEMBACA
Lara [HIATUS]
RandomHidup yang sebelumnya penuh canda dan tawa bersamamu, kini sirna menyisakan lara yang menyelimuti hari-hariku. -Laura. Tentang ego yang selalu berhasil menguasai diriku, membuatku enggan menatap mata indahmu lagi. -Galih. Tentang cinta yang tumb...