Bagian 7

37 10 1
                                    

Happy reading jangan lupa vote plus commentnya


Cuaca dingin pagi ini membuat siapapun malas untuk mengeluarkan diri dari dalam selimut. Bahkan burung-burungpun enggan keluar dari sarangnya masing-masing.

Dalam sebuah kamar yang bernuansa peach terlihat sebuah gundukan besar dalam selimut bed cover bergambar mawar putih. Di lantai terlihat sebuah bantal guling yang entah sejak kapan sudah tergelak tak berdaya di sana. Di atas meja terdapat beberapa buku berserakan.

Di dinding kamar itu di tempeli berbagai potret mesra dari sepasang kekasih, terlihat sekali kebahagiaan yang terpancar dari wajah dua sejoli di foto itu berbeda dengan saat ini.

Sebuah pergerakan kecil terlihat dari gundukan tersebut membuat sebuah kepala manusia menyembul dari sana.

Ia mengeratkan selimut yang menutupinya hingga leher, sepertinya ia masih enggan membuka mata cantiknya itu.

Kriiiuuuk

Tiba-tiba sebuah suara yang berasal dari perutnya membuat ia mengerjapkan mata malas. Ia meraih benda pipih putih yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidur dan menyipitkan matanya yang masih perih saat melihat jam yang tertera di layar benda pipih itu. Jam 08:30 a.m artinya ia baru tidur selama tiga jam.

Semalam ia sampai di rumah jam dua dini hari. Dan baru bisa tidur pada jam setengah enam subuh karna tidak bisa tidur jadi ia memilih untuk mengerjakan tugas kuliahnya.

kriiiuuuk

Lagi-lagi terdengar suara demo dari perutnya itu, ia baru ingat jika belum ada sesuap pun nasi yang masuk ke dalam perutnya sejak siang kemaren.

Laura memaksakan tubuhnya untuk bangun dari tempat tidur dan mencepol asal rambut panjangnya ke atas. Kemudian ia berjalan gontai ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya.

Laura keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan wajahnya yang basah dengan handuk kecil. Cuaca yang dingin membuatnya malas untuk mandi. Ia hanya mencuci muka dan menggosok giginya saja. Lagian hari ini ia tidak akan pergi ke kampus dan berniat hanya di rumah saja .

Laura keluar dari kamarnya yang berantakan, ia tidak berniat untuk merapikan tempat tidurnya karna setelah mengisi perut yang sedari tadi sudah melakukan aksi demo itu ia berencana untuk tidur kembali. Hari ini akan dimanfaatkan Laura untuk mengistirahatkan tubuhnya sebelum nanti sore ia kembali bekerja hingga larut malam.

Namun saat di dapur ia tidak menemukan apa-apa di sana. Lemari dapur tampak kosong , begitupun dengan kulkas tidak ada apa-apa di sana. Kapan terakhir ia membuka lemari es itu? Kenapa ia tidak sadar jika di dalamnya kosong? lalu buat apa kulkasnya tetap hidup, cuma menambah daya listrik saja! Laura mencebikkan bibirnya dan menghembuskan nafasnya kasar lalu mencabut aliran listrik kulkasnya.

Sepertinya karna ia terlalu sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya membuat wanita itu lupa kapan terakhir ia belanja bulanan untuk mengisi dapurnya.

Dengan berat hati terpaksa ia harus belanja bulanan hari ini dan melewatkan waktu istirahatnya. Huh menyebalkan!

♥♥♥

Laura mengeratkan jaket putih tebal yang melekat di tubuhnya. Wanita itu berjalan menyusuri trotoar menuju supermarket terdekat dari rumahnya .

Sepertinya musim hujan mulai datang , karena seminggu terakhir ini kota jakarta sering dilanda hujan lebat. Harusnya Laura bahagia akan hal ini, tapi tidak dengan sekarang hujan malah membuatnya semakin sedih karna selalu teringat akan Galih.

Laura menghela napas berat sampai kapan ia akan begini terus? Berkali-kali ia mencoba untuk tidak merasa sedih lagi, tapi kenapa keadaan malah membuatnya semakin ingat pada kesedihannya.

Lara [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang