Bagian 4

57 21 12
                                    

Galih dan Rival berjalan santai menuju kelas mereka sambil mengobrol ringan.

"Woy Galih Rival!" teriak seseorang dari arah belakang mereka.

Serentak Galih dan Rival memutar tubuhnya dan melihat seorang laki-laki memakai kaos putih yang dibalut jaket levis dengan ransel hitam yang di sampirkan di bahu kanannya berdiri sambil merentangkan kedua tangan serta memamerkan cengiran tengilnya sehingga memperlihatkan sepasang lesung pipi yang membuat wajah laki-laki itu semakin manis di mata para wanita.

"RAFFA!” teriak Rival hingga membuat telinga Galih di sampingnya pengang. Galih berdecak sambil mengusap kupingnya.

Rival dan Raffa sama-sama berlari dengan gerakan slowmotion yang di buat-buat, membuat Galih memutar bola matanya malas. Yang satu sahabatnya dari SD, yang satu lagi sahabatnya dari SMA tapi sifat mereka berdua sama, sama-sama sableng .

"Raffa gue kangen sama lo Raff sumpah, seminggu nggak ketemu rasanya damai Raff, nggak ada lo hidup gue tenang,” cerocos Rival setelah melepas pelukan rindu mereka.

pletak

“Terus letak kangen lo ke gue dimana bego!" sahut Raffa geram setelah menjitak kepala Rival.

"Becanda elah sensian amat sih lo," cengirnya.

"Woy Galih lo nggak mau pelukan sama gue? Nggak kangen?" ucap Raffa melihat Galih yang hanya berdiri di belakang Rival.

"Biasa aja," jawabnya datar .

"Huuuu masih aja lo gengsian," cibir Raffa.

"Udah biarin si Galih mah emang gitu orangnya lain di mulut lain di hati, bilang nggak kangen padahal di hatinya kangen banget," ucap Rival menyindir Galih sehingga yang disindir menatapnya tajam tau kemana arah sindiran itu.

"Ya gue tau kok, lo sebenarnya rindu berat kan Gal sama gue, nggak apa-apa gue nggak akan larang lo buat rindu sama gue karna gue bukan Dilan yang melarang Milea buat menanggung rindu, karna rindu itu berat," ucapnya menatap bola mata hitam Galih sok serius membuat Galih bergidik ngeri.

Rival? Ketar ketir cari kantong plastik buat nampung muntahnya mendengar kata-kata sahabat somplaknya itu. “Alay banget najis!” rutuknya.

"Gimana urusan lo di Jogja udah kelar? Emang urusan apaan sih? Sok sibuk banget lo!" tanya Rival. Mereka bertiga kembali berlajan menuju kelas.

"Biasa bisnis, " jawab Raffa membuat Rival mencibir mendengar jawabannya.

"O iya Gal, lo sama---"

Dugh

Ucapan Raffa terhenti karna tiba-tiba seseorang menabrak Galih.

♥♥♥

Laura berjalan tergesa-gesa di sepanjang koridor menuju ruangan dosen. Karna terus menangisi Galih ia sampai lupa akan tugas yang seharusnya di kumpulkan kemarin.

Dan pesan singkat yang diterimanya dari Flora tentang tugas itu membuatnya melewatkan malam dengan menyelesaikan tugas sialan itu.

Coba kalau ada Galih, ia tidak akan keteteran seperti ini karna laki-laki itu tidak akan membiarkannya kesusahan hanya karna tugas kuliah. Ah! Lagi-lagi Galih, nyesek lagi kan cuma gara-gara satu nama itu.

"Laura tunggu!" teriak Flora yang mengejarnya.

"Buruan Flo nanti tugas gue nggak di terima lagi , lagian ini salah lo juga kan!”

"Loh kok gue sih? Jelas-jelas salah lo lah, lo yang terlalu galau sampai lo lupa sama tugas lo sendiri!" jawab Flora sewot. Bisa-bisanya si Laura ini menyalahkan dirinya. Untung sayang!

Lara [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang