Bagian 5

45 13 5
                                    

Ayo ayo vote dan komennya jgn lupa ya! Happy Reading. Maacii 😘

Ting nong Ting nong

Ting nong Ting nong

Suara bel itu membuat seorang wanita  mengeram kesal dalam selimutnya, orang gila mana yang bertamu  tengah malam begini. Ia menyibakan selimutnya dengan kasar lalu berjalan gontai membuka pintu kamar.

Ting nong Ting nong

"IYA BENTAR!" teriaknya, “siapa sih? Malam-malam gini gangguin orang aja!" gerutunya menuju pintu.

Saat pintu terbuka lebar terlihatlah seorang laki-laki mengenakan hoodie hitam berdiri dengan muka datarnya. 

"Masuk," titah wanita itu malas.

"Kapan lo balik? " tanya si wanita setelah duduk di samping laki-laki itu.

"Tadi pagi," jawabnya datar, " bagus juga kerja lo," ucapnya lagi.

"Belom tau lo siapa gue? Apapun bakalan gue lakukan asal Galih sama gue," ucapnya sombong.

Laki-laki itu mengangkat bahunya acuh. "Tapi kenapa lo harus libatin anak pemilik kampus itu?"

"Nanti lo juga tau alasannya kenapa, gue cuma bantu lo dikit aja, sisanya urusan lo."

"Oke,” ucapnya tersenyum licik.

                                    ♥♥♥

Sejak satu jam yang lalu Laura terus menggurutu tidak jelas. Pandangannya selalu melirik ke ujung jalan. Malam semakin larut jalanan juga sudah sepi membuatnya jadi merinding.

Salahnya juga kenapa tadi dia menolak Flora untuk menjemputnya ke kafe.

Iya kafe tempat ia bekerja paruh waktu. Semenjak putus dari Galih ia kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dulu sewaktu ia masih dengan Galih laki-laki itu tidak akan mengijinkannya bekerja Galih tidak akan membiarkan Laura kelelahan Galih tidak akan membiarkan wanita yang di cintainya ini luka sedikitpun. Berlebihan memang tapi itulah Galih. Galihlah yang membiayai hidupnya selama ini  awalnya Laura menolak tapi Galih tetaplah Galih, laki-laki keras kepala yang tidak mau menerima penolakan.

Tapi sekarang tidak ada lagi Galih yang akan membantunya. Dia cukup tau diri siapa dirinya ini. Mana mungkin Galih mau membiayai hidupnya lagi setelah ia melukai hati laki-laki itu. Ia semakin merasa tidak tau diri, ini balasannya kepada Galih setelah apa yang di lakukan laki-laki itu untuknya. Walaupun sebenarnya ini bukan kesalahan Laura, tapi setidaknya itu lah yang ada di pikiran Galih saat ini.

Jadi sekrang ia harus rajin bekerja dengan giat tidak ada waktu untuk main-main lagi. Hidup nya masih panjang dan ia butuh uang untuk bertahan hidup. Untunglah dulu almarhum papanya telah menyiapkan sebuah rumah yang lumayan besar untuknya jadi dia tidak perlu lagi menyawa rumah petakan dan juga tidak akan menyia-nyiakan beasiswa yang sudah di berikan kepadanya. Tidak apa-apa jika waktu istirahatnya berkurang, Laura yakin suatu hari nanti ia akan memperoleh hasil yang memuaskan dari kerja kerasnya ini.

Ia tidak mau terus-terusan terpuruk karena kehilangan Galih. Anggap saja ia tidak berjodoh dengan laki-laki itu, kalaupun berjodoh nanti semuanya akan kembali membaik lagi. Namun rasa cintanya tak akan pernah hilang.

"Mana sih tuh gober udah satu jam nggak nongol-nongol juga!" gerutunya kesal. Ia juga terlihat gelisah.

Drrrtt.

Laura merogoh ponselnya yang bergetar dari dalam tas.

"Hallo," ucapnya setelah menggeser layar hijau dan menempelkan benda pipih itu ke kupingnya.

Lara [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang