Bagian 6

38 13 6
                                    

Happy Rading

Clarissa mendengus kesal melihat dua pengikut setia Galih itu. Siapa lagi kalau bukan Rival dan Raffa.

Tadinya ia ingin berdua saja dengan Galih, tapi kedua nyamuk itu tidak memberinya kesempatan. Sepertinya mereka sudah mengenal betul siapa Clarissa.

Di sinilah mereka sekarang , kantin kampus.

"Lo mau ngomong apa?" tanya Galih memecah keheningan.

"Tapi gue maunya ngomong berdua sama lo Galih," jawab Clarissa sambil melirik kepada duo R itu secara bergantian.

"Apa?  lo mau ngusir kita? jangan harap ya,  jangan lo pikir kita nggak tau maksud terselubung lo itu, lo mau nambah minyak nyongnyong kan sama Galih biar api kebenciannya sama Laura semakin membara," ucap Raffa dengan tatapan tajamnya.

"Minyak tanah bego!" sahut Rival malas. Heran deh sama si Raffa, di saat serius seperti ini kenapa otak miringnya itu nggak lurus dulu, bentar aja.

"Iya itu maksud gue, Gal lo jangan tertipu sama nih pelakor jangan gampang terbujuk rayu kata-kata manisnya," lanjut Raffa.

"Benar Gal, lo lupa dari dulu dia selalu ngejar lo bahkan dia pernah menghina Laura kan? Dia ular,” tambah Rival meyakinkan.

Dua dayang Galih ini bakalan ngancurin rencana gue! batin Clarissa. Wanita itu berusaha berpikir agar duo R itu mau meninggalkannya berdua dengan Galih.

"Galih please," mohon Clarissa dengan wajah memelasnya .

Galih masih diam memandang wajah memohon Clarissa. Apa sebenarnya yang di rencanakan wanita ini?

"Gal gue tau lo belum percaya sama gue,  tapi gue jamin kalau gue nggak ada maksud apa-apa lo tau kan gue udah minta maaf sama lo dan Laura dan gue nyesel selalu berusaha buat ngancurin hubungan kalian."

"Dan sekarang hubungan gue sama Laura udah hancur lo seneng kan!" sela Galih.

"Percuma gue seneng Gal,  gue tau kalau gue nggak akan pernah bisa dapetin hati lo,” ucap Clarissa dengan wajah sendunya.

Galih mengaduk-aduk es jeruknya yang masih setengah lagi dengan pandangan tertuju pada bola mata coklat wanita yang di depannya ini. Galih berusaha mencari keseriusan dalam bola mata itu, hingga akhirnya........

"Val, Raff... lo pada pindah meja aja dulu," pinta Galih membuat Clarissa tersenyum dan bernafas lega karna ia berhasil meyakinkan Galih. Sungguh akting yang bagus!

"Tapi Gal...." sela Raffa yang keberatan dengan permintaan Galih.

"Pesen apa yang kalian mau,  nanti gue yang bayar!" ucap Galih kemudian.

Tanpa di suruh dua kali kedua sahabat Galih itupun langsung beranjak dan mencari meja lain. Hadeh dasar penggila gratisan.

"Gal,  gue butuh bantuan lo," ucap Clarissa dengan wajah serius setelah kedua sahabat Galih beranjak dari mereka.

"Bantuan?” tanya Galih mengangkat satu alisnya.

                                     ♥♥♥

Laura mengulurkan telapak tangannya ke bawah rintikan hujan sambil tersenyum. Hujan memberikan banyak kenangan antara dirinya dan Galih. Jika melihat hujan seakan ia bisa merasakan jika Galih dekat dengannya.

Flashback on.

"Ra kamu ingat kan pertemuan pertama kita?"

"Ingat lah masa aku lupain, itu adalah hari yang sangat berarti buat aku." Laura tersenyum memandang bola mata hitam Galih.

Lara [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang