Kupikir kita teman
Dengan banyaknya waktu yang terlewati
Dengan banyaknya ejekan yang terlempar
Dan kita tertawa
Tanpa rasa sakit
Tanpa berkecil hati
Karena kita sama tahu
Kita, sayangKupikir kita teman
Saat banyak rahasia yang kubagi bersamamu
Saat banyak kudengar kelam hidupmu
Saat kita saling memaklumi betapa rusaknya diri kita
Tanpa hujatan
Hanya tawa kecil untuk meyakinkan
Tidak ada yang berubah diantara kitaKupikir kita teman
Saat kamu menyampaikan kegelisahan
Dan aku hanya diam
Diamku yang tetap peduli
Karena kata hanya akan memuakkanKupikir kita teman
Karena saat kamu salah
Aku akan mencaci dengan senang hati
Meneriakimu bodoh
Menyeretmu pada realita
Menyakiti untuk membuatmu sembuh lebih cepatKupikir kita teman
Karena disetiap obrolan yang kita bangun
Banyaknya ketidaksepahaman diantara keras kepalanya kita
Pada akhirnya kita akan sepakat
Pada satu kesimpulan atau meninggalkannya tanpa penyelesaianSayangnya, menurutmu bukan
Tidak begitu
Dari tawa dan ejekan itu tak menyenangkanmu
Rahasia yang kita bagi bukanlah apa apa
Diamku yang menyakitimu
Dan cacianku -menjadi hal terakhir yang membuatmu pergi
Barangkali ruang obrolan kita adalah hal memuakan yang kamu toleransi, duluKupikir kita teman
Ternyata bagimu bukan
Sayang, bagiku kamu tetap teman
Teman yang hilang