50. Just keep breathin'

20 4 0
                                    

Ketik, hapus, ketik, hapus.

Sejak menulis menjadi sebuah terapi,
aku melakukannya kapanpun.
Tapi ada kalanya aku terlalu sadar
ini bukan apa-apa, ini tidak
seharusnya aku ungkapkan,
tidak boleh ada orang tau.
Aku lebih khawatir tentang banyak hal.

Kemudian ada saat menulispun jadi
sedikit menakutkan. Apa yang
kamu pikirkan? Apa aku
berlebihan? Apa hanya sampah
yang aku katakan? Hingga aku
memilih untuk berhenti; seperti
beberapa saat lalu, karena kamu
benar-benar menakutkan.
Kamu menakutiku.

Aku ingin berhenti bicara.
Menyimpan semuanya serapi dulu,
menikmatinya seorang diri, tapi
jadi sedikit lebih sulit.
Apa aku terlalu bergantung?
Aku takut. Dirikupun mulai
menakutkan.

Semuanya terlihat kabur. Makin
membingungkan, makin menakutkan.
Kenapa aku takut padamu?
Kenapa aku takut pada diriku sendiri? Kenapa?

Pertanyaan lama, aku tau.
Yang kamu nggak tau itu
intensitasnya semakin tinggi.
Hingga aku kelelahan, hingga
aku- tak tau harus berbuat apa.
Aku harus ngapain?
Apa yang udah aku lakuin?
Aku salah? Salah.
Tapi ini terasa benar, ini benar.
Harusnya ini benar. Terus
khawatir sepanjang waktu.

Kenapa aku masih disini?
Dan tangisan lainnya dimulai.
Tolong, aku lelah.


CAWANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang