38

23 2 0
                                    

Dear you,
My best brother forever
Tiba-tiba aja lagu ini keputer
setelah sekian lama.
Dan aku nggak bisa buat nggak
senyum gaje.
Masih ingat kan?
Dulu saat tape butut jadi satu-
satunya sumber hiburan di rumah,
nggak tau dari mana kamu dapat
banyak kaset pita itu.

Dengan excited-nya ngomong,

"tau lagu ini? Ini lagunya Slank
enak banget!"
Awalnya menurutku, apa ini
nggak sekeren lagu yang lagi
booming. Atau minimal sekeren
lagu slank yang aku kenal.
Tapi kemudian karena
dicekoki berhari-hari, lagu-lagu
itu mulai terbiasa di telinga.
Mulai ngapalin liriknya,
mulai ikut nyanyi nggak jelas,
mulai muter sendiri tanpa harus
nunggu kamu.

Saat praktek dialog di sekolah dulu,
aku ditanya apa musik favoritku.
"Slank," dengan cepat aku menjawab
hanya karena itu yang terlintas
dikepala. Nggak ada yang nggak
heran dengan jawabanku.
Itu barangkali jawaban paling
diluar ekspektasi untuk mereka.
Tapi aku bisa apa? Yang
kudengar tiap hari lagu mereka.

Dulu dengan tape butut itu saja
aku sudah merasa bahagia.
Tidak peduli dengan lagu yang
hits saat itu, tidak peduli
betapa geek-nya aku, tidak
peduli bagaimana orang
mengucilkanku karena ya...
tidak sesuai dengan 'standar'
kampretnya mereka, aku cukup
bahagia. Punya keluarga dan
beberapa teman yang tulus padaku.
Punya kamu.

Sekarang memang aku tak
setiap hari mendengarkannya.
Tapi tetap saja, dimanapun aku
mendengar lagunya, kamu adalah
orang yang aku ingat. Yang
mengenalkanku pada musik mereka.

Bye the way, ini kali pertama
halaman ini tidak terisi dengan
hal suram. Kamu memang
seperti itu, selalu membahagiakan.

CAWANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang