Sebelas

1.8K 90 8
                                    

Gue sedang memejamkan mata sambil perlahan mendengar obrolan orang-orang disekitar. Gue berpura-pura tidur. Bukan, gue bukan berniat menguping pembicaraan mereka, hanya saja kepala gue terlalu pusing untuk sekedar membuka mata.

"Ternyata cowok tuh brengsek semua, ya" itu suara Rachel

Semua langsung menatapnya yang sedang memandang nanar karpet dibawah kakinya. "Gak semualah, Chel" ujar Mike pelan

Rachel mendengus, "Kalau kak Mike, aku rasa sih enggak. Kalau yang lain sih udah gabisa dipercaya"

Seketika semua mengernyit, "Apa maksud kamu?"

"Kak Mika" Sang empunya nama pun memfokuskan diri. "Pacar kakak kemarin brengsek, kan?"

Mika menatap Rachel kaget, "How did you know?"

Gue merasa seperti Rachel menatap gue. "Koci yang cerita saat menginap kemarin"

"Jadi dia kemarin nginep dirumah kamu, Chel?" tanya Atha

"Ya. Dia cerita semua yang terjadi" Mungkin tatapannya beralih pada tokoh yang diucapnya berikut. "Termasuk kejadian kak Mika menampar pipi Koci"

Gue membuka sedikit mata agar dapat melihat suasana dan terlihat wajah Atha yang tampak sangat kaget.

"What?! Tell me it's just kidding"

Mika menunduk dan tampak menggigit bibirnya, menahan tangis. "Maaf, Ga"

"Damn!!" jerit Atha seketika. Atha menatap sahabatnya itu dengan tatapan tak percaya. "Kenapa? Kenapa lo nampar dia? Kenapa lo tega?!" desis Atha

Perlahan tapi pasti, gue mendengar isak tangis Mika yang samar karena desisan dan makian Atha. Mike menarik Mika dan memeluknya. Isakan Mika mulai terdengar lebih keras.

"Gua sebagai suaminya saja bahkan gapernah mukul dia seujung kuku pun. How dare you!"

Mike menggeleng, "Udah, Ga. Dengerin dia dulu"

Atha memejamkan mata dan menarik nafas. "Tadi siang dia bilang kalau dia yang nyuruh Koci menceraikan gua. Cerai, Mike. What kind of advice was that?"

"Kenapa kak Agatha marahin kak Mika?" tanya Rachel

Kembali semua menatap ke arah Rachel. "Ain't you see that? Dia yang salah disini!"

Rachel terkekeh hingga membuat semua orang bingung dan tangis Mika berhenti. "Kak Mika memang salah atas segala perbuatan yang dia buat, tapi setiap manusia gak luput dari kesalahan, kan?" Semua kepala mengangguk setuju. "And it means kak Agatha juga punya andil dalam kesalahan yang terjadi"

"What did you meant?" tanya Atha tak paham

Rachel menatapnya lurus dengan tatapan datar. "Kenapa dari awal menikah hingga segala protes dari Koci, kakak gak pernah merubah sikap posesif kakak ke kak Mika? That is one of the problem, huh? Saran aku, you shouldn't mad at her, but look yourself in the mirror"

Atha tercengang, gue pun ikut tercengang. Rachel adalah sosok ceria yang cukup bawel dan rese, tapi ia mampu menjadi mediator dalam masalah ini. I think she proper being a law student although she hasn't start the lecturing yet.

"Koci emang gak bilang seberapa besar rasa sakit yang dia rasa. Tapi kalau kak Agatha lihat ke mata dia, kakak akan tahu seberapa dalam lubang yang kakak buat"

Atha tertegun dibuatnya. Hebat. Tak hanya Atha, Mike dan Mika pun sama. Gue pun sempat tertegun dan segera tersadar. Gue bertanya pada diri sendiri, apa omongan Rachel barusan dapat mempengaruhi Atha atau hanya menjadi angin lalu?

The Journey ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang