01

76 7 0
                                    

Seoul, 27 November 2015

Chanyeol
"Bosaaaan!!!", teriak gw dari dalam dorm yang pengap ini.

"Guys, dare or dare yuk! Siapa yang berani temenin gw keluar dari dorm siang bolong gini, jalan ke kampus, beli kopi dan camilan di warung ahjumma?!"

Sesuai prediksi gw, Baekhyun dan Sehun langsung angkat tangan. Langsung saja gw rangkul mereka berdua menuju pintu sebelum mereka berubah pikiran. Seingat gw, bulan ini kampus sudah mulai libur musim dingin, jadi seharusnya tidak akan terlalu banyak orang berkeliaran. Apalagi dengan cuaca sedingin ini. Yang ada diotak gw hanya kopi panas dan hotteok buatan ajumma yang berjualan di salah satu jalan dekat kampus.

"We're freeee!!", ujar Baekhyun sambil mengangkat kedua tangannya.

"Sst, jangan banyak tingkah. Ppalli ppalli!", sahut gw sambil menutup wajah dengan masker dan fokus pada handphone.

"Foto dulu bisa kali hyung..", dengan cepat Sehun mengambil handphone ditangan gw dan mengarahkannya pada posisi selfie. “Saeng-il chukhahae Chan hyung!”

Tiba-tiba Sehun terdiam dan menarik gw dan Baekhyun. “Kayanya ada yang merhatiin kita deh.”, Sehun memperhatikan segerombolan wanita tepat di belakang mereka dari pantulan layar handphone.

“Aish, gawat bisa kena marah kita kalau sampai ketauan. Gimana nih?”, Baekhyun berkata dengan panik.

Benar saja, seketika gerombolan wanita tersebut berteriak sambil berlari mengejar kami. Dengan sekuat tenaga gw pun melarikan diri. Saat gw lihat ke belakang, jelaslah dua anak ayam gw hilang entah kemana. Gw memutuskan berbelok dan masuk ke salah satu gedung kampus untuk menyembunyikan diri.

Bad idea Chanyeol!", gw langsung menyesali ide gw keluar dari dorm. "Bye kopi panas dan hotteok.."

Setelah pelarian yang cukup panjang, gw berhenti sejenak dan menunduk sambil memperhatikan sekeliling gw serta mengatur nafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pelarian yang cukup panjang, gw berhenti sejenak dan menunduk sambil memperhatikan sekeliling gw serta mengatur nafas. Tiba-tiba pintu ruangan di depan gw terbuka. Dari dalam ruangan tersebut keluarlah seorang cewe berambut panjang sebahu, memakai topi dan masker hitam, hoodie oversized, jeans, dan sneakers. Tangannya sibuk membawa banyak buku dan partitur. Dengan pasrah gw melihat kearahnya. Akhirnya pandangan kami bertemu. Dia tampak kaget sampai menjatuhkan semua barang bawaan ditangannya. Gw pun terdiam di tempat, takut pada apa yang akan terjadi.

“Ch-chanyeol?”, ujarnya.

'Mampus. Gimana ini?’, pikir gw dalam hati.

Keina

“Haaah, memang susah banget fokus kalau bukan di studio. Haruskah hari libur ini ternoda dengan pergi ke kampus?”, ujarku. Tapi memang tidak ada pilihan lain. Ujian sudah di depan mata, dan lagu untuk ujian gw tidak kunjung selesai. Akhirnya gw menyerah dan memutuskan untuk pergi ke kampus.

Ya, libur musim dingin telah tiba, tapi gw tetap memilih pergi dan latihan di kampus. Hanya di studio musik kampus, gw bisa bikin lagu dengan tenang.

Setelah beberapa lama gw bekerja dan fokus sama lagu dan permainan piano gw, tiba-tiba gw terdistract dengan adegan kejar-kejaran di luar studio musik. Hasrat keingintahuan gw pun muncul dan akhirnya gw ikut mengintip dari kaca yang berada di sebelah pintu studio. Gw melihat banyak orang berlarian tak tentu arah.

“Ada apaan ya?”, gw bertanya-tanya sambil berjalan ke arah pintu.

Gw buka pintu dan melihat keluar, “Hah.. Hah.. Eh Kei! Ngapain lo disini?”, kata salah satu temen gue di luar studio. Ia terlihat kecapekan sehabis berlari.

“Iya nih lagi latihan. Waeyo? Ada ribut-ribut apaan sih?"

“Hahhh ituu.. Adaaa.. Hahh.. Hahh.. Udah ya Kei gw duluan, udah ketinggalan nihh!”, belum selesai dia langsung melanjutkan larinya. Meninggalkan gw yang bengong kebingungan.

Heol, orang nanya malah kabur!", gw masuk lagi ke dalam studio dan memutuskan mulai membereskan barang-barang gw untuk lanjut mengerjakan di taman kampus.

Saat gw keluar dari studio, pandangan gw teralihkan dengan sesosok lelaki bertubuh jangkung yang sedang membungkuk seakan sedang bersembunyi dari sesuatu, persis di lorong depan studio. Dengan muka bingung, gw perhatikan wajahnya yang bermandikan keringat dan napasnya yang terengah. Seketika keringat dingin membasahi tubuh gw.

Gw pun tersadar, dialah sumber dari adegan pelarian orang-orang tadi. Sesaat pandangan kami pun bertemu. Semua buku bawaan  gw pun jatuh berserakan di lantai, dan dengan napas tersekat gw hanya sanggup berkata.

“Ch-chanyeol?”

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang