03

41 7 0
                                    

Seoul, 27 November 2015

Chanyeol
“Huah!”, gw menghempaskan diri ke kasur gw yang dingin.

“Udah balik aja hyung.”, ujar Kai sambil tertawa.

Shut up!”, balas gw sambil melempar bantal pada Kai. Ekspektasi gw, dengan pelarian singkat ini, gw bisa minum kopi dan makan hotteok sambil bersantai melepaskan penat. Realitanya badan gw seakan remuk karena lari sekuat  tenaga dari kejaran fans.

“Katanya lo ditolongin cewe ya hyung? Baik amat, siapa dia?”, tanya Kai.

Gw pun teringat cewe penyelamat gw tersebut dan dengan semangat menceritakannya pada Kai.

“Dibalik dia yang baik banget mau nolongin gw, lo harus tau dia super berbakat Kai. Kayanya gw harus ngasih tau orang management SM deh buat ngegaet dia masuk trainee.”, gw bergumam.

“Oya? Memang dia ngapain sampai lo tau dia berbakat?”

Gw pun menceritakan bagaimana cewe tersebut memainkan lagu ciptaannya di depan gw dan membuat gw terpana. Sampai masalah dia meminta tanda tangan gw di partiturnya dibanding foto selfie bersama.

Kai pun tertawa mendengarnya. “Kelihatannya cewe itu menarik. Gimana kalo besok lo bilang ke Sunbae  kalau lo dapet calon trainee berbakat, hitung-hitung permintaan maaf lo juga gara-gara kabur. Hahaha!”, canda Kai.

Gw pun mengangguk. Iya, gw percaya dengan penilaian diri gw sendiri. Dia memang benar-benar mempunyai sense musik yang bagus serta penuh gairah saat memainkan musiknya tersebut. Gw pun tidak sabar untuk menyampaikan berita ini pada manager kami besok.

Btw, happy birthday my lovely hyung!”, teriakan Kai membuyarkan lamunan gw. Sebuah kotak berwarna biru dengan tiga garis putih mendarat di pangkuan gw.

“Woah! Really Kai! Thank youu! Saranghaee!”, gw melihat sepasang sepatu yang gw inginkan di dalam kotak tersebut. Setelah semua yang terjadi seharian, gw bahkan sampai lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun gw. Gw pun tersadar, padahal hari ini ulang tahun gw dan semua orang biasanya berlomba  mengucapkan selamat pada gw duluan. Akan tetapi cewe penyelamat gw yang menghabiskan sebagian besar waktu bersama gw tadi tidak mengucapkan apa pun.

Bias apanya, bahkan dia ngga sadar hari ini ulang tahun gw.”, gumam gw sedikit kecewa.

”, gumam gw sedikit kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
Seoul, 28 November 2015

Keina
Gw terbangun dengan perasaan hampa. Rasanya bagaikan menjadi seorang fans yang sudah susah-susah memenangkan tiket acara fansign akan tetapi kemudian saat acara dia tidak mampu mengatakan apa pun pada biasnya saking gugupnya. Lalu ia pulang dengan perasaan menyesal mengapa ia bertingkah sebodoh itu dan berharap dapat mengulang kembali waktu. Bahkan lebih buruk.

Haaah, memikirkannya saja sudah membuat gw menyesal setengah mati. Bahkan tidak ada satu foto pun yang gw ambil untuk kenang-kenangan. Padahal Chanyeol sudah menawarkan dirinya sendiri untuk difoto! Bodohnya lo Kei!

Alarm gw pun akhirnya berbunyi membangunkan diri gw yang sudah terbangun depresi. Dengan malas gw beranjak dari kasur untuk bersiap kerja sambilan. Untuk menghidupi hidup gw di negeri ini dan keperluan kuliah, gw harus mengambil dua kerja sambilan liburan ini. Gw memang pindah kesini dengan niat belajar mandiri secara mental dan juga finansial. Bahkan syukur-syukur kalau gw bisa menabung dan mengirimkan uang hasil jerih payah gw ke orang tua gw di rumah.

“Setidaknya masih ada tanda tangan di partitur ini.”, sekilas gw memandang tumpukan buku catatan berisi partitur lagu terbaru gw yang akhirnya bisa gw selesaikan. “Thank you oppa, you’re the best!”, seru gw sambil menciumi fotonya yang selalu menjadi pembatas buku gw sambil berjalan keluar rumah.
 

Seoul, 28 November 2015

Chanyeol
Sunbae!”, gw berteriak memanggil manager gw yang sedang melakukan briefing pagi dengan staff lain. “Ada yang mau gw kasih tau niih!”

“Jangan bilang kalo lo mau kabur lagi!”, ujarnya galak. “Sebentar gw lagi briefing dulu. Nanti kita ngobrol lagi. Jangan lakukan hal bodoh!”, ancamnya.

Gw pun menunggunya dengan sabar sambil memainkan tali pada jaket gw. Tak lama ia berjalan ke arah gw sambil tetap sibuk memainkan tabletnya yang berisi jadwal padat kami.

Waeyo?”, ujarnya acuh tak acuh.

Sunbae, kemarin saat gw terjebak kejar-kejaran seru itu gw ditolongin seorang  cewe kan..”

“Jangan  bilang lo ngasih nomor lo pada dia sebagai tanda terima kasih lalu sekarang lo diteror!”, potongnya.

“Ish, denger dulu!”, jawab gw kesal. “Gw yakin anak itu berbakat. Lagu ciptaannya mateng banget menurut gw. Gak ada salahnya kalo tim pencari bakat SM meninjau dia. Sebelum kita keduluan!”

“Hmm. Lo yakin dia berbakat? Siapa namanya? Dari jurusan apa?”

Seketika gw terdiam. Gw bahkan lupa menanyakan siapa namanya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang