2

6.5K 615 3
                                    

Aku menuruni setiap anak tangga dan melangkah menuju meja makan. Entah sekarang yang ada dalam benak ku hanya mereka orang-orang yg hadir dimimpi ku.

Aku Chane zura siswi smp yang sebentar lagi akan memasuki sekolah menengah atas lebih tepatnya SMA.

Kalian tau,aku sebenarnya keturunan China dan tentu kalian bertanya kenapa aku bisa tinggal di korea? Yah,itu semua karena faktor pekerjaan ayah dan ibu ku padahal aku sangat merindukan negeri kelahiran ku yaitu di China. Aku mempunyai seorang kakak perempuan Chane Siyen yang sekarang akan duduk dikelas 3 SMA.

   Dimeja makan sudah terhidang makanan,untungnya hari ini libur kenaikan kelas jadi setidaknya aku bisa beristirahat untuk menikmati suasana libur.

Aku menatap diatas meja makan sudah tersaji  menu makanan kimchi hari ini tidak lupa sub kentang dengan campuran kacang merah,"wah enak sekali." tentunya yg memasak adalah ibu ku dia pintar sekali dalam hal memasak.

"Jangan memandang makanan seperti itu." kata kak siyen membuyarkan pikiran ku dan menarik salah satu kursi 'heh mengganggu saja'

"Kau ini mengganggu ku saja." aku memberi tatapan sinis padanya,tangannya tentu saja tidak bisa diam,dia menyentil dahi ku dengan sangat keras.

"Awh! Apakah tak ada cara lain untuk menjahili ku?!" aku menggusap dahi ku dan memukul lengannya tapi dia selalu saja menghindar.

"Hahaha,kau ini lucu sekali. Dasar lemah!" ckk,terus saja menggejek ku,tanpa memperdulikannya lagi aku langsung menyantap makanan ku agar tak habis dimakan oleh kak Siyen dia kan sangat rakus.

Makanan ku hampir habis begitu juga kak Siyen sedangkan Ayah dan Ibu baru saja duduk menghampiri kami.

"ayah,apakah kita tidak kembali ke China?" tanya ku sambil memasukan makanan kedalam mulut.

"Ah—ayah lupa ya,kan kita akan pindah ke China lagi." kata ibu seraya menyikut lengan ayah.

"Hah?" aku dan juga kak Siyen terkejut.

"Benar kah?" aku bertanya lagi untuk menyakinkan pernyataan ibu.

"Ya,kita akan pindah lagi ke China, itu pun ada suatu hal yang Ayah ingin beritahukan pada mu." sekarang ayah seperti akan menyampaikan hal penting dan serius.

"kalau boleh tau hal apa?" tanya ku serius.

"Kau akan ayah nikah-kan dengan anak sahabat kerja ayah di china." aku sangat kaget ketika mendengar hal itu begitu juga kak siyen terkecuali ibu mungkin dia sudah tau.

"Ta—tapi,aku masih mudah ayah dan orang itu aku tak mengenalnya!" bantah ku tapi kini  ibu angkat bicara.

"Tapi kau sudah dijodohkan dari kecil dan secepatnya kau akan kami  nikahkan."

Aku tak akan pernah setuju dengan hal ini bahkan aku rela tak ikut pindah ke China dan tetap tinggal di Korea. Tanpa pikir panjang aku melangkah pergi meninggalkan ruang makan tanpa berkata satu patah katapun kepada mereka.

Aku membaringkan tubuh ku diatas kasur dan sejenak memejamkan mata untuk menenangkan pikiran ku.

Tok..tok tok

Suara ketukan pintu terdengar tapi aku tak memperdulikan siapa itu

"Zura keluar lah atau aku dobrak saja pintu kamar mu!" kak Siyen selalu saja membuat ku kesal bahkan dalam keadaan seperti ini.

"masuk saja itu tidak ku kunci!" jawab ku sedikit berteriak dari balik bantal yang menutupi kepala ku.

Ceklek

"Kau ini sudah ku bilang jangan membuat masalah untuk Ayah dan Ibu." kak siyen menggoceh terus menerus, menyesal  sekali aku menyuruhnya untuk masuk.

"Kau tak paham! Kenapa harus aku yg menikah dulu,kenapa tidak kau saja?" aku bagun dan duduk menatapnya jengkel.

"Tntu saja aku mau menikah,tapi itu nanti lagian kau ini kan dijodohin seharusnya bersyukur tidak perlu cari jodoh lagi. " katanya yang malah terdengar menjengkelkan.

"Ckk kenapa harus aku yang dijodohkan?!" aku berdecak kesal.

"Kau pasti sangat rugi jika tidak ikut tinggal di china." dia menatap ku dengan tatapan mengejek.

"Hiks... Aku juga ingin hiks.... Pindah tapi aku tak ingin menikah muda hiks..." aku menanggis.

"Sudahlah jangan menanggis seperti anak kecil saja,kau sebentar lagi  masuk SMA!" kak Siyen mengelus kepala ku dan berusaha menenangkan ku.

"Jadi apa keputusan mu?" dia mengangkat kepala ku menatap kearahnya.

"Entah lah." aku berfikir sejenak,tapi kak Siyen selalu berusaha untuk menyakinkan ku.

"Ikut saja,mungkin ada sesuatu hal yg penting dari perjodohan ini,kasihan Ayah dan Ibu mereka pasti kecewa dengan keputusan mu ini." tangannya mengelus pipi ku lembut.

"Heem.." aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya pelan "Baik lah,aku setuju." jawab ku dan sekarang kak Siyen tersenyum senang.

"Kalau begitu berkemas lah,karena besok pagi kita akan berangkat ke china soal Ayah dan Ibu biar aku yang memberitahukannya." kak Siyen meninggalkan kamar ku,mungkin menemui Ayah dan Ibu.

Yah,walau ini keputusan berat  bagi ku,aku tak ingin membuat keluarga ku sedih. Lagi pula aku penasaran sekali siapa orang yang akan menikah dengan ku

Aku mengemasi semua barang yang aku perlukan kedalam koper, baju, sepatu dan lainnya lalu segera mandi dan beristirahat karena besok adalah perjalanan panjang untuk ku.

Apakah dia tampan?

[bersambung]

Maaf baru up,soalnya belum ada ide yg muncul ini pun ceritanya kaya ngk nyambung gitu.
Jangan lupa votmen

Ghost Love |HRenjun ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang