14

2.9K 414 5
                                    


Tok tok tok

Sontak Chenle dan winwin segera pergi menuju pintu kala mendengar ketukan  mereka berharap bahwa itu adalah zura.

"Jeno?"  winwin terkejut dengan kehadiran temanya bersama dengan orang yang sedari tadi mereka tunggu tunggu.

"Kenapa dengan zura?" chenle beserta winwin segera membawa zura kedalam karena melihat kondisinya yang sudah lelah.

"Antar dia kekamar!" titah winwin pada chenle. Ia pun segera membopong tubuh zura kekamar dan membaringkannya.

"Kau baik-baik saja?" masih dalam perasaan panik chenle tak henti hentinya bertanya membuat zura sedikit risih.

"Kau ini aku baik-baik saja " celetuknya.

"Kemana saja kau? Aku dan kak winwin menunggu mu dari tadi " dumelnya gadis didepannya hanya memutar bola mata dengan malas.

"Aku ingin istirahat,pergi lah! " Usir zura chenle hanya bisa mendengus kesal dengan tingkah aneh sepupunya ini.

Zura merasa sudah agak mendingan tubuhnya yang lemah tadi sekarang lebih terasa membaik

Jam sudah menunjukan pukul 22:10. Matanya engan untuk tertutup mungkin efek dari rasa lapar sebab sejak pulang sekolah tadi belum ada satu butir pun nasi yang masuk kedalam perutnya.

Tok tok tok

Segera ia berjalan untuk membuka pintu kamar.

Cklekk...

"Chenle? Ada apa?" ia menatap aneh pada chenle dijam selarut ini dia belum juga tidur apa lagi sekarang dia tengah memegang nampan yang berisi makanan.

"Kau belum makan,ini makanan untuk mu. " dia menyodorkan nampan itu menjadi beralih ketangan zura.

Zura masuk kedalam kamar sebelum menutup pintu kamar dia berfikir untuk bertanya sedikit mengenai renjun pada chenle.

"chenle?" panggilnya pada namja yang akan menuruni anak tangga tapi terhenti lalu menaikan alis kirinya pertanda kalau ia bertanya'ada apa?'

"Kemari." dia memberi aba-aba untuk chenle masuk kedalam kamar.

Menunggu hingga namja itu benar- benar sudah memasuki kamar baru dia akan melontarkan bayak pertanyaan.

Chenle duduk disofa sedangkan zura diatas kasur sembari menyuapkan nasi berserta sup tulang kemulutnya mengunyah lalu menelannya.

"Aku ingin tau banyak tentang renjun. " ucapnya chenle seperti paham dia berfikir sebentar hingga benar-benar dalam keadaan tenang untuk bercerita.

"Renjun murid terpintar disekolah,berbakat dalam bidang melukis dan jago merayu hati para gadis. " chenle bercerita sembari tersenyum zura menatapnya dengan tatapan sinis tidak menyakinkan kalau renjun jago merayu.

"Ah,kau berbohong?!" ucapnya tak yakin tapi chenle mengeleng
"Buktinya renjun memiliki pacar disekolahnya. " kini perkataan chenle membuat hati zura terhempas pecah berkeping-keping.

"Tapi semenjak renjun meninggal,aku tak tau kemana lagi pacarnya itu beradam" sambungnya yang membuat zura menjadi terus ingin bertanya.

"Siapa nama pacarnya?" Zura menggigit bibir bawahnya agak tidak terdengar kaku.

"Kalau setau ku namanya itu kim saeron,foto gadis yang sempat kau tanyakan pada ku itu adalah saeron sendiri. " gumamnya,zura berfikir untuk mencari tau keberadaan saeron namun apa daya dirinya yang tak tau banyak mengenai gadis itu.

"Penyebab kematian renjun karena apa?" ini pertanyaan yang dari sejak dulu sudah terkurung dalam benaknya.

"Kami tak tau pasti penyebabnya sampai sekarang polisi menutup kasus kematian renjun secara tiba- tiba tak ada jejak yang bisa ditelusuri oleh pihak kepolisian,kematian renjun disekolah menjadi teka-teki."

'Apa ini yang membuat renjun tidak bisa kembali kealam nya?' batin zura

Pagi-pagi betul Zura meninggalkan kediaman rumah Huang tanpa sepengetahuan winwin dan chenle untuk pergi kesekolah.

Dia berfikir untuk mencari tau kejadian pasti tentang kematian renjun.

Tiba di perumahan sekitar sekolah seorang gadis menghampirinya dan tersenyum manis.

"Kau ingin kabur?" godanya pada zura,zura berfikir dari mana kakaknya tau kalau adiknya mengendap-ngendap keluar dari rumah sepagi ini.

"ckk,tentu tidak untuk apa aku kabur? " celetuknya siyen hanya terkekeh.

"Jadi,jam segini mau pergi kemana?" tanya siyen menyelidik.

"Pergi-pergi,jangan ganggu aku! " usirnya lalu melangkah cepat meninggalkan siyen setelah sampai didepan gerbang sekolah.

Siyen paham betul dengan gelagat aneh adiknya itu,dia juga tau kalau adiknya bisa melihat mahkluk halus tak kasat mata jadi dia selalu mengawasi gerak gerik adiknya contohnya seperti pagi ini mengendap diam-diam keluar rumah tanpa sepengetahuan winwin.

Sekarang zura berada diatap gedung sekolah,berharap jika dia akan tenang menghirup udara pagi.

Dia menatap awan sepertinya cuaca hari ini sedang tidak mendukung tapi itu bukan lah hal yang penting bagi dirinya.

"Sedang apa?" dia menoleh kesumber suara lalu menatap malas orang itu.

"Untuk apa menemui ku lagi?" dengusnya lalu merubah pandangan kearah depan,renjun berjalan mendekat untuk menjajarkan posisi dengan tubuh zura.

"Apa kau marah?" pagi ini terasa membosankan bagi zura,pagi-pagi dia harus bertemu dengan renjun lagi padalah dia berharap kalau renjun akan menjauh darinya.

"Untuk apa aku marah." ketusnya tapi kali ini renjun tidak tenang dia berpindah posisi menghadap zura.

"Apa gadis itu yang membuat mu marah?" tanyanya segera zura memalingkan wajah untuk tidak menatap renjun .

"Pergi dan kembali kealam mu." gumam zura kini suaranya menjadi lebih serak menahan air mata yang sebentar lagi mengalir.

"Kenapa? Kau tak ingin aku ada?" kini tampak ketulusan dari setiap kalimat yang renjun ucapkan.

"Seharusnya kau ingat bahwa kau dan aku berbeda jangan membuat aku jatuh cinta pada mu!" kini air mata yang ditahan olehnya mengalir deras menyentuh pipinya.

"Apa aku salah mencintai mu?"  renjun mulai merasa bahwa bukan hanya dirinya yang merasakan cinta dua dunia tapi zura juga.

"Aku rasa kau sudah memiliki orang yang lebih baik dari ku." 

Cerita yang pernah diceritakan oleh winwin bahwa renjun mencium dan memeluk gadis didalam ruang melukis itu berputar diotak zura bahwa saatnya dia mengungkapkan kepedihan yang telah ia ketahui.

"Kau memiliki saeron orang yang kau cintai tulus bukan aku. "lirihnya lalu terduduk lemas tak kuasa menahan isakan tangis.

"Saeron....?" samar-samar nama itu menginggatkan renjun dengan seseorang yang pernah ia jumpai waktu itu,tapi disini dia memiliki zura yang sudah terikat dengan batinya sendiri.

"Aku mencintai mu,ini semua aku lakukan demi bisa menjaga mu." air mata haru dari seorang zura berhenti menetes mana kala hati gembira mengebu terpancar dari dirinya bahwa mereka berdua saling mencintai.

Renjun langsung memeluk zura dengan erat engan untuk melepaskannya lalu mencium kening zura lembut,hari yang mendung mungkin terharu hingga meneteskan rintik rintik hujan mengenai seragam yang dikenakan oleh mereka berdua.

Disepanjang jalan semua murid mengeluh dengan kehadiran hujan ini membuat mereka harus mengenakan payung ataupun jas hujan tapi tidak untuk kebahagian renjun dan zura  pagi itu.

[Bersambung]

 

Ghost Love |HRenjun ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang