oOo
Disclaimer
Naruto © Masashi Kishimoto
.
tomorrow, at sunrise...
oleh oreoivory
oOo
Hari terpanjang dalam kehidupan seorang pelajar adalah hari senin. Jika Einstein masih hidup, Sasuke akan mewawancarainya dan bertanya soal kesinambungan hukum relativitas terhadap hari senin. Bagaimana waktu tidak bisa menyusut dan malah memuai pada hari itu. Sasuke sendiri mengeluarkan teori bahwa sedetik hari senin setara dengan bermenit-menit waktu di hari minggu, oh bisa juga berjam-jam.
Dengan mutlaknya postulat soal kelengkungan ruang dan waktu yang mendukung teori-teori Sasuke membuatnya menobatkan hari senin sebagai hari paling membosankan dalam kehidupan para remaja. Entah bagaimana, perasaan itu seperti telah mendarah daging tanpa ada penjelasan ilmiahnya. Rasanya setiap sel tubuhmu ingin bolos saja dan tidur di rumah untuk menghindarinya, tak terkecuali untuk Uchiha Sasuke.
Namun hari itu, sedikit pun perasaan malas tidak ada dalam dirinya. Semua sistem tubuhnya dalam keadaan siaga siap tempur untuk menghadapi segala macam kemungkinan. Waktu terasa cepat berlalu. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat, seolah setiap pembuluh darahnya dialiri oleh nitrous oxide menyebabkan otaknya didongkrak untuk bekerja layaknya roket.
Perasaan Sasuke lebih seperti seseorang yang menantikan hari yang tidak ingin dinantikannya. Yah, kau kan memang sedang menghadapi hari pengadilanmu, Sasuke. Dia serupa seorang teroris yang akan bertemu dengan barisan regu tembak. Perasaan gelisah terus berdesak-desakan, saling berjejalan, bertumpuk-tumpuk hingga rasanya Sasuke ingin meledak seperti Cretaceous-Tertiary yang telah melenyapkan era dinosaurus dengan tumbukan kencangnya pada permukaan bumi menyisakan kawah seukuran danau dengan segala-galanya musnah dalam gelombang panas dahsyat, gempa, dan kebakaran hutan.
Ia berdiri kaku di pinggiran mobilnya menatap minivan milik Sakura yang telah terparkir membujur rapi di depannya. Sudah menjadi rahasia umum, jika Sakura selalu datang paling awal ke sekolah. Dia adalah Dewan Siswa, banyak sekali hal yang mesti dilakukannya.
"Kalau mata bisa mengeluarkan laser, sudah bisa dipastikan, mobilnya Sakura akan terbelah menjadi dua bagian." Naruto jengah dengan tingkah polah sahabatnya. Sedari tadi, ia menunggu Sasuke untuk bergerak meninggalkan lapangan parkir. Ini sudah lima belas menit ia bersandar pada bemper mobil Sasuke menyaksikannya membeku seperti patung-patung di Museum Lilin Madame Tussauds.
Sasuke meliriknya tajam. Setelah helaan napas panjang, ia akhirnya keluar parkiran diikuti Naruto di belakangnya.
"Sebagai informasi, sejak kemarin tidak ada rumor yang beredar. Aku sudah melakukan tugas detektif-detektifanku untuk memastikan. Selain anggota tim football, gengnya Karin, dan beberapa murid junior, tidak ada yang tahu. Anggota tim football kita sangat loyal, gengnya Karin cukup pintar untuk tidak menyulut peperangan dengan Sakura, murid junior tahu kapan harus menutup mulut dan belum tentu juga Ino melihatmu, kan?"
"Justru karena hari ini terasa sunyi senyap, efek terornya terasa lebih mencekam," balas Sasuke frustrasi.
Naruto mengeluarkan cengirannya. "God bless you, my brother. Doaku menyertaimu." Ia memberi tinju main-main di pundak Sasuke.
Mereka melintasi undakan teras sekolah menuju koridor yang mulai penuh dengan siswa. Di sana, Sakura sibuk berkutat dengan lokernya. Tak butuh waktu lama untuk Sasuke agar bisa mencapai tempat Sakura berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐨𝐦𝐨𝐫𝐫𝐨𝐰, 𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐫𝐢𝐬𝐞
FanfictionSetelah peristiwa minggu pagi itu, hidup Sasuke tak lagi sama.