10

5.7K 703 57
                                    

oOo

Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

.

tomorrow, at sunrise...

oleh

oreoivory

oOo

"Kita pulang atau kembali ke sekolah?" Sakura bertanya.

Pulang ke rumah bukan sebuah pilihan. Sasuke harus memberikan alibi kepada ibunya. Jika dia berada di rumah pada jam-jam seperti ini akan menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi. Ibunya akan memberondongnya dengan tuduhan dan yang terparah jika ibunya melapor pada Jenderal Besar Fugaku. Berurusan dengan ayahnya adalah hal terakhir yang ingin dia lakukan.

Sakura seperti memiliki radar untuk mendeteksi kegelisahan Sasuke. Mungkin karena Sakura memang kelewat peka, atau Sasuke yang mudah dibaca. "Aku akan bantu bicara pada Bibi Mikoto. Kalau perlu aku juga akan bicara pada paman. Aku kan yang mengajakmu bolos."

"Kita ke sekolah saja," jawab Sasuke. Suaranya masih terdengar lemah.

"Yakin? Kau kelihatan tidak sehat."

Seratus persen yakin. Meskipun Sasuke benci sekolah, setidaknya di sanalah tempat paling aman dari sekian banyak opsi yang bisa dia pilih. Sasuke segera menganggukan kepalanya untuk menegaskan keputusannya.

"O-kay." Sakura menaikan sebelah alisnya, gestur khas miliknya saat sedang menilai seseorang. Melihat keputusan Sasuke sudah final, dia hanya bisa angkat bahu dan terus mengemudikan mobilnya ke arah sekolah.

Mereka tiba di sekolah saat jam makan siang. Sasuke menyeret kakinya dengan langkah gontai menuju kantin. Dia sempat lupa tentang keberadaan Sakura yang terus mengekor di belakangnya.

"Sayang, maaf soal tadi. Aku tidak bermaksud cuek padamu atau marah. Aku cuma-" Sasuke membalikkan badannya. Dia sama sekali tidak berniat mengabaikan kekasihnnya. Dia hanya terlampau "-kaget."

"Aku tahu." Sakura menerbitkan senyum teduhnya. "Maafkan aku juga. Sepertinya aku keterlaluan." Tangan Sakura terulur meraih pipi Sasuke. Jemarinya bergerak secara konstan mengusap kulit lembut Sasuke.

Sebelum Sasuke sempat menjawab, Sakura mendekatkan wajah mereka, memberi kecupan singkat pada bibir hangat Sasuke. "Maaf yah," bisik Sakura setelah tautan bibir mereka terlepas.

Sasuke awalnya mengira itu permohonan maaf setelah insiden 'Ledakan Kepala' tadi. Tapi dia menepis pikiran itu saat melihat seringaian Sakura. Sasuke tahu pasti bahwa Sakura masih belum puas untuk menyiksanya. Sasuke berusaha mengabaikan segala hal buruk yang terus menerus tervisualisasi dalam benaknya Dia mencoba berpikir jernih.

"Lapar?" Setidaknya Sasuke masih bisa bernapas sebentar sebelum menghadapi mimpi buruknya. Kafetaria sekolah dan teman-temannya mungkin bisa mengalihkan perhatiannya.

"Lumayan," ujar Sakura. Sasuke meraih lengan Sakura, menariknya berjalan menuju kafetaria tanpa tahu apa yang sedang menunggunya di sana.

Kafetaria selalu ramai pada jam-jam seperti ini. Itu bukan fakta yang harus digaris bawahi. Bahkan orang setolol Naruto juga bakal tahu kenapa tempat itu ramai pada jam istirahat seperti semua orang tahu kalau sistem perutmu akan mengirim alarm serupa bunyi anak macan yang sedang mengaum agar kau tahu saat itu tandanya kau kelaparan.

Pernah suatu waktu, setelah tim football mereka memenangkan kejuaraan musim gugur. Pelatih mereka terlalu girang sehingga menghabiskan hampir separuh gajinya untuk didermakan kepada anak-anak didiknya yang berhasil membawa pulang piala yang selama ini dia idam-idamkan. Belly mengatakan pada semua anggota football agar mereka memesan apapun yang mereka inginkan di kantin. Acara makan gratis dan sumbangan sukarela dari Si Belly tentunya mengubah kantin menjadi medan tempur. Segala hal jadi kacau balau. Sebab anggota football yang sejatinya adalah reinkarnasi gelandangan yang sudah tidak makan dalam jangka waktu yang cukup lama tentu saja secara serakah memonopoli antrian dan menimbulkan keributan.

Ada kejadian saling dorong, pengambilan jatah makan melebihi kapasitas, perang makanan, sampai pengambilalihan lahan (artinya tim football mengambil sebagian besar bangku dan meja untuk di tata sebagai mimbar, sebagai meja perjamuan, dan sebagai tempat menunjukkan kekuasaan). Banyak bisik-bisik tidak suka, mata-mata yang memandang dengan muak, sebagian lagi memandang dengan siratan mencela. Meskipun begitu, tidak ada satu pun kata protes yang terlontar (catat, waktu itu Sakura melaksanakan olimpiade matematika sehingga tidak ada yang benar-benar memrotes tindakan mereka). Sebab mereka tahu hirearki dan tidak bisa merusak sistem yang ada. Apapun yang terjadi golongan elit selalu menang dan bebas melakukan apapun sekalipun etika dan norma sudah dilanggar.

Suasana saat itu menggambarkan situasi masa kini. Sasuke merasa de javu, saat banyak pasang mata memandang kelompoknya yang seperti sampah di tong sampah yang penuh genangan air muntah. Menjijikkan tapi tidak ada yang bisa atau berani menyentuhnya.

"Wow, bikini yang bagus." Sakura nyaris cekikikan saat melihat lingerie milik Karin, digantung di hanger baju dan dipajang seperti itu adalah hiasan dinding, souvenir hadiah dari liburan di pantai tropis. Jangan berpikir yang tidak-tidak kenapa Sasuke bisa tahu itu milik Karin, sebab bukannya dia hapal semua pakaian dalam wanita yang dia tiduri, tapi karena ada grafiti MILIK U.K yang di tulis dengan hurup kapital dan disemprot dengan pilok di dinding kantin.

"Itu lingerie, edisi terbatas victoria secret yang dipakai istrinya Adam Levine dalam peragaan busana dua minggu yang lalu." Ino secara ajaib sudah berada di samping Sakura dan membuat obrolan-obrolan seperti itu menjadi hal yang secara natural dibicarakan seperti saat kau menonton acara Ripleys Believe It or Not dan kau memberi komentar 'omong kosong'.

"U.K? Apa bikini itu benar-benar miliknya? Karena kalau iya, sungguh tololnya orang itu!"

"Lingerie!" Seakan-akan kata itu adalah hal yang paling penting yang harus dibicarakan dan dikoreksi oleh Ino. "Yah, bisa jadi dia cuma mau pamer. Pamer otaknya yang sudah diajak Squidward bermain lompat tali di perempatan terdekat." Dan mereka mulai menertawakan permainan yang sudah mereka buat sendiri. Jika bukan situasi yang amat sangat menegangkan, lelucon ini sebenarnya cukup lucu, amat sangat lucu malah.

Sasuke hanya bisa mendengarkan percakapan itu dengan samar. Perhatiannya tidak bisa teralih dari pemandangan paling epik dari balas dendam Sakura. Seberapapun menjijikan hal ini, tetap saa ini tontonan yang jarang-jarang ada di Konoha High. Mungkin itu sebabnya tidak ada yg menurunkan pajangan dinding itu.

Sasuke mengalihkan perhatian pada teman-temannya. Para cowok sedang memerhatikan lingerie milik Karin seolah benda itu tidak pernah menjadi objek fantasi mereka dalam masturbasi. Seolah lingerie adalah barang haram yang tidak boleh lagi mereka sentuh. Berbeda dengan para cowok yang membatu tidak berbuat apa-apa, para cewek justru ribut (tim pemandu sorak) berusaha membuat Karin meredam amarah dan tangis dan rasa malunya. Sasuke bersumpah, kalau dia jadi Karin, dia akan pergi sejauh-jauhnya dari Kota Konoha.

Sasuke membuang jauh rasa simpatinya. Dia sendiri juga perlu dikasihani. Sebab makan utamanya adalah Sasuke. Yang lain hanya camilan bagi Sakura. Jadi, daripada berkubang dalam kepedihan Karin sebaiknya dia menyiapkan mental dan diri untuk menyambut permainan Sakura.

Sasuke bergidik ngeri ketika matanya kembali menangkap gambaran pakaian dalam berwarna hitam yang masih berada pada tempatnya. Kesadaran menghantamnya kuat. Itu berarti Sakura sedang memberikan petunjuk-petunjuk tindakan asusilanya yang terus dia sembunyikan. Artinya Sakura sedang berteriak "AKU TAHU SEMUANYA!"

Tidak peduli bagaimanapun Sasuke ingin menyangkal, kebenaran selalu menemukan jalan untuk naik ke permukaan. Dan sialnya, kebenaran dan Sakura adalah sahabat karib. Kita tidak akan pernah tahu sejauh mana Sasuke sanggup meneruskan semua kegilaan ini. Tapi kita tahu, Sakura bisa jadi kejam sepanjang waktu. Sepanjang dia menginginkannya.

oOo

~bersambung

oOo

Catatan Cerita : hai, karena kembali menemukan mood baca buku, jadinya ada mood buat nulis juga. yup saya jenis author yg emang susah nulis kalo tidak mendapat pencerahan. betewe aku sayang sasuke, jadi kesihan jangan diolok-olok haha (sendirinya malah nistain sasuke di cerita). seperti biasa, selamat baca. eh tapi kalo udah baca note ini berarti kan udah baca yah lol. saran dan kritik selalu diterima. terima kasih :)

𝐭𝐨𝐦𝐨𝐫𝐫𝐨𝐰, 𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐫𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang