oOo
Disclaimer
Naruto © Masashi Kishimoto
.
tomorrow, at sunrise...
oleh oreoivory
oOo
"Apa hari ini valentine?" tanya Ino. "Tolong katakan ini bukan hari valentine!" ujarnya menuntut.
"Tentu saja tidak."
"Lalu kenapa lokermu jadi toko bunga?" Ino mengamati rangkaian besar bunga daisy di depan loker Sakura. Sakura akan menerima banyak bunga dan hadiah dan coklat pada hari dimana dia memenangkan olimpiade, memenangkan pertandingan karate, memenangkan lomba debat dan pada hari valentine. Karena Sakura sekarang adalah murid senior, yang artinya dia vacum dari segala jenis kompetisi untuk fokus pada universitas dan ujian, artinya ini bukan karena kemenangannya. Satu-satunya alasan yang langsung bisa Ino simpulkan adalah hari kasih sayang yang Ino sendiri ragu apakah sekarang tanggal 14 februari.
Sakura angkat bahu, tidak terlalu peduli, dia bahkan menyingkirkan beberapa tangkai bunga mawar putih yang diletakkan di dalam lokernya. Sakura paling tidak suka kalau lokernya berantakan.
"Oh, apa ini dari Sasuke? Apa dia mau menyuapmu?" Ino jelas tidak Suka. Itu salah satu alasan nomor sekian ratus yang tidak ingin Ino sebutkan tentang keberadaan bunga-bunga di dalam dan luar loker Sakura.
"Mungkin. Tapi kau tahu aku seperti apa. Korupsi, nepotisme, dan suap-menyuap ada dalam daftar hitamku."
"Bagus, aku khawatir kau bakal terpengaruh."
Sakura memutar matanya. Seperti Ino tidak mengenalnya saja. Dia harusnya jadi orang yang paling tahu kalau dia orang yang berpegang teguh pada prinsip.
"Aku tahu kau sangat idealis, tapi berpacaran dengan Sasuke membuatmu jadi tidak kompeten." Kata Ino seolah tahu apa yang dipikirkan Sakura. Ino terlalu mengenal Sakura sampai tahu sisi yang Sakura sendiri tidak tahu.
"Aku tidak-"
"Ya, Kau memang seperti itu!"
Sakura menghela napas. "Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Kenapa kau berpacaran dengan Sasuke? Itu saja sudah memperlihatkan kau mengesampingkan idealismemu."
"Serius Ino? Kau kan tahu aku-"
Ino kembali memotong kalimat Sakura, " Karena ingin memata-matai Sasuke? Karena ingin mengawasi agar dia dan komplotannya tidak berbuat ulah? Karena ingin mengorek sejauh apa tindakan sampah mereka? Ayolah jangan bicara omong kosong lagi. Ada banyak cara untuk mengatasi tuntutan sekolah ini agar berjalan damai tanpa perlu terlibat hubungan khusus dengan preman sekolah."
"Terserah kau saja." Sakura lelah dengan urusan semester akhir, ujian dan persiapan kuliah. Sakura lelah dengan Sasuke. Dia tidak mau menambahkan Ino ke dalam daftar.
"See, kau melakukannya lagi. Nona Sakura tidak pernah melambaikan bendera putih dalam perdebatan. Itu sebabnya kau selalu juara satu dalam urusan melumpuhkan seseorang dengan kata-kata dan mewakili sekolah dalam kompetisi debat. " Ino membuat poin-poin untuk menyudutkan Sakura.
Sebelum Sakura naik darah, tiba-tiba saja ada iring-iringan musik yang membuat atensinya teralihkan. Tiga orang memakai kostum beruang mendekatinya. Satu membawa ukulele, satu membawa gendang, satu lagi membawa kertas bertuliskan 'I LOVE YOU' dan bunga mawar putih.
"Oh. My. GOD." Ino terperangah. "Mereka pasti sudah sangat putus asa sampai nekad melakukan tindakan sampai sejauh ini," cibir Ino.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Sakura dengan suara sedingin es pada manusia-manusia (beruang) di depannya.
Ino menyeringai, sedang tiga beruang itu bergidik ngeri merasakan aura hitam pekat yang tiba-tiba menguar. Hiruk-pikuk sekolah pada pagi hari tiba-tiba terhenti dan suasana menjadi sunyi.
"Kena kau, Uchiha!" batin Ino.
Sasuke yang ternyata adalah salah satu dari beruang yang membawa tulisan 'I LOVE YOU' membuka topengnya. Wajahnya masih tetap setampan malaikat meski berpakaian konyol. Bahkan jika dia menjadi tunawisma dan berpenampilan layaknya gelandangan, dia sepertinya tetap akan rupawan. Dengan wajahnya itu ditambah senyuman, yang sekarang dia timbulkan, membuat siapapun akan luluh dalam pesonanya. Tapi sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk kekasihnya. Sekarang mata Sakura tampak seperti lightsaber yang bisa membelah segala macam benda solid menjadi dua.
Sasuke berusaha skeptis dan menampilkan wajah orang paling bahagia sedunia saat melihat kekasihnya. Naruto dan Kiba yang bersembunyi dari balik bulu-bulu kostum beruang sudah meragukan kewarasan Sasuke. Dia seperti orang yang akan menenggelamkan diri ke dalam api dan akan mengatakan kalau itu substansi yang menghangatkan dan membuatnya menyala. Dia seperti orang yang tidak akan ragu menembus jalan penuh duri dan akan mengatakan kalau durinya lunak sehingga dia bisa tenggelam ke dalamnya. Sasuke bahkan seperti orang yang berdiri di atas tebing yang curam dan tidak akan ragu untuk terbang, melompat jatuh menghantam bumi. Tunggu dulu, sepertinya itu lirik lagu salah satu grup idola favorit Karin yang baru-baru ini comeback. Karin selalu mengocehkan kalau lagu itu sangat menggambarkan Sasuke, jadi mau tidak mau Naruto dan Kiba bisa hapal di luar kepala.
"Aku memberimu kejutan." Sasuke berkata dengan tampang tidak bersalah.
Sakura memejamkan matanya, dia menggumamkan angka dari satu hingga sepuluh sambil menarik napas berulang kali. Mungkin dia mencoba meredakan emosi yang siap meledak kapan saja.
"Bersihkan." Satu kata. Berkumandang dengan halus dan lembut, tapi seolah kata itu menyedot seluruh oksigen dalam koridor, membuat ruangan itu tampak hampa udara dan sunyi. Ketajaman kata itu bahkan bisa merobek kulit dan menembus tulang siapapun yang mendengarnya."Baik." Sasuke mengucapkannya spontan. Dia tidak perlu membuat Sakura mengucapkan kalimat itu lebih dari satu kali. Yang begini saja sudah membuat bulu kuduknya merinding. Tanpa banyak bicara dia segera mengambil bunga-bunga yang tadinya dia letakkan di loker. Sasuke mengirimkan tatapan 'Kesini dan bantu aku membersihkannya, tolol!' pada Kiba dan Naruto yang masih mematung dengan kostumnya.
Sakura memutar bola matanya dan segera berbalik meninggalkan kekacauan di belakangnya diikuti Ino yang tertawa terbahak-bahak dalam hati. Setelah kepergian Sakura, Sasuke melempar kembali bunga-bunga yang tadi sudah dia pungut.
"Apa yang kalian lihat!" Kata Sasuke penuh amarah pada setiap jiwa yang melintasi koridor dan melihatnya. Mereka segera menundukkan kepala dan berpura-pura bahwa kejadian tadi tidak pernah ada.
"Hei kau!" Sasuke menunjuk anak berkacamata dengan dagunya.
"Iya." Jawab anak itu gemetar. Tidak pernah dia menyangka akan berurusan dengan Sasuke. Tidak masalah jika selama ini dia menjadi korban perudungan oleh teman-temannya. Tapi lain hal jika dia berurusan dengan Uchiha. Dia ingin menangis saat itu juga, hanya saja dia bahkan sangat takut untuk sekedar meratap di depan perwujudan iblis dari neraka itu.
Sasuke melempar topeng kepala beruang kepada siswa kurang beruntung itu. "Bereskan!" Kemudian Sasuke ikut meninggalkan koridor dengan kesal. Dia harus pergi menemui Shikamaru untuk berdiskusi lebih lanjut tentang langkah selanjutnya karena...
'Rencana nomor satu gagal.'
oOo
~bersambung
oOo
Catatan Cerita :
*Lightsaber : Salah satu senjata dalam novel/serial Star Wars
*Credit Song untuk Dive by iKON, lagunya menggambarkan Sasuke banget di cerita ini : BUCIIIIN :"D dan aku menjadikan Karin sebagai kpopers wkwk.Catatan Penulis :
Masih berharap banyak untuk saran dan kritik untuk perbaikan tulisan saya ke depannya :) Terima Kasih sudah membaca ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐨𝐦𝐨𝐫𝐫𝐨𝐰, 𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐫𝐢𝐬𝐞
FanfictionSetelah peristiwa minggu pagi itu, hidup Sasuke tak lagi sama.