16

4.8K 660 90
                                    

oOo

Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

.

tomorrow, at sunrise...

oleh oreoivory

oOo

"Aku berbohong," kata Karin santai. "Kau tahu? Soal perkelahianku." Matanya mengabaikan Sakura, memilih untuk melihat kuku-kuku jari tangan kiri yang masih sempurna di tempatnya. Dia memilih menampar Ino daripada mencakarnya karena dia kemarin baru saja melakukan manicure.

"Tentu saja. Kau kira aku orang bodoh? Kau dan Ino tidak punya selera yang sama soal cowok." Sakura memutar matanya.

"Kau sepertinya mengenalku sekali yah? Tapi tidak sebaik itu. Ya memang kami punya selera yang berbeda tapi kami masih memiliki kemungkinan bercinta dengan cowok yang sama di atas ranjang." Karin mengatakan itu seolah itu sama sekali bukan hal yang memalukan.

"Cinta satu malam masih oke. Tipikal. Tapi tidak seperti itu akan menjadi alasan kalian mempermalukan diri sendiri." Sakura kembali memakai kacamatanya. Dia meraih laptopnya, mulai meyalakan dan mengoperasikannya.

"Aku bilang padanya bahwa aku lebih baik daripada kau untuk urusan make love. Karena itu Sasuke memilihku." Karin sekarang memandang Sakura, mencoba mengukur reaksinya.

Sakura mengetikkan sesuatu di laptopnya. Fokus pada setiap kata yang dia tata sedemikian rupa pada laporan yang akan dia serahkan.

"Make love?" Lama sekali hingga Sakura berbicara, dan nadanya masih sehambar sup di kafetaria sekolah. Tapi Karin tahu Sakura terganggu. Dia pernah dekat dengan Sakura hingga tahu bagaimana wajahnya dari balik topeng. "Aku lebih suka menyebutnya seks."

"Cuma istilah yang dibuat oleh orang-orang naif sepertimu. Tidak ada bedanya bagiku. Entah dia melakukannya karena cinta atau kebutuhan, faktanya adalah dia datang, menemuiku."

Sakura kembali bersikap tak acuh. Matanya tersedot ke dalam satu laporan untuk diselesaikan secepatnya. Hanya satu dua halaman, dan tidak butuh waktu lama untuk selesai. Bersamaan dengan menekan ikon save, Sakura bicara. "Apa yang sedang kau coba bicarakan?"

"Karena kau adalah gadis paling pintar, kenapa perlu bertanya?"

Sakura melihat Karin yang menatapnya dengan ketidaksukaan yang tidak ditutup-tutupi. Sakura tidak tahu kenapa dia sebegitu tidak sukanya pada Sakura. Sasuke cuma alasan sampingan, Karin begini sejak awal mereka masuk SMA.

"Jangan pura-pura bodoh. Kau bertindak konyol begini cuma karena pacarmu tidur denganku." Suaranya Karin setajam suara kucing. "Dengar, kalau kau tidak bisa memuaskannya, kau tidak berhak marah dia tidur dengan siapa. Kau sudah tahu Sasuke seperti apa, tapi masih berlagak kau ini perawan lugu yang tidak membiarkan siapapun untuk menjamahmu."

Sakura mematikan laptopnya. "Kau sudah selesai? Pintunya ada di sana?"

"Kalau kau cuma main-main dengan Sasuke, putus saja lah! Dia pantas dapat yang lebih baik darimu."

"Dan kau yang terbaik?" Tidak ada sindiran dalam kalimat yang Sakura keluarkan.

"Mungkin tidak, tapi aku lebih tulus darimu." Ujar Karin, matanya berkaca-kaca. Karin benci menangis, dia tidak pernah menangis sejak berusia dua belas. Dia benci menunjukkan kalau dirinya rapuh, apalagi di depan rivalnya. Sebisa mungkin dia menahan air matanya. "Aku mencintainya sejak SMP, sebelum kau!" teriaknya.

𝐭𝐨𝐦𝐨𝐫𝐫𝐨𝐰, 𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐫𝐢𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang