08 | Emosi

207 11 0
                                    

PART VIII

Perasaan Gue campur aduk disitu, disatu sisi Gue emang suka sama Adit tapi disisi lain Gue bukan siapa-siapanya Adit.

Gue memutuskan untuk nungguin Adit sampai tenang. Gak kerasa udah larut malam ternyata Adit udah mulai tertidur, Dia tidur dengan posisi kepala dipaha Gue.

Setelah itu Gue buru-buru pulang.

_____∆_____

Sesampainya dirumah,
Gue liat Rey ada didepan teras rumah dan berjalan menghampiri,

"Rey? Lo ngapain disini? Udah malem loh," tanya Gue.

"Bi, Elo tuh kemana aja sih? Gak ada kabar seharian. Mama Lo tuh khawatir, makanya Gue ada disini," jawab Rey yang keliatan kesel.

"Maaf, Hp Gue ternyata lowbat Rey. Gue abis dari tempat temen Gue yang lagi sakit."

"Masa Lo jenguk temen sampe selarut ini sih, Bi? Gak mungkin!" jawab Rey emosi.

Gue yang bingung harus jawab gimana ke Rey dan kaget dengan perubahan nada bicara Rey ke Gue. Gue terdiam karena Gue udah lelah untuk bahas Adit ke Rey,

"Maaf, udah bikin Lo khawatir. Biar nanti Gue sendiri yang jelasin ini ke Mama ya. Mending Lo balik karena udah malem," bales Gue yang udah lelah seharian.

Gue beranjak meninggalkan Rey yang masih diam terpaku di depan Gue. Rey spontan menahan pergelangan tangan Gue,

"Tunggu! Apa ini karena Adit Elo jadi begini?" tanya Rey sambil menahan pergelangan tangan Gue biar gak pergi.

Gue reflek menengkok ke Rey yang tubuhnya bertolak di belakang Gue,

"Adit? Tau dari mana Elo soal Adit?" jawab Gue dengan memicingkan mata.

"Mama Lo yang cerita, kalo Lo lagi deket sama yang namanya Adit. Dia siapa Lo, Bi? Bisa bikin Lo jadi 'liar' kayak gini?" bales Rey yang emosi.

"Rey..." jawab Gue sedih menatap wajah Rey dan berusaha melepas paksa genggaman tangan Rey.

Bukan dilepas malah semakin erat Rey genggam pergelangan tangan Gue,

"Please, Rey." Malah semakin kuat Rey genggam tangan Gue, "Sakit Rey!" teriak Gue dengan mata yang berkaca-kaca.

Sontak Rey seperti sadar dari amarahnya setelah ngeliat Gue mulai menitihkan air mata didepannya dan Rey spontan melepaskan genggaman nya,

"I'm sorry, Bi." Sesal Rey.

"Mau Lo tuh apasih, Rey? It's not your business!" jawab Gue yang sudah menangis sambil mengenggam pergelangan tangan Gue yang panas karena genggaman Rey.

"I'm worried and don't want to happen anything bad to you!" ujar Rey.

"Cukup Rey! Gue udah gamau bahas hal ini. Mending Lo pulang sekarang!" jawab Gue tegas.

"Tapi, Bi- " bales Rey.

"Please, I'm tired!"

Rey mendengar perkataan Gue akhirnya pulang tanpa mengeluarkan statement apapun. Dan Gue langsung masuk ke rumah untuk menjelaskan ke Emak kenapa seharian gak ada kabar.

So, gak heran Rey punya sikap seperti itu karena jaman kita masih SMP dulu Rey sering dipanggil ke ruang BP lantaran berantem ngebelain Gue! Jagoan neon bangetlah Rey tuh.

_____∆_____

Keesokan harinya pagi-pagi buta,
Adit telepon Gue,

*Telepon*

Aditya & AbigaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang