"Puasa lo?" Tanya Mungga, lalu duduk di sebelah N/k.
N/k menggeleng.
Sudah 2 Minggu puasa berlangsung. Dan hari ini SMA FLOREST akan melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas.
"Kenapa?" Tanya nya lagi.
N/k tidak menjawab. Karena N/k yakin, pasti Mungga mengetahuinya.
"Oh iya,"
***
"Astaghfirullah, Rafly kapan lo mau tobat?" Tanya Diat
"Bulan puasa masih aja nontonin bokep," Ray menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kaya lo kaga aja," Rafi kini mulai berbicara.
"Sok suci. Padahal lo yang paling sering kan," Ray menjawab, walau kini mata nya masih terarah pada layar ponsel miliknya.
"Tau nih Diat," Tuduh Rafi.
"Gue nggak pernah. Mana mau mata gue ngeliat yang kaya gitu,"
"Oh lo mau nya langsung ya?" Tanya Danis.
Pertanyaan Danis membuat Rafi, Ray dan juga Rafly tertawa.
"Sialan."
***
Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Setelah beberapa Jam N/k mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh Guru.
Saat ini seperti biasanya, N/k menunggu angkutan umum yang menjadi alat Transportasi untuk menuju kerumah nya.
N/k melihat kearah Jam tangan yang ia kenakan. Seketika dahinya mengernyit lalu berdecak kesal.
"Jam gue error,"
"Mana sih," Lagi-lagi N/k bergumam.
"Masih aja nungguin angkot," Seseorang melepas Helm lalu tersenyum kearah N/k.
Sedangkan N/k hanya menatapnya tanpa ekspresi.
"Ya terus, gue harus naik apa?"
"Gunain cowok lo,"
"Gue nggak ada cowok. Gausah ngaco," Suara N/k sedikit meninggi.
"Masa sih? Terus, cowok yang sering keluar masuk rumah lo itu siapa?" Tanya nya.
"Pernah gue liat dia kaya buru-buru. Dia keluar dari rumah lo, naik ke mobil warna putih. Abis itu dia turun lagi. Seakan ada barang yang ketinggalan di rumah lo," Ia menjelaskan tanpa N/k memintanya.
Sejenak N/k berfikir.
"Maksud dia, Dio?"
Mungga menaik-turunkan alisnya. Tanpa menghilangkan senyum disudut bibirnya.
"Itu Kakak gue. Gausah sok tau kalo aslinya nggak tau." Jawab N/k ketus.
"Heh! Lo nggak pernah bilang sama gue, kalo lo punya Kakak," Sayangnya, N/k sudah berjalan meninggalkan Mungga, tanpa menjawab pertanyaannya.
"Satu lagi! Karena gue nggak tau, makanya gue sok tau." Mungga berteriak supaya N/k mendengarnya. Tidak peduli dengan orang-orang sekitar, tidak peduli dengan sorot tatapan tajam dari orang yang menatapnya, dan tidak peduli dengan ocehan-ocehan yang dilontarkan.
Mungga sama sekali tidak mengejar N/k. Tega.
***
"Aku pulang jalan kaki," N/k menghampiri Rahma yang ada diruang tamu kemudian duduk disebelah Mama nya.
"Iya, terus?" Tanya Mama N/k yang masih fokus pada layar Laptop.
"Mama kenapa nggak jemput aku?"
"Ya mana Mama tau. Kamu di telfonin nggak aktif,"
N/k menatap sinis Mama nya sambil berdecak pelan.
"Lagian kamu juga nggak puasa kan? Kalo capek atau haus tinggal minum," Lanjutnya.
"Iya emang, sekarang aku laper. Mama masak apa?"
"Mama masaknya nanti sore, sekalian buat buka puasa. Kamu masak Mie instan aja," Mama N/k berdiri, berjalan kearah kamar nya.
"Et deh"
Lagi-lagi ia berdecak.
***
Saat ini N/k berada dikamarnya sendiri. Ditemani dengan sebungkus Mie instan yang sudah dicampuri bumbu-bumbu dan juga televisi yang menyala.
Cling!
Suara khas dari handphone N/k berbunyi.
Diat : Gimana puasanya, lancar?
Namakamu.a : Kaga.
Diat : Kenapa?
Namakamu.a : Kepo lo
Diat : Besok bukber mau?
Namakamu.a : Gue lagi nggak puasa lo ngajakin bukber. Mending gue makan dirumah.
Diat : Siapa tau besok udahan, N/k
Namakamu.a : Gausah sok tau.
Diat : Tadi pulang sama siapa?
"Sama setan. Asal lo tau aja ya," Gumamnya.
Cukup membaca dan tidak usah dibalas, juga tidak membuat N/k rugi.
Tidak butuh banyak waktu. Ponsel N/k berdering, disana tertera nama Diat.
Oh, ayolah. Saat ini N/k sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun.
***
TBC! C U❤

KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Fanfiction•SILAHKAN BACA• Semoga ceritaku bisa membuat kalian terhibur!