{9} Dia

162 21 0
                                    

"Kapan mau kesini?" Tanya N/k to the point.

"Waalaikumsalam,"

"Yaelah lo!" N/k mulai kesal.

"Terus kapan mau kesini?" Tanya nya lagi.

"Nanti gue kabarin ,bawel amat lo!"

"Pokoknya Minggu besok, lo harus udah disini. Nggak mau tau gue!"

Setelah itu, N/k memutuskan sambungan telefon tanpa menunggu jawaban dari orang diseberang sana.

"Lo selalu ngabarin Dia tiap jam?" Tanyanya.

Tatapan N/k beralih menatap seorang yang ada disebelahnya.

"Kenapa lo? Nggak suka apa gimana?" Seru N/k.

"Kapan sih, lo ngejawab gue tanpa marah-marah?"

"Suka-suka gue lah. Repot banget!" Nada bicara N/k semakin tinggi.

"Gue udah bilang kan sama lo, kalo gue suka sama lo. Mana mungkin sih gue diem aja ngeliat lo yang setiap jam selalu ngasih dia kabar?"

"Setiap lo nelefon dia, nggak cuma 5-10 menit. Bisa setengah jam atau bahkan lebih,"

"Kebanyakan cewek, mau nya dingertiin mulu. Tanpa mau ngertiin perasaan orang lain,"

"Ganti posisi, mau? Lo jadi gue, dan sebaliknya. Gue yang jadi lo,"

"Sama aja nas--"

"Sekarang gini, gue tanya sama lo. Kapan lo bilang kalo lo suka sama gue? Apa pernah lo nyatain cinta ke gue?" N/k sengaja memotong. Dengan lancang ia berkata seperti itu di depan Diat.

"Gue kay--"

"Apa lo pernah bilang ke gue kalo lo suka sama gue?" N/k memotong pembicaraan Diat yang kedua kali.

"Dari tadi lo ngomong terus. Lo nggak mikir? Setiap gue ngabarin Dia. Lo selalu marah dan habis itu lo cuek ke gue. Lo nggak nganggep gue. Apa lo nggak mikir kesitu?"

"Karena gu--"

"Dan seenaknya lo. Lo bilang kalo gue mau nya di ngertiin terus. Sekarang lo mikir lah. Lo ngertiin gue aja nggak!"

"Setiap gue jalan sama Bunga. Apa lo nggak pernah marah ke gue? Apa lo nggak pernah ngambek ke gue?"

Mereka berdua tidak ada henti-hentinya memperdebatkan masalah kecil.

Hingga, Diat lah yang memulai untuk meminta maaf.

"Damai aja, ya?" Ucapnya. N/k mengangguk.

"Gue.. Minta maaf, nggak seharusnya gue kaya tadi. Nggak seharusnya gue ngejawab lo mulu."

"Harusnya, gue nggak usah buang-buang waktu buat ngadepin hal sepele. Kaya tadi,"

"Harusnya, gue langsung minta maaf, setelah gue ngomong sama lo, sampai buat lo naik darah. Buat lo emosi. Kaya tadi,"

"Sekali lagi, gue minta maaf. N/k,"

N/k mengangguk, kemudian tersenyum tipis.

"Sekarang, lo udah ngerti kan? Kenapa gue marah kaya tadi. Itu, tanda kalau gue Cemburu. Gue iri sama Dia."

"Dan sekarang. Mulai jam ini, menit ini, detik ini. Lo harus mau jadi milik gue!"

Mata N/k membulat sempurna.
Bukan ini yang N/k mau. Memang, sudah lama N/k menjalin hubungan pertemanan dengan Diat. Mereka saling memiliki perasaan yang sama. Yaitu, menyukai satu sama lain.

N/k sama sekali tidak mengharapkan Diat. Hanya saja, kata Suka itu lama-kelamaan menjadi kata Cinta.

Ayolah, Diat. Yang N/k harapkan adalah Mungga.

Iya! Bagi N/k, menurutnya Mungga jauh lebih dewasa dibanding seseorang yang ada didepannya ini, Diat.

Jauh lebih tahu apa yang diinginkan perempuan.

Jauh lebih mengerti keadaan perempuan.

Intinya, N/k lebih memilih Mungga dibanding Diat.

Lalu bagaimana N/k harus menjawab apa yang dikatakan Diat?

Tidak mungkin N/k menolaknya.
Lebih tidak mungkin kalau N/k menerimanya.

"Gimana sama Bunga, nanti?" Akhirnya N/k tidak kehabisan akal.

"Gam--"

"Urusin dulu ya. Gue nggak mau kalo gue sama lo nyatu, tapi lo sama Dia juga masih nyatu,"

"Gue sama dia nggak ada hubungan apa-apa N/k," Nada bicara nya sedikit menurun.

"Iya, udah terserah. Yang penting lo belum bisa dapetin gue,"

"Satu lagi. Lo nggak usah berharap kalo gue bakal nerima lo, setelah lo nggak ada hubungan sama Bunga."

"Itu belum tentu," Lanjutnya. Kemudian N/k pergi dari Kolam Renang.

Tidak. Jangan berfikiran kalau N/k dengan Diat berenang. Karena mereka ingin mengunjungi tempat yang sudah mereka kunjungi.

Dan, pilihannya adalah Kolam Renang. Kebetulan sudah sangat lama N/k tidak mengunjungi tempat berair itu. Dan Diat menyetujuinya.

TBC!❤

Maaf, karena update terlalu lama, atau apalah.



STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang