S -- Senin

475 85 32
                                    

Sehun tidak pernah suka hari Senin. Mengapa?

Simpel saja.

Senin merupakan awal dari minggu-minggu melelahkan selanjutnya. Senin juga merupakan hari di mana Sehun selalu memperoleh hal-hal yang tidak mengenakkan untuk dirinya.

Terutama pada pelajaran Pak Siwon yang ganteng tapi garang itu---yang juga terjadi di hari Senin. Sehun benci sekali!

Pokoknya, Senin tidak akan pernah menjadi hari favoritnya. Bagaimana tidak? Setiap hari Senin, ada saja bagian tubuhnya yang mengalami cedera di setiap pelajaran Pak Siwon.

Minggu lalu, pergelangan tangan Sehun yang mengalami cedera karena menangkap bola basket dengan posisi tangan yang salah. Dan sialnya, tangan kanannya yang mengalami hal tersebut dan membuat Sehun kesulitan untuk menulis dalam seminggu penuh.

Sehun tidak akan terkejut lagi jika hari ini ia akan mengalami cedera, entah di bagian tubuhnya yang sebelah mana. Sehun memang payah dalam olahraga.

Priiiit!

"Ayo baris!"

Bunyi peluit yang Sehun hapal sekali asal muasalnya itu mulai menyakiti gendang telinga Sehun. Ia dengan malas menyeret kakinya untuk ikut berbaris dengan yang lainnya.

"Cuaca hari ini cukup bagus, dan sangat bagus untuk kita beraktifitas di luar ruangan." ucap Pak Siwon sembari tersenyum, menampakkan lesung pipinya yang sungguh menawan.

"Jadi, hari ini kita akan melakukan lari estafet. Mudah saja, 'kan? Saya harap tidak ada kejadian aneh-aneh hari ini." sambungnya sembari mengedarkan pandangannya pada murid-muridnya, dan berhenti pada Sehun.

Sehun menundukkan kepalanya, berpura-pura tidak melihat. Sementara teman-temannya yang lain terkikik pelan saat mengetahui apa yang dimaksud oleh Pak Siwon.

"Jongin, tolong ambilkan propertinya di gudang. Ambil tiga buah tongkat."

"Baik, Pak."

Jongin, siswa paling populer dengan badannya yang atletis. Sehun merasa terintimidasi setiap kali berdekatan dengan orang itu. Tak banyak interaksi di antara mereka berdua.

Namun Sehun sadar, hanya Jongin yang tidak menertawainya ketika ia melakukan banyak kecerobohan. Ia hanya tersenyum kecil sembari melihat ke arah Sehun.
Sehun tidak tahu apa maksud dari senyumnya itu, entah justru senyum mengejek atau apa.

"Sementara menunggu Jongin, saya akan membagi kalian menjadi tiga kelompok."

Jadilah kelas ini dibagi menjadi tiga kelompok. Dan Sehun hanya bisa pasrah saat dikelompokkan dengan teman-temannya yang jauh lebih mahir di bidang olahraga. Termasuk salah satunya Jongin.

Huh. Pak Siwon sepertinya suka sekali menyiksanya.

"Semangat, Hun. Jangan bertindak ceroboh dan berhati-hatilah."

Itu Baekhyun. Teman sepermainannya yang sayang sekali tidak berada di dalam kelompoknya. Setidaknya kalau ada Baekhyun, nyalinya tidak akan seciut ini.

"Kau mengejek atau mengkhawatirkanku?" sahut Sehun setengah hati.

Baekhyun memberikan cengirannya, "Well, kedua-duanya."

Sehun mendengus, kemudian menendang betis pemuda yang lebih pendek. "Huh, pergi sana!"

Baekhyun berlari menjauh sembari tertawa-tawa. Tendangan Sehun tidak sakit sama sekali baginya.

Setelah beberapa menit berlalu, Jongin pun datang dengan tiga buah tongkat estafet di tangannya. Pemuda berkulit eksotis itu menyerahkan tongkat-tongkat tersebut kepada Pak Siwon. Kemudian pria itu menjelaskan teknik memegang tongkat estafet yang memenuhi kriteria penilaian sebelum mengarahkan murid-muridnya untuk berdoa.

• Alphabet | Kaihun • | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang