M -- Math [2]

463 96 38
                                    

Jongin benci dengan matematika. Namun, percaya atau tidak, matematika pula lah yang menjadi penghubung antara dirinya dan Sehun.
.

.

.

Warning : (a bit) slow progress story

Length : two shots (2/2)

.

.

.

Keesokan harinya ...

Sehun memantapkan hatinya untuk menghadapi Jongin seperti biasa dan berusaha untuk menghapuskan ingatannya tentang kejadian tadi malam.

Namun sikap Sehun malah menjadi kaku. Dan Jongin menyadari itu.

Setiap Jongin memanggilnya Sehun akan berjengit kaget, agak terlalu berlebihan, mengingat Jongin hanya memanggilnya dengan suara pelan. Tingkah Sehun membuat Jongin heran.

"Sehun, kau kenapa sih? Kaku sekali. Apakah gara-gara aku membaca buku diary-mu? Aku kan sudah bilang, aku baru sempat membaca biodatamu saja. Belum sempat baca yang lainnya."

"Aku tidak apa-apa, kok."

Ck, Jongin bodoh. Bukan gara-gara itu!

"Oke, kau seperti perempuan sekarang."

"Apa katamu?" seru Sehun tak terima dirinya disamakan dengan perempuan.

Jongin menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Bilangnya tidak kenapa-napa, tapi sebenarnya ada apa-apanya."

Sehun tidak menjawab perkataannya, ia hanya mengalihkan pandangannya dari Jongin.

"Atau..., kau memikirkan hal lain?"

Sehun segera menoleh saat Jongin bicara seperti itu. "Hal apa?"

"Menurutmu apa?"

"Jangan membalas pertanyaanku dengan pertanyaan. Bicara yang benar."

Jongin mengerutkan dahinya. "Hey, kau juga membalas pertanyaanku dengan pertanyaan. Apa bedanya?"

"Sudahlah. Lupakan saja. Btw, hari ini mau belajar dimana?" tanya Sehun berusaha mengalihkan pembicaraan mereka yang tidak jelas arahnya.

"Di flatku lah, mau dimana lagi?"

Sehun tergagap, kejadian tadi malam terus-terusan membayanginya.

'Ayolah, Sehun. That's just aㅡfreaking accidentallyㅡlittle kiss! Jangan seperti perempuan.' gerutunya dalam hati saat insiden tadi malam melintas di pikirannya.

"Sehun? Kau tidak mau ke flatku? Baiklah, kita di perpustakaan saja,"

"A-apa? Aku tidak keberatan kok kalau kau mau belajar di flatmu."

"Baiklah."


🍬

Hari demi hari telah berlalu. Tanpa mereka sadari, sudah seminggu lamanya Sehun menjadi tutor pribadi Jongin. Tiga hari lagi, mereka menghadapi kuis yang setiap bulannya selalu diadakan oleh Pak Han yang bertujuan untuk mengevaluasi materi per bab.

Dan hal tersebut merupakan waktu yang tepat untuk melihat keberhasilan Sehun dalam mengajari Jongin dalam seminggu ke belakang.

"Sehun, kepalaku mau pecah rasanya. Bisakah kita istirahat dulu?"

• Alphabet | Kaihun • | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang