Seseorang Dikejutkan Sampai Membiarkan Jiwanya Hampir Pergi
. . .
Kalinda diantar ke kamarnya di lantai dua. Sesampainya di sana, Tika yang saat itu sedang mengganti selimut di ranjang tampak terkejut saat melihat bagaimana penampilan Kalinda yang basah kuyup.
"Apa yang terjadi?" Tika bertanya sambil bergegas mengambil handuk dan membungkus tubuh gemetar Kalinda.
"Nanti saja aku ceritakan," jawab Lila. "Kamu bantu Nona Kalin berganti pakaian, aku akan turun ke bawah untuk membuat minuman hangat."
Tika mengangguk dan menarik Kalinda ke dalam kamar mandi. Gadis itu bergerak cepat, namun wajahnya tetap tenang saat dia membantu Kalinda mengganti pakaian dan mengeringkan rambutnya. Tepat saat Tika membawa Kalinda untuk duduk ke atas ranjang, Lila kembali masuk ke dalam kamar dengan sebuah nampan di tangannya.
"Nona, ayo minum ini lebih dulu." Lila membantu Kalinda untuk memegang cangkir itu. Karena sebelum ini dia merasakan tubuh Kalinda tidak hanya gemetar tapi juga bersuhu cukup rendah, Lila menduga jika Kalinda sepertinya sangat kedinginan. Jadi dia memerintahkan pekerja dapur untuk membuat teh jahe panas untuk membantu Kalinda mengurangi rasa dinginnya.
Kalinda tidak membantah. Gadis itu dengan patuh meminum hampir setengah isi cangkir dan dalam hati mendesah lega. Dia benar-benar kedinginan!
Saat itu, pintu kamar diketuk. Tika baru akan bangkit memeriksa saat pintu sudah lebih dulu terdorong dari luar, dan Awan masuk ke sana. Lelaki itu mendekat ke arah Kalinda agak terburu, ada sisa kecemasan di raut wajahnya.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Awan saat ia duduk di tepi ranjang sambil membuka tas hitam yang barusan dibawanya.
Kalinda tidak langsung menjawab. Gadis itu tampak termenung sejenak sebelum dengan suara serak berkata, "Sudah lebih baik."
"Berbaringlah, aku akan memeriksamu." Awan tidak ingin mengambil risiko hanya karena Kalinda mengatakan bahwa dia sudah merasa lebih baik. Beberapa saat kemudian, setelah Awan memeriksa Kalinda dan memastikan jika tidak ada hal buruk yang akan terjadi padanya, lelaki itu akhirnya dapat menghembuskan napas lega.
Kalinda memperhatikan Awan dalam keheningan saat dia kembali bersandar di kepala ranjang. Gadis itu tidak berbicara, dan diam-diam hanya menghabiskan teh jahenya sambil menatap Awan dalam diam.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Suara Awan agak kesal saat menanyakan hal itu.
Kalinda menyerahkan cangkirnya yang sudah kosong pada Lila. Gadis kecil itu sekali lagi memandang Awan agak lama seolah sedang menilai, sebelum menjawab, "Kalin tidak tahu pasti," katanya. "Kak Ganes tiba-tiba datang dan hanya melemparku begitu saja ke dalam kolam."
"Kamu tidak bisa berenang?"
Kalinda diam tidak menjawab.
Melihat gadis itu hanya diam saja, Awan mengira dia masih takut dengan kejadian tadi. Lelaki itu lantas menatap Lila dan Tika, tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan marah. "Lalu apa yang kalian lalukan?! Jika kalian tidak bisa menjaga Kalin dengan baik, aku bisa meminta Gara menukar kalian dengan orang lain!"
Wajah Lila dan Tika tampak panik. "Tuan, jangan! Saya salah, saya benar-benar mengaku salah." Lila berbicara dengan matanya yang basah. "Saya tidak bisa berenang, saya sungguh menyesal tidak dapat menyelamatkan Nona Kalin saat itu."
Dibandingkan Lila, Tika masih dapat menahan emosinya. Gadis itu menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa.
Awan mendengkus sebagai jawaban. Lelaki itu biasanya sangat lembut dan ramah, tapi saat ini penampilannya benar-benar keras. Seolah apa pun alasan yang dikatakan Lila dan Tika, Awan tidak akan mau mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Seribu Bulan ✓
RomanceKalinda yang akan dinikahkan dengan kerajaan musuh tiba-tiba dibunuh dan saat dia membuka mata kembali, jiwanya berada di masa depan dalam tubuh seorang gadis kecil berusia 11 tahun yang baru saja dijual. Kini dia harus mencari alasan kenapa jiwanya...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi